webnovel

Rainata

Dia, gadis pencinta hujan namun sangat takut dengan suara petir Dia, sangat menyukai langit hingga pernah bermimpi memiliki sayap untuk bisa terbang bersama burung-burung melintasi cakrawala di atas sana Dia, mencintai pantai menyukai setiap deburan ombaknya ketika ombak tersebut menabrak karang Dia, sosok yang menggilai semua hal akan pantai seperti Kerang dan Mutiara Dia, hampir menghabiskan sebagian waktunya duduk dibawah pohon besar dibelakang rumahnya mengagumi sosok matahari yang selalu menyinari tanpa meminta balas apapun juga Dia adalah Rainata, sosok gadis yang penyayang, lemah lembut, ceria, periang, tomboy, jago beladiri, dan rajin berolahraga, tak heran jika body yang dimilikinya ramping bak model dengan wajah yang berparas cantik, hingga membuat dirinya selalu dipuja oleh kaum lelaki, tak jarang kaum lelaki yang secara terang-terangan menyatakan cinta di depan umum kepadanya. Namun tak ada satupun yang tahu bahwa sosok Rainata sangat takut akan Jatuh Cinta karena 1 alasan di masa lalunya yang pernah ia alami di dalam kehidupannya dahulu Dia, Rainata yang terbiasa sendirian, yang terbiasa hidup tanpa kasih sayang dari kedua orang tuanya.

Narria_vivi · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
395 Chs

352. Tiada Hari Tanpa Kejutan

Rain menunggu Gevan di depan teras rumahnya, waktu sudah hampir pukul 06.50 WIB, namun Gevan belum juga datang. Apakah Gevan kesiangan?

Baiklah ia akan coba telepon Gevan,

Baru saja ia akan menekan tombol panggil, sebuah mobil berhenti di depan rumahnya, ah itu pasti Gevan, ia langsung keluar rumah, dan benar saja ia mendapati ada Gevan di dalamnya, Gevan membuka kaca mobilnya.. Namun di kursi samping kemudi ada Juna juga. Wah... Pantas saja sampainya lama, Gevan menjemput Juna juga kah? Atau Juna yang kerumah Gevan?

"Masuk sayang, di kursi tengah ya... Ini si Juna ikut berangkat bareng." ucap Gevan mempersilahkan Rain masuk, karena Rain masih terdiam di tempatnya, tak bergerak sama sekali.

"Eh? Iya Gevan..." sahut Rain pelan, langsung beranjak dari posisinya dan masuk ke mobil Gevan dan menduduki kursi tengah.

"Siap sayang?" tanya Gevan sekali lagi.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com