"ya udah kami pulang dulu. dia g' bakalan mau dibawa ke rumah sakit," ujar joe.
"kalian bahkan tinggal serumah," desis joe yang masih kudengar sebelum mereka keluar. aku sudah tidak peduli yang kupedulikan sekarang adalah Xeno.
Sepeninggal mereka, aku mengambil obat-obatan pertolongan pertama untuk Xeno. Memapah laki-laki itu duduk memudahkan aku untuk mengobatinya.
Xeno meringis kesakitan saat kuoleskan obat merah itu padanya. "cis jagoan apa yang namanya babak belur gini.. apa jangan-jangan kamu jago kandang doang. beraninya kalau di kantor!" omelku sambil terus mengoleskan luka padanya.
"maaf.. aku tidak mau lagi kamu bertambah marah padaku," ujar Xeno. "jadi aku emang g' ngelawan mereka saat mereka memulai pertengkaran duluan di bar," ujar Xeno.
"kamu itu bodoh sebenarnya apa gimana sih Xeno? kalau kamu mati gimana?" ujarku.
"bagus dong.. kamu kan emang g' mau lagi ketemu aku.." ujarnya dengan menahan tangisnya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com