webnovel

Anggel Ke Kantor Arvan

Anggel mau tak mau, harus pergi ke tempat Arvan. Lelaki yang dia anggap jahat. Lelaki yang di anggap sebagai penyebab kematian Rossa saudari sekaligus sahabatnya.

'Ok baiklah, jika begitu saya akan tetap pergi Mona. Supaya saya dapat gajian dan banyak uang," ucapku dengan tersenyum.

"Kau pergi naik apa Anggel?" tanya Mona dengan tersenyum.

"Palingan saya naik ojek online," jawab Anggel dengan tersenyum.

"Kau jangan naik Ojek online Anggelku sayang, alangkah baiknya jika ingin sampai terlebih dahulu. Kamu naiklah Taksi ini aku berikan uangnya," ungkap Mona dengan memberikan uang sebanyak seratus ribu rupiah.

Anggel langsung memesan Taksi, Anggel langsung menaiki Taksi. Dari mall menuju kantor Arvan.

Anggel nggak mau membuat Mona cemas dan khawatir, Anggel tidak mau sahabat baiknya tersebut kecewa. Karena Anggel ingin sukses dan menjual mobil yang banyak. Supaya dirinya dapat gajian dan mendapatkan bonus yang sangat banyak, dia juga tidak ingin mengecewakan Mona sahabat baiknya yang selama ini telah membantunya.

Setibanya di kantor Arvan, Anggel langsung masuk menemui Sekretaris Arvan Anita.

"Permisi saya adalah Anggel, saya ingin bertemu dengan Ibu Anita. Saya ingin janji temu," ucap Anggel dengan sangat ramahnya.

"Sebentar Ibu, saya tanyakan Ibu Anita dulu iya. Mohon menunggu sebentar iya,' ucap Resepsionis tersebut dengan sangat ramahnya.

Anggel harus menunggu lama sekali, setelah kurang lebih menunggu dua puluh menit. Anggel di persilahkan oleh Resepsionis untuk menemui Anita.

Anggel langsung segera bangkit, dan mengetuk pintu ruangan Anita.

"Permisi Ibu Anita, saya adalah Anggel," ucap Anggel sambil mengetuk pintu.

"Iya Ibu Anggel, silahkan masuk Ibu. Silahkan Ibu,' ucap Anita dari dalam.

Anggel dengan penuh percaya diri, langsung menemui Anita. Anita mempersilahkan Anggel untuk duduk.

'Silahkan duduk Nona Anggel," ucap Anita dengan tersenyum.

'Terima kasih banyak Ibu Anita,' ucap Anggel dengan tersenyum.

"Niat kedatangan saya adalah, saya ingin meawarkan mobil untuk saya jual. Dapatkah saya bertemu dengan Pak Arvan,' ucap Anggel dengan sangat sopan.

"Iya Nona Anggel, saya sudah mengetahui dari Mona kawan baik saya. Mari saya antarkan," ucap Annita dengan sangat ramhnya.

Anggel mengikuti langkah kaki Anita, dengan sangat gugup dia melangkahkan kakinya di ruangan kerja Arvan.

Arvan sangat sibuk sekali, Arvan sedang mengerjakan laporan yang sangat penting sekali.

" Pak Arvan maaf ganggu waktunya, saya ngin memperkenalkan Anggel dengan Bapak Anggel ingin menawarkan mobil keluaran terbaru," ungkap Anita menjelaskan.

"Ok Anita, kamu boleh pergi. Silahkan tinggalkan kami berdua saja,' titah Arvan dengan tersenyum.

Anita akhirnya pergi meninggalkan Anggel bersama Arvan. Sedangkan Anggel rupanya sangat gugup. Masalahnya dia tak terbiasa, berandan seperti seorang wanita sekali pun dia adalah seorang wanita.

Langkah kaki, Anggel seperti sulit untuk melangkah. Masalahnya Anggel mengenakan sepatu hak tinggi.

Arvan yang melihat Anggel, sontak sangat kaget dan terkejut. Karena Anggel terlihat sangat cantik, manis, elegan dan mempesona.

Arvan akhirnya mempersilahkan Anggel untuk duduk, Arvan sangat ramah sekali.

Anggel rupanya begitu berhati-hati, untuk melangkahkan kakinya. Menuju kursi tempatnya duduk, karena Anggel merasa tidak nyaman dengan wedges dan dress yang telah Anggel kenakan.

Karena kesusahan untuk melangkah, Anggel akhirnya terjatuh dan kakinya terkilir.

"Akh....!' pekik Anggel yang sangat kesakitan karena terkilir.

Arvan akhirnya menggendong tubuh mungil Anggel, Arvan mengurut dan mengobati kaki sakit Anggel yang terkilir.

"Kamu diam, jangan memberontak seperti itu. Aku akan mengobati lukamu," ucap Arvan dengan tersenyum.

