webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Realistis
Peringkat tidak cukup
312 Chs

Ziarah

Siang itu cerah. Namun tidak dengan hati Aksara yang gaduh penuh mendung. Ia tengah berada di pemakaman umum sekarang. Bersama Nathalie, Raka, Maya, Ardi, Angel, dan Karin. Melakukan ziarah di makam Agam. Tidak terasa sudah hampir satu tahun sejak kepergian Agam namun kehilangan itu masih jelas terasa.

Aksara terdiam menatapi pusara milik sahabatnya itu. Agam Maheswara. Yang pemberani, pekerja keras, dan bijaksana. Sudah berpulang ke pangkuan tuhan sejak satu tahun yang lalu. Yang menyisakan duka mendalam pada orang orang yang ia tinggalkan. Menyedihkan sekali. Namun apa boleh buat. Sudah takdir. Tuhan yang menentukannya dan manusia tidak bisa melakukan apa pun selain berdoa dan meminta.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com