Bagi banyak orang saat ini, siapa pun yang bermain di belakang Riuz adalah hal yang sangat disayangkan. seakan semua sia sia, Riuz sudah menunjukkan bakatnya yang sangat luar biasa. jadi bagi kontestan lain mungkin sangat percuma.
Para juri dan guru sudah terbiasa makan nasi yang tidak enak. Tiba-tiba ada kelezatan dari pegunungan dan laut. Sebelum sempat mengenang, tiba-tiba muncul nasi goreng dengan telur. Pemandangan indah seperti ini pasti akan bikin para juri memikirkan siswa yang akan berpartisipasi berikutnya. Sangat benci, jijik!
Kemudian, skor yang pada akhirnya akan dia dapatkan sama suramnya dengan yang dibayangkan.
Mata Riuz yang menatap Dika juga penuh dengan desahan dan penyesalan.
Kembali ke kursinya, melihat punggung Dika selangkah demi selangkah, dia hanya bisa menggelengkan kepalanya dan menghela nafas, "Tampaknya satu-satunya bibit di Sekolah Menengah Bauhinia memang kehidupan kecap."
Mata banyak orang tertuju pada Dika.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com