"Hei cantikku, kenapa senang banget sih nunduk? Apa lantai itu jauh lebih menarik daripada wajahku? Jangan nunduk lagi, nanti aku tidak bisa melihat kecantikan wajahmu Rain." ucap Gevan dengan nada santainya. Tapi di dalam hatinya ia tidak sesantai itu. Ia malah merasa gugup berbicara seperti ini. Ada apa dengan dirinya ini? Kenapa semenjak kenal Rain ia selalu menjadi bucin? Sepertinya otak Gevan sedikit bergeser.
"Ah... tidak kok Gevan, aku hanya sedang tidak ingin memandang wajahmu saja." ucap Rain sejujur - jujurnya. Sebenarnya ia malu mengatakan ini, tapi apa dayanya? Ia harus tetap mengatakannya, daripada ia berbohong nanti malah ketahuan kan? Ia tak mau ribut lagi dengan Gevan. Ia harus menjaga suasana hatinya agar jawabannya untuk nanti sore tidak berubah.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com