webnovel

Putri kecilku

dahulu kala disebuah negeri nan Jai disana, hiduplah seorang putri yang baik, cantik dan pintar tapi seorang penyihir iri pada sang putri hingga si penyihir pun mengutuk sang putri, mulai sekarang, semua orang yang kau sukai tidak akan membalas perasaanmu, sayangnya kutukan itu benar² bekerja. my little princess bercerita tentang Lin Xing Chen ia adalah gadis yang mempunyai penyakit princess syndrome. sindrom ini ditandai dengan ketidakmandirian anak dalam mengerjakan hal² dasar seperti menggosok gigi,mandi, mengganti baju Bahkan makan. selain itu mereka biasanya tidak mau mendengar kata tidak" ketika menginginkan sesuatu. mereka juga mengisahkan peringatan ² yang diberikan pengasuhnya. serta hobi memerintah orang di sekitarnya dengan sesuka hati. mereka merasa bahwa mereka harus mendapatkan apa yang mereka inginkan, tidak ada kata tidak. hal ini terjadi karena mereka terbiasa ada pembantu (pengurus) yang mengurus segala sesuatu untuk mereka anak² tahunya segala tersedia, apa apa beres. Lin Xing Chen adalah penerima warisan dari ayahnya yang kaya raya. namun dibalik itu ada fakta tersembunyi ia ternyata merupakan anak haram hasil perselingkuhan ayahnya dengan wanita lain. sampai suatu ketika ayah Xing Chen meninggal kemudian ibu asli Xing Chen memberikan Xing Chen kepada ibu tirinya yaitu ibu Chen, dengan pikiran anaknya akan tubuh/hidup enak kelak jika di urus oleh ibu Chen yang kaya raya. Lin Xing Chen adalah putri tunggal keluarga Lin, pewaris Dolly grup. hidupnya sudah diatur sedemikan rupa oleh ibu tirinya ia tidak bisa bergerak bebas, hidupnya seperti burung didalam sangkar. maka dari itu, Xing Chen memiliki watak yang kurang baik, menurutnya ialah yang paling cantik dan kaya, apapun keinginannya pasti terkabul. dia juga menyebut dirinya gadis jahat. sampai ia hendak dijodohkan oleh pewaris RI Yao grup, Zheng Chu Yao. Chu Yao dengan tegas mengatakan bahwa ia tidak menyukai Xing Chen dan menyukai gadis lain, Yu yang yang. harga diri Xing Chen terluka, ia tak pernah ditolak oleh orang lain, ia selalu mendapatkan apa yang ia mau, dan ia tak akan bisa dikalahkan oleh gadis miskin seperti yang yang, karena Xing Chen lebih segalanya. lalu semuanya lebih rumit ketika Xing Chen bertemu seseorang yang memakai costum beruang dia adalah Jiang Nian Yu ternyata pertemuan dengan pemuda Jiang Nian Yu ini terus berjalan karena Nian Yu menyukai Xing Chen, terjadilah kisah cinta segitiga.

Shinta123 · Umum
Peringkat tidak cukup
17 Chs

Sesuatu yang tak bisa disangka

si bermuka dua alias si Yang yang nyatain cintanya di akhir adegan ih geli

Xing Chen bertemu dua orang pria mabuk saat dia melewati area sepi. Dia berusaha melarikan diri dari mereka, tapi kedua pria itu langsung menghadangnya dan mengganggunya. Xing Chen sontak ketakutan dan berusaha berteriak minta tolong.

Di tengah-tengah kepanikannya, Beruang tiba-tiba muncul menyelamatkannya dan menghajar kedua pria mabuk itu. Xing Chen tentu saja sangat senang dan terharu...

Sampai saat dia berbalik dan mendapati ternyata dia cuma berkhayal melihat Beruang padahal dia pria asing.

Parahnya lagi, pria asing itu juga mabuk dan langsung mendekati Xing Chen. Xing Chen sontak panik ketakutan.

Di tempat lain, Yang Yang memanfaatkan saat itu untuk memperjelas perasaan Chu Yao yang sebenarnya. Dia yakin betul bahwa walaupun selama ini Chu Yao bersikeras peduli dan perhatian padanya, tapi sebenarnya tidak seperti itu.

Jika Chu Yao sungguh-sungguh menyukainya dan peduli padanya maka Chu Yao pasti akan peduli dengan apa yang dia pikirkan, mendengarkan apapun yang dia katakan dan mengingat segala hal yang disukainya. Apa Chu Yao bahkan tahu apa warna favoritnya? Apa Chu Yao tahu dia lebih menyukai kopi atau teh?

"Teh" jawab Chu Yao asal.

"Aku suka air putih"

Tapi Chu Yao tetap bersikeras dengan keyakinannya bahwa dia menyukai Yang Yang, hanya saja Yang Yang tidak pernah memberinya kesempatan untuk membuktikan perasaannya.

Dia yakin kalau Yang Yang tidak mungkin tidak menyukainya. Yang Yang mengakui kalau Chu Yao itu baik, tapi orang yang dia sukai bukan Chu Yao.

"Bukan aku? Lalu siapa? Siapa yang bisa lebih baik daripada aku?"

"Lihat kan? Semua yang kau katakan adalah tentang dirimu sendiri. Jika kau benar-benar tertarik padaku, semua yang kau katakan pastilah tentang aku. Sebenarnya kau sudah menyukai orang lain"

"Memangnya bukan kau?"

