webnovel

Rahasia Emas

Aku terjebak di sebuah penjara yang sangat misterius, mencari sebuah rahasia disana. Demi penyelamatan diri"

Lunamori_Story_26 · Seram
Peringkat tidak cukup
15 Chs

_7_

Hari ini, aku terbangun dan terkejut melihat makuna ada disampingnya, dan Rui mendekap di sebelahnya.

Rasanya hubungan kami semakin dekat akhir akhir ini. "Uhm" Rui menggeliat dan tidak sengaja memegang dadaku. Ugh Walaupun ia laki laki tapi ini terasa sedikit..malu?

_

Makuna asyik tidur sendiri , saat ia melihat makuna rasanya ia semakin cantik apabila ia tidak gila saat ini.

Cantik..

_

Pagi tiba aku bersiap setelah ke kamar mandi, hari ini akan ada upacara tahunan yaitu pencabutan kuku.

Entah mengapa itu selalu dilaksanakan rutin, kuku kuku itu dicabut dan dibawa pergi entah kemana.

Setiap sel penjara akan dibawa seluruh isinya setidaknya satu sel satu orang.

Aku segera berangkat dan membuka sel penjara. Sebelum itu Rui hanya menatapku sambil tersenyum. Wah benar benar cantik sekali dah .."

"Semoga cepat kembali ya..?"

"Iya"

_

aku segera pergi mengikuti rombongan barisan lelaki yang datang. Ada juga beberapa perempuan karena beberapa sel berisi perempuan.

Mereka terlihat ketakutan seperti biasa , anehnya aku sama sekali tidak ketakutan. Entah karena sudah sering melakukan ini.

Ataupun karena..aku sama sekali tidak punya rasa takut..

Aku berdiri di rombongan lain, kemudian melihat satu persatu orang yang maju dan dipaksa dipotong jarinya oleh penahan polisi.

Aku benar benar yakin mereka adalah boneka, tetapi kenapa mereka bisa dikendalikan sebaik itu. Kenapa mereka ada disini. Sangat canggih dan aneh.

_

"Ugh...jangan jariku!!" seru seseorang didepanku. Dia sangat ketakutan ketika jarinya hampir terputus karena benda itu. Tetapi polisi yang bertugas hanya memandang datar dan segera memaksa jarinya putus.

Klak..

"Akh..sa..sakit" rintih nya ia memegang tangannya yang berdarah berusaha menahan agar darahnya tidak tumpah terlalu banyak.

Brak

Dia didorong kemudian polisi itu menyuruh selanjutnya. Aku menatap dirinya dengan datar.

Lemahnya kalian,..Polisi itu memegang tanganku. Aneh ya , biasanya orang akan ketakutan ketika akan kehilangan anggota tubuh..

Tetapi perasaan yang sudah biasa ini, ternyata benar cermin itu adalah kebenaran, bahwa diriku adalah seorang "pembunuh bayaran"

Klak

Aku tidak berteriak , tidak itu bahkan tidak kerasa. Polisi itu mematahkan jariku dengan keras dan perlahan darah muncul dan membasahi sepatuku.

Aku hanya memegang jariku, palingan tumbuh lagi. Kemudian pergi.

Bisa kulihat orang orang melihat ku dengan tatapan takut. Apanya sih?

Begini doang, kenapa harus sakit?...

_

Saat pulang , aku tidak melihat rui. Aku membuka pintu penjara, hanya ada makuna yang asyik tidur.

Lalu aku masuk dan mencari Rui, tetapi oh ...aku menemukan bercak darah!

Mataku serasa mengelap kemudian menarik makuna dengan kasar serta menghempas nya ke dinding.

Makuna langsung membuka matanya dan berbicara tidak jelas.

"Uh.uh..yo.hu.." serunya polos,

aku semakin marah, apa ia yang membunuh Rui. Benar ia adalah orang yang berpotensi paling besar membunuh Rui.

Aku mengutuknya saat itu juga,

"Dasar wanita gila, mana Rui!!"

Makuna terlihat ketakutan mata birunya melihat dengan memelas seolah memberitahu kan ia tidak tau apapun .

Aku entah kenapa saat ini aku ingin mengores tangannya. Aku segera melempar batu dan mengambil pecahan yang tajam.

Kemudian aku mengores kepada tangan makuna. Makuna terlihat ketakutan ketika darah mulai menetes.

Namun, aku menangkap tangan makuna dan melemparnya ke dinding.

Dia sangat ketakutan ketika aku menatapnya sangat marah. Tidak pernah aku semarah ini .

"Mana Rui?"

Makuna tetap tidak mau mengaku dan memohon mohon diriku untuk melepaskan dirinya.

Tetapi tidak, aku tetap melakukanya hingga tangan itu mulai berdarah tak berbentuk.

Makuna menangis tiada henti, bahasa bahasa aneh diutarakannya. Benar benar bagaimana Rui bisa mengerti orang gila ini sih!!

_

" ....Ru..Rui..tidak ...t..tau"

Hanya itu yang bisa kudapatkan dari introspeksi tadi. Tapi..kenapa aku sama sekali tidak merasa bersalah saat melukai makuna.

Entah kenapa proses introspeksi tadi terasa sangat familiar, tetapi aku sama sekali tidak dapat mengingatnya..

_

_