dengan lengan kemeja Senja mengusap keringat yang mengucur Raga Dan Ghea juga bersimbah peluh sambil terus mencuci bus sekolah setiap hari Di Gunakan untuk mengantar Menjemput Siswa SMA 03 Jakarta Selatan BUS Bercat kuning kotor dengan Ban Berlumpur dan bagian dalam penuh Bekas makanan
" Gila motor ini kotor Banget Senja mengerutkan keningnya dengan jijik saat menemukan bekas permen karet Di tepi Jendela"
" jangan leha- leha udah mau gelap ini gerutu Raga Sambil membersihkan Kaca Depan.Lahan pakkiran sudah sepi Dan hampir semua murid sudah Pulang"
Senja menghela nafas tidak berhenti mengeluh sembari melakukan Tugasnya sekarang dia tahu Mengapa Pak JOKO memilih ini sebagai hukuman tadinya dia mengira hukuman ini akan lebih Ringan dan Mencuci Bus sekolah ini adalah pekerjaan Yang memakan waktu cukup Lama Dan Tenaga.Tahu begini tadi dia akan mencoba bernegosiasi ke pak Joko
" Udah untung nggak di omelin lebih Lama ! celutuk Raga yang seakan bisa membaca pikiran Senja
Senja mengulurkan lidah nya " Mendingan Di Omelin Berjam - jam dari pada Gue Cuci bus sekolah yang jorok seperti ini
Ghea Bergerak ke sampingnya untuk membantu tiba - tiba berhenti lalu memandang Senja Sejanak Dan tertawa kecil.Raga pun Juga menatap ke arah Senja Dan tersenyum lebar.
" ada apa sih kok kalian tertawa sih ? Senja mengusap wajahnya Dengan Bingung Hal itu Hanya membuat kedua temannya Tertawa lebih keras Senja pun penasaran ia berjalan menuju kaca spion Dan memperhatikan wajah nya sendiri yang terpantul di sana wajah nya terlihat lebih kusam berdebu dan penuh keringat tanpa di sadari nya
Biasanya Senja langsung panik Dan Buru - Buru membersihkan wajah nya tapi ketika menyadari keadaan sekarang basah kuyup dengan peluh ,lelah , kotor ia justru mengejutkan diri nya sendiri
Dengan Tertawa
Raga langsung menyemprotkan percikan air dari selang untuk menggoda Senja dan Senja Berteriak kecil Dia segera melupakan riasan yang hancur untuk membalas Raga dan menarik Ghea Bersamanya mereka bertiga masing-masing memegang Lap saling mengejar saling membantu saling bercanda hingga yang terdengar di pakkiran hanya Suara tawa mereka
Raga memandang sekeliling Dengan Ragu tangannya yang erat menggenggam gitar mulai berkeringat karena gugup melihat orang-orang yang sudah berkumpul di arena sekolah
" Ayolah lah Raga waktu Senja yang merengek memaksanya untuk setuju " terima aja tawaran nya itu kesempatan bagus buat Kamu"
" Gue belum siap Senja Raga menggeleng Dengan alasan standar nya.sebenarnya Raga sudah punya ancang-ancang beberapa lagu ciptaannya dan dia Bukan nya kurang latihan Hanya saja ada satu hal yang di takutkannya"
" apa kamu Demam panggung iya ! tanya Senja sejak kecil Raga tergagap - gagap jika harus tampil di depan banyak orang Dia paling benci kalau tampil Depan banyak orang
Raga agak gelagapan Senja tersenyum dan mendorong Gitar kembali di pangkuan Raga " akan kamu pernah bilang kamu ingin menjadi pemusik yang Hebat Lagu - Lagu kamu itu Bagus tau kamu nggak Bisa selamanya sembunyi begitu Raga Kamu harus mengatasi ketakutan itu.
Raga termenung sedikit kaget melihat betapa Dewasa nya Sahabat nya itu Senja tersenyum lebar merasa sudah menyakinkan sahabat nya itu " kenapa kamu kaget aku bicara kayak gitu ?
mendengar omongan Senja Raga ingin merangkul nya tapi untung saja Raga tidak melakukan nya ! " kamu bakal Datang kan Senja ! nonton Gue tanya Raga
" ya Pastilah gue kan mau lihat sahabat gue jam berapa ! sahut Senja
" jadwal sih pukul sepuluh "
raut wajah senja berubah " Hmm kayak gue nggak Bisa Raga Gue ada cheerleader untuk Tim Basket pertandingan di Mulai pukul sembilan ".
Raga ikut merengut " kalo gitu sih gue nggak mau tampil " waluapun terdengar kekanakan Raga tetap bersikukuh
kok gitu sih Raga cuma gara - gara aku kamu nggak mau tampil ! ayolah ga kamu harus tunjukkan lagu kamu itu ! ayolah Raga demi aku.
" kok kamu sih yang Ribet ?
Senja meletakkan kedua tangan di bahu Raga dengan serius berkata sambil menatap nya dalam - dalam " karena kamu bisa Ga aku yakin kamu bisa "
jadilah Raga menyanggupi begitu saja sekarang dia menyesal tapi sudah terlambat karena acara sudah mulai.
