webnovel

Amarah Aliya Kepada Anggel

Ridwan yang melihat Anggel di dorong oleh Monalisa, segera menghampirinya.

Ridwan sangat panik sekali, tatkala melihat Anggel sangat kesakitan di bagian kakinya.

"Akh.... sungguh sangat sakit sekali!" pekik Anggel yang merasakan sangat kaki sekali pada bagian kakinya.

"Anggel kamu nggak apa-apa kan? Aku sangat khawatir sekali Anggel," tanya Ridwan dengan sangat panik sekali.

Akhirnya Ridwan dengan sangat panik, membawa Anggel ke ruangan uks di kantornya. Ridwan dengan penuh perhatian memijit dan mengurut kaki Anggel, bahkan Ridwan juga meniup kaki Anggel yang kesakitan.

Aliya yang melihatnya sontak saja terbakar api cemburu, sontak saja Aliya melarang dan mencegah Ridwan untuk memijit dan mengurut kaki Anggel.

"Sungguh sangat menyebalkan, seharusnya yanag di perhatikan itu aku. Bukan Anggel gadis yang sangat menyebalkan itu, aku sangat membenci Anggel yang murahan sama dengan Rossa. Mereka berdua itu wanita perebut dan penggoda," keluh Aliya di dalam hati.

"Aliya aku ada di sini?" tanya Ridwan dengan masih setia memijit kaki Anggel.

"Iya Ridwan, seharusnya kamu nggak di sini. Seharusnya kau sedang memegang kamera kamu. Kamu seharusnya memotret para model kita, biar aku saja yang menjaga Anggel kau lakukan kerjamu. Kasihan para model menunggu," ucap Aliya dengan tersenyum sinis.

"Ok Aliya, kalau begitu aku titip Anggel iya. Aku akan kembali bekerja," ucap Ridwan sebelum meninggalkan mereka berdua di uks.

Setelah Ridwan pergi, Aliya langsung menegur Anggel untuk bekerja saja secara baik dan benar. Jangan kecentilan dengan Ridwan.

"Anggel saya peringatkan untukmu, kamu bekerjalah dengan baik di sini. Jangan keganjenan dan kecentilan!" titah Aliya dengan tatapan mengerikan.

Anggel merasa heran dan bingungh, karena Anggel sama sekali tidak kecentilan maupun keganjenan dengan siapa pun? Dengan penuh amarah, Aliya meninggalkan Anggel seorang diri di uks tersebut.

Rino dan Roni sanagt panik sekali, mereka berdua langsung menghampiri Anggel.

Mereka berdua sangat panik sekali, akan kondisi Anggel yang terkilir kakinya.

"Ya ampun Anggel sayang, kakimu terluka dan terkilir seperti ini. Seharusnya kau bales nenek sihir Monalisa itu, kau bisa jambak rambutnya. Atau kau tampar saja wajahnya yang sok cantik dan imut itu,' ucap Rino dengan sangat marah sekali.

"Sudahlah tak perlu berlebihan seperti itu, kasihan jika aku harus menampar dan menjabak rambutnya. Aku sungguh nggak tega," ucap Anggel dengan tersenyum.

"Jika aku jadi kau, aku pasti akan menyiram wajahnya dengan air cuka. Aku nggak suka akan kelakuannya kepadamu, Gimana kalau kita beri pelajaran?" usul Roni dengan menatap Anggel.

"Sudah jangan, kejahatan jangan di balas dengan kejahatan. Aku nggak mau menambah masalah, karena yang aku mau adalah bekerja sebaik mungkin,"ucap Anggel dengan tersenyum.

Setelah kepergian Rino dan Roni dari ruanagan UKS. Anggel yang sedang tertidur, merasa ada yang mengelus rambutnya. Rupanya itu adalah arwah Hantu Rossa.

"Aku berjanji, aku akan menjagamu Anggel. Aku kan menjaga kau dan Rissa, aku sungguh menyayangi dan mencintai kalian berdua. Aku akan membalaskan orang-orang yang menjahatimu Anggel,' ucap Rossa dengan mengecup kening Anggel.

Rino dan Roni, rupanya ingin sekali membalas perbuatan Monalisa yang sudah membuat kaki Anggel terkilir.

Rino memasukan obat pencahar, atau obat sakit perut. Sedangkan Roni sedang melihat kondisi sekitar. Setelah minuman tersebut di minum oleh Monalisa. Monalisa sangat merasakan perutnya yang sakit sekali, Monalisa langsung menuntaskan hajatnya. Padahal sudah dua jam dia di dalam toilet. Dia masih belum puas, dia masih sangat ingin buang air besar.

