webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Realistis
Peringkat tidak cukup
312 Chs

Seorang ibu

Aksara memasuki rumahnya dengan menggandeng lengan Nathalie. Gadis itu pucat dengan sorot kosong dalam wajahnya.

Mas Abim dan Arjuna yang tengah mengobrol di ruang tengah tertegun melihat kondisi gadis itu. Mereka sebenarnya sudah tahu semuanya lewat Aksara, tapi tidak menyangka jika kondisi Nathalie akan menjadi seburuk itu.

Aksara tersenyum simpul, menuntun Nathalie menuju kamar ibuk, "Kamu ngobrol sama ibuk ya biar aku siapin makan,"

"Nggak usah kan tadi aku udah makan," jawab Nathalie lemah.

Aksara mengangguk, mengusap surai gadis itu sebelum menuntun sang kekasih untuk duduk di samping ibuk, "Buk Aksa ke ruang tengah sama mas ya,"

"Iya biar Nath ngobrol sama ibuk," ibuk tersenyum, membiarkan Aksara berlalu keluar dari ruangan, "Nath?"

"Iya buk?" sahut Nathalie, suaranya pelan sekali bahkan nyaris berbisik.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com