Rose berpegangan pada Zayne agar tidak jatuh saat ia membawanya ke tempat dimana dia bisa duduk. Nama Lilian terulang dalam pikirannya dan tidak seperti mimpi atau kenangan lainnya, kali ini terasa tidak menyenangkan.
Ada suara samar yang menyebutkan nama itu namun Rose tidak bisa mengingat wajahnya. Ladang tampaknya menjadi satu-satunya hal yang bisa ia ingat dengan jelas dari masa lalunya.
Zayne membawa Rose menjauh dari tempat putri dan ratu berada. Nama Lilian tidaklah jarang sehingga banyak wanita di sana memiliki nama itu, ingin dinamai setelah seorang ratu tetapi mereka tidak boleh mengambil risiko.
Tidak ada tempat untuk Rose duduk sehingga ia mengangkatnya untuk meletakkannya di dinding batu.
Rose membuka matanya setelah rasa sakit mereda.
"Lebih baik?" tanya Zayne.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com