Rupanya Rossa, sebagai hantu sangat usil juga iya. Lampu kamar mandi sermuanya dia bikin mati. Sontak saja Monalisa yang berada di dalam toilet sangat ketakutan.

Makanya dia sangat buru-buru ke luar, ke luar dari dalam toilet. Ketika di akeluar, lampu menyalah semua. Ketika dia ingin mencuci tangan di westafel, westafel tersebut airnya mengeluarkan darah.

Ketika dia melihat cermin, ada Rossa. Dengan tampang yang sangat menyeramkan dan mengerikan. Tampang Rossa, sangat hancur sekali. Melebihi apa pun itu. Wajah yang Rossa tampakann adalh wajah yang hancur mengerikan penuh darah. Selain itu pakain yang Rossa kenakan penuh dengan darah. Sontak saja, Monalisa yang melihat hal tersebut sangat ketakutan.

Monalisa belari bagai orang gila, dia menghampiri Emily. Emily juga sangat khawatir dan cemas akan kondisi dari Monalisa.

"Monalisa kau kenapa? Kamu sudah seperti orang gila Monalisa sayang," tanya Emily dengan penuh kekhawatiran dan kecemasan.

"Aku melihat Rossa di toilet, sungguh sangat menyeramkan dan mengerikan sekali. Aku sangat takut Emely," ucap Monalisa dengan menangis dan memeluk Emily.

"Sudahlah Monalisa sayang, mungkin kau salah lihat karena kecapean sayang. Sebaiknya kita ke tempat pemotretan,' titah Emily dengan tersenyum.

Monalisa langsung melakukan pemotretan, setelah selesai melakukan pemotretan Ridwan langsung pergi meninggalkan Monalisa dan Emily.

"Saya permisi dulu Monalisa dan Emeli," ucap Ridwan dengan tersenyum.

Setengah berlari Ridwan menuju ruangan Anggel, Ridwan menghampiri Anggel keberadaan Aliya. Karena Ridwan sama sekali tak melihat Aliya.

"Anggel di mana Aliya? Apakah dia tak menjagamu dengan baik tatkala aku meninggalkanmu?" tanya Ridwan dengan penuh rasa khawatir.

Dengan terpaksa Anggel berbohong, jika dia berkata sejujurnya. Dia takut Aliya marah kepadanya. Anggel sangat yakin sekali, jika Aliya cemburu kepada Ridwan dan dirinya.

"Aliya sangat menjagaku, kamu nggak usah khawatir dan cemas. Aku nggak apa-apa Ridwan, mungkin Aliya sangat sibuk sekali. Makanya dia keluar terburu-buru," ucap Anggel dengan berbohong.

"Sekarang bagaimana kakimu?" tanya Ridwan dengan tersenyum.

"Masih sangat sakit sekali, kakiku sakit sekali. Tetapi aku masih kuat berjalan," jawab Anggel dengan meringis kesakitan.

Akhirnya Ridwan mengantarkan pulang Anggel, Ridwan dengan penuh perhatian menggendong tubuh mungil Anggel.

Sedangkan Aliya sangat marah dan cemburu sekali, yang melihat Anggel dan Ridwan semesra itu.

"Dasar wanita murahan, dia sama sekali dengan saudarinya Rossa yang sangat murahan. Ridwan adalah milikku tetapi mereka berdua merebutnya. Aku nggak boleh kecolongan seperti Rossa. Sepertinya aku harus memberi pelajaran kepada Anggel," ucap Aliya dengan penuh amarah dan emosi.

Sementara arwah Rossa sangat marah sekali, tatkala Aliya menghinanya dan saudarinya Anggel. Apalagi tatkala dia tau jika Aliya berniat mencelakai Anggel.

"Kurang ajar kau Aliya, karena sudah berani menghinaku dan saudariku. Aku akan membalas kau, jika kau sudah berani kurang ajar kepadaku dan saudariku. Apalagi jika kau berani mencelakai Anggel,' ucap Rossa yang mendorong tubuh Aliya.

Otomatis tubuh Aliya yang di dorong oleh Rossa. Hingga kebentur tembok. Sehingga kening Aliya benjol.

Aliya merasa sangat ketakutan dia merasa dia hanya sendiri. Mana mungkin ada yang mendorong tubuhnya.

Karena dia merasa ada yang mendorong tubuhnya, tetapi dia tak tau siapa?

Bersambung.