" Raga giliran Lo tinggal 10 menit " Dani menepuk Bahu Raga sesaat sebelum menghilang Di balik tirai panggung Raga melayangkan pandangan sesekali lagi mencari - cari sebuah sosok yang dia harapkan akan datang . tapi yang di lihat hanya Ghea yang melambaikan tangan nya ke arah Raga
" Duh kenapa sih Lo harus maksa Gue ikut sedangkan Lo nggak datang ! ujar Raga dalam hati nya merasa kan keringat mengucur deras di belakang lehernya apa lagi penontonnya banyak
" SEKARANG KITA SAMBUT RAGA ALEXANDER "
tiba-tiba saja namanya Di sebut Dikuti dengan riuh - rendah penonton yang sebagian besar perempuan Raga ingin kabur Tapi Dani sudah menupuk punggung Raga Dan menggiringnya Di atas panggung
Raga duduk sebuah kursi yang di pasang di belakang mifkoron kepalanya yang tertunduk " DUH MATI GUE bisiknya sebelum di mulai jari - jari nya lemas dan basah dengan keringat Dingin
" SENJA LO DI MANA"
jam tangan karet Di lengannya sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat lima menit.Raga sudah naik ke atas panggung padahal tadi nya di kiranya pertandingan basket akan selesai sebelum pukul sepuluh tapi Dengan salah satu anggota tim lawan yang sempat cedera break yang diambil jadi lebih lama.
Dengan panik Senja minggat dari tepi lapangan dan berlari menuju aula sekolah
Raga...Raga Senja berggumam sambil terus berlari menyeruak di antara kerumunan murid - murid berbaju bebas yang memadati tenaga terkuras Habis badannya bersimbah keringat dan rambutnya bau matahari hasil kelamaan terpanggang di lapangan.Duh pasti Raga kecewa kalua Gue nggak datang " hanya itu yang terpikir oleh Senja sepanjang permainan Basket
padahal Raga sudah bisa mengatasi Fobia nya itu untuk Tampil di hadapan umum
Padahal Raga melalukan nya ini Demi Senja
Samar - Samar Senja berjalan melihat Raga yang sedang berjalan memasuki panggung dan ia menyelinap masuk, berjingkat ke kursi penonton paling depan. sekilas dilihat wajah Raga kebingungan , gugup dan kelihatan kelabu seperti sedang sakit Raga tidak menyadari kehadiran Senja yang ada di kerumunan penonton Senja saat cemas takut kalua Raga akan keluar dari panggung atau menyanyi dengan sumbang saking gugupnya Raga
tiba - tiba Senja mempunyai ide berlian untuk memberikan semangat untuk Raga . senja mengacungkan pompom merahnya sekali lagi tinggi - tinggi di udara sebagai penonton mengalihkan perhatian ke arahnya membuat Raga ikut menengok ke arah Senja
Sekarang saatnya Dengan Suara lantang Senja meneriakkan kata - katanya persatu
" AYO RAGA KAMU BISA"
Raga melongo Di tengah panggung untuk sesaat begitu kaget sampai tidak bisa bicara Ditatapnya Senja ada di sini
" AYO RAGA KAMU BISA"
Raga pun tersenyum ada rasa tenang yang menyelimuti ketika dia mulai memainkan pianonya Dan melantunkan liriknya untuk melengkapi nada
SAHABAT JADI CINTA
Bulan terdampar di pelataran
Hati yang temaram
Matamu juga mata-mataku
Ada hasrat yang mungkin terlarang
Satu kata yang sulit terucap
Hingga batinku tersiksa
Tuhan tolong aku jelaskanlah
Perasaanku berubah jadi cinta
Tak bisa hatiku menafikkan cinta
Karena cinta tersirat bukan tersurat
Meski bibirku terus berkata tidak
Mataku terus pancarkan sinarnya
Kudapati diri makin tersesat
Saat kita bersama
Desah napas yang tak bisa dusta
Persahabatan berubah jadi cinta
Tak bisa hatiku menafikkan cinta
Karena cinta tersirat bukan tersurat
Meski bibirku terus berkata tidak
Mataku terus pancarkan sinarnya
Apa yang kita kini tengah rasakan
Mengapa tak kita coba 'tuk satukan
Mungkin cobaan untuk persahabatan
Atau mungkin sebuah takdir Tuhan
Tak bisa hatiku menafikkan cinta
Karena cinta tersirat bukan tersurat
Meski bibirku terus berkata tidak
Mataku terus pancarkan sinarnya
Apa yang kita kini tengah rasakan
Mengapa tak kita coba 'tuk satukan
Mungkin cobaan untuk persahabatan
Atau mungkin sebuah takdir Tuhan
Meski bibirku terus berkata tidak
Mataku terus pancarkan sinarnya
Mungkin cobaan untuk persahabatan
Atau mungkin sebuah takdir Tuhan
Bahkan Raga tidak membayangkan bagaimana penampilan nanti seandainya Senja itu tidak ada di sini jadi kali ini dia akan melakukan semua ini demi sahabat nya senja seperti yang ia sudah janjikan kepada Senja