Tetapi pikiran Anggel, rupanya tak dapat berpikir jernih. Anggel masih saja bersikap waspada kepada Arvan. Dia tak mau Arvan mengambil kesempatan di dalam kesempitan.

"Sudahlah Pak Arvan, saya dapat mengobati luka saya sendiri. Biar saya saja yang mengobati dan mengolesinya,' ucap Anggel dengan tersenyum.

'Ya ampun Nona Anggel, Nona Anggel nggak perlu takut dan khawatir. Saya akan mengambil kesempatan dalam kesempitan,' ucap Arvan dengan tersenyum.

"Dengar iya Nona Anggel, pakaian anda itu sangat seksi dan menggoda. Jika anda berusaha keras untuk mengobati luka anda otomatis bagian anda akan terbuka. Pasti otomatis saya akan melihatnya, tetapi jika saya yang mengobati luka anda. Anda dapt menutupi bagian atas dress anda," ucap Arvan dengan tersenyum menggoda.

Setelah Anggel meresapi apa yang di katakan oleh Arvan ada benarnya? Arvan tak mungkin berbuat-buat yang tidak-tidak. Anggel akhirnya menutup bagian atas dresnya, sedangkan Arvan mengobati dan mengolesi luka kaki Anggel.

Arvan nampaknya begitu sangat telaten dan perhatian, begitu perhatian dan telaten di saat memijit dan mengurut kaki Anggel.

Tatkala Anggel di pijit dan di urut, Anggel teringat akan Rossa. Karena tatkala pulang ke rumah, kaki Anggel kala itu sedang sakit, terjatuh dan terkilir akibat kakinya yang terjatuh akibat proses syuting pemotretan.

"Rupanya anda begitu lihai sekali dalam memijit dan mengurut saya, apakah anda juga begitu lihai dalam memijit dan mengurut mantan kekasih anda?" tanya Anggel dengan nada mengejek sambil menatap Arvan dengan sangat sinisnya.

Sementara Arvan sangat bingung sekali, dengan apa yang di tanyakan oleh Anggel? Karena Arvan sama sekali belum pernah memijit wanita. Selain almarhuma Ibunya dan Anggel. Bahkan memijit dan mengurut Rossa pun tak pernah.

'Saya sama sekali nggak paham dan mengerti dengan jalan pikiran anda, saya hanya pernah memijit dan mengurut dua wanita di dalam hidup saya. Yaitu anda dan Ibu saya yang telah meninggal dunia," jawab Arvan dengan tersenyum.

Sementara Anggel, sontak sangat tak percaya dengan apa yang di katakan oleh Arvan? Karena menurutnya lelaki tak dapat di percaya. Lelaki itu semuanya berdosa dan berbohong.

"Ok Pak, terserah Bapak saja. Mohon di lihat dulu, saya menjual mobil. Tolong di beli dan dilihat dulu. Ini ada mobil yang paling bagus dan mewah," ucap Anggel dengan tersenyum ramah.

Anggel harus dapat meredamkan egonya, intinya dia harus berjualan mobil satu unit juga nggak ap-apa. Asalkan Anggel dapat mendapatkan gaji dan bonus yang sangat banyak guna pengobatan Rissa, Rissa yang kini sedang menderita penyakit kangker otak.

"Mobil mana yang paling bagus dan mahal Nona Anggel?" tanya Arvan dengan tersenyum manis.

"Mobil yang berwarna Silver, biru langit, kuning, merah dan hjau. Semua ini adalah mobil yang paling bagus Pak Arvan,' jawab Anggel dengan tersenyum yang sangat ramah sekali.

'Ok saya pesan lima, saya beli lima. Wrna merah untukkmu, saya akan transfer sekarang. Ke mana saya harus transfer?" tanya Arvan dengan tersenyum.

"Bapak bisa transfer ke nomor rekening ini," jawab Anggel dengan tersenyum.

"Ok Nona Elsha sudah saya transfer, saya sudah kirim yang warna merah untuk di kirim ke rumah anda. Jadi anda dapat bekerja dengan baik,' ucap Arvan dengan tersenyum.

Sedangkan Anggel sangat binging, kenapa harus dia juga di belikan mobil oleh Arvan. Apalagi Anggel sedang sangat membenci Arvan.

Sedangkan Rossa, yang melihat Anggel dan Arvan hanya berkata kepada Anggel jika Arvan adalah orang yang sangat baik. Anggel di suruh oleh Rossa untuk membuka hatinya untuk Arvan.

"Anggel ketahuilah Arvan adalah pemuda yang sangat baik sekali, bahkan aku yang telah menyakiti dan mengecewakan Arvan. Bukalah hatimu untuk Arvan Anggel,' bisik Rossa di telingga Anggel.

Anggel sangat merinding, dia mendengar suara Rossa tepat di telingganya, sontak wajah Anggel menjadi pucat pasi.

Bersambung.