webnovel

Rainata

Dia, gadis pencinta hujan namun sangat takut dengan suara petir Dia, sangat menyukai langit hingga pernah bermimpi memiliki sayap untuk bisa terbang bersama burung-burung melintasi cakrawala di atas sana Dia, mencintai pantai menyukai setiap deburan ombaknya ketika ombak tersebut menabrak karang Dia, sosok yang menggilai semua hal akan pantai seperti Kerang dan Mutiara Dia, hampir menghabiskan sebagian waktunya duduk dibawah pohon besar dibelakang rumahnya mengagumi sosok matahari yang selalu menyinari tanpa meminta balas apapun juga Dia adalah Rainata, sosok gadis yang penyayang, lemah lembut, ceria, periang, tomboy, jago beladiri, dan rajin berolahraga, tak heran jika body yang dimilikinya ramping bak model dengan wajah yang berparas cantik, hingga membuat dirinya selalu dipuja oleh kaum lelaki, tak jarang kaum lelaki yang secara terang-terangan menyatakan cinta di depan umum kepadanya. Namun tak ada satupun yang tahu bahwa sosok Rainata sangat takut akan Jatuh Cinta karena 1 alasan di masa lalunya yang pernah ia alami di dalam kehidupannya dahulu Dia, Rainata yang terbiasa sendirian, yang terbiasa hidup tanpa kasih sayang dari kedua orang tuanya.

Narria_vivi · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
395 Chs

208. Pengganti Arkan

"Gevannn!!!!" teriak Rain dari dalam kamar mandi.

Gevan yang dipanggil dengan teriakan begitu tentu saja terkejut, ia segera menutup buku diary Rain dan menaruhnya di tempatnya tadi.

"Ya? Kenapa sayang?" sahut Gevan seakan - akan tidak terjadi apa - apa.

"Gak ada Gevan, aku mandinya masih lama loh, maaf ya? Tunggu sebentar lagi gak apa kan?" tanya Rain lagi dengan berteriak dari dalam kamar mandi sana.

"Gak apa sayang, aku tungguin kok disini, santai aja mandinya." sahut Gevan juga ikut berteriak agar Rain mendengar suaranya.

Setelahnya tidak ada jawaban lagi dari Rain, hanya suara guyuran air yang dapat Gevan dengar.

Gevan mengelus dadanya merasa lega, hampir saja ketahuan bahwa ia sedang membaca buku diary Rainnya.

Gevan mengambil buku diary itu lagi, dan membaca lembar keenam. Gevan masih belum kapok mematahkan hatinya sendiri.

Dear Arkan,

I Love you... Kamu tahu? Aku juga mencintaimu,

Tapi aku tak sanggup mengatakannya,

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com