"Xeno! Ayo cepat ganti siap-siap ganti baju!"
Mama lebih dahulu memanggilku sebelum Tuhan mengutukku jadi undur-undur. Huft, mau bagaimana lagi, sepertinya aku memang tidak akan ditakdirkan jadi undur-undur. Terpaksa kutebalkan saja muka melewati kerumunan keluarga besarku itu.
"Ini Xeno dari mana? Kok dekil sekali? Kurusan juga! Habis main bola ya!" komentar saudara Mama terasa memekakkan telinganya. Aku hanya membalas dengan senyum tipis lantas menyelinap masuk.
"Ini cepat ganti baju!" Mama memberikan setelan kemeja batik padaku. "Eh, jangan lupa mandi dulu!"
Aku tidak menyahuti kalimat Mama. Langsung saja aku masuk ke kamarnya Bang Wisnu yang dulu juga menjadi kamarku.
"Aaa…!"
Fay yang sedang mengganti baju di dalam sana langsung berteriak kaget saat aku datang.
"Ih, Xeno! Lo bikin kaget aja, deh! Gue kirain Bang Wisnu yang masuk," semprot Fay.
"Lo ngapain ganti baju di kamar ini?"
"Memangnya mau di mana lagi, hah?"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com