"Bukan. Dia seseorang yang setiap kali dia muncul, kau selalu sengaja mendekatiku. Setiap kali mendengar dia bicara, kau selalu merasa gelisah. Setiap kali kau melihatnya melakukan suatu kesalahan, kaulah yang paling depresi"

Yang Yang bahkan membuktikan kebenaran kata-katanya dengan menanyai Chu Yao tentang apa minuman kesukaan Xing Chen, dan Chu Yao refleks menjawab kalau Xing Chen suka minum kopi di depan umum tapi mungkin dia suka minum soda secara diam-diam. Saat itulah Chu Yao akhirnya sadar.

Nian Yu akhirnya menemukan Xing Chen dan melihatnya sedang disudutkan oleh seorang pria asing yang sedang mabuk. Dia langsung mengambil botol kaca terdekat dan menghantamkannya ke pria mabuk itu sampai dia pingsan.

Nian Yu cepat-cepat menyeret Xing Chen menjauh dari sana untuk mengecek keadaannya. Xing Chen sangat senang dan lega hingga dia refleks memluk Nian Yu erat-erat. Dia terus mengoceh tentang ketakutannya dan betapa leganya dia karena Nian Yu datang menyelamatkannya, tanpa menyadari trauma Nian Yu yang kambuh gara-gara plukannya.

Nian Yu mulai sesak nafas, dia berusaha meminta Xing Chen untuk melepaskan peukannya tapi Xing Chen malah memeluknya makin erat sambil terus bicara sampai akhirnya Nian Yu tidak kuat lagi dan pingsan.

Xing Chen sontak panik dan langsung berteriak-teriak meminta tolong. Tapi tempat itu sepi dan tak ada seorang pun yang datang menolongnya.

Entah bagaimana caranya, Xing Chen akhirnya berhasil membawa Nian Yu pulang dan terus menemaninya selama dia tidur.

Awalnya Xing Chen hanya berniat ingin mengecek Nian Yu demam atau tidak, tapi akhirnya malah menyentuh wajah Nian Yu.

Dia melihat telapak tangan Nian Yu berdarah gara-gara terkena pecahan botol. Xing Chen langsung mengomelinya dan mengatainya bodoh karena melukai dirinya sendiri, tapi kemudian dia membantu mengoles obat dan memperban tangan Nian Yu. (Tapi kok perbannya tebel banget yah padahal lukanya kecil)

Yang Yang datang tak lama kemudian untuk melihat keadaan Nian Yu setelah mendengar dia pingsan. Xing Chen langsung mendorongnya keluar agar dia tidak menganggu istirahat Nian Yu dan meyakinkan Yang Yang kalau Nian Yu baik-baik saja.

Tadi dia sudah siuman dan sekarang dia sedang tidur. Yang Yang menduga dengan tepat kalau Nian Yu pingsan pasti karena Xing Chen.

"Dari mana kau tahu?... err, maksudku, kenapa kau bicara omong kosong seperti itu?"

"Aku tahu. Karena Senior Xiao Yu pernah seperti itu dulu"

Xing Chen tercengang mendengarnya, dia pikir selama ini Nian Yu hanya tidak mau berinteraksi dengan orang lain. Dia tidak tahu kalau keadaannya seserius itu, apa Nian Yu sakit?

Yang Yang memberitahu Xing Chen bahwa dia dan Nian Yu sebenarnya tetanggaan, mereka bahkan tumbuh besar bersama.

Dulu, Nian Yu memiliki seorang adik perempuan. Mereka kehilangan kedua orang tua mereka sehingga mereka harus saling bergantung pada satu sama lain.

Tapi kemudian adiknya Nian Yu didiagnosis menderita leukemia akut. Karena itulah Nian Yu harus berhenti kuliah selama setahun agar dia bisa bekerja dan menghasilkan uang untuk menyembuhkan penyakit adiknya.

Tapi pada akhirnya, sang adik pergi meninggalkannya selama-lamanya dan ia meninggal dalam plukan Nian Yu. Sejak saat itulah Nian Yu tidak pernah lagi memluk orang lain dan ekspresi wajahnya pun tidak pernah lagi menunjukkan keceriaan.

Setelah Yang Yang pergi, Xing Chen kembali dan menatap Nian Yu dengan iba, tak menyangka itulah alasan dibalik wajah esnya Nian Yu selama ini.

"Walaupun begitu, selalu kau yang membantuku. Saat aku sedih maupun saat aku putus asa, selalu kau yang menghiburku. Aku ini tidak berguna. Di masa depan nanti, aku akan memperlakukanmu dengan lebih baik. Janji!"

Tapi tentu saja dia tidak mendapat jawaban. Saat Xing Chen hendak menyelimuti Nian Yu, dia melihat ada sebuah kotak hadiah kecil tersembul dari dalam kantong celananya Nian Yu.

Xing Chen membukanya dan ternyata isinya adalah anting-anting yang disukainya waktu itu.

Xing Chen senang. "Kau membelinya tapi kenapa kau menyembunyikannya? apa kau malu?"

Xing Chen hendak mencobanya. Tapi tiba-tiba dia menyadari sesuatu, perasaan dia tidak pernah bilang kalau dia menyukai anting-anting itu. Dia langsung teringat saat Yang Yang menyatakan ketertarikannya pada anting-anting itu.

Yakin kalau Nian Yu membelikan anting-anting itu untuk Yang Yang, Xing Chen langsung melabraknya dengan kesal dan bersikeras menuntut Nian Yu untuk menjawab untuk siapa dia membelikan anting-anting itu.

Nian Yu tidak terbangun tapi dia terus ngelantur. "Gadis bodoh! Gadis bodoh!"

Kesal, Xing Chen pun mendadak punya ide licik.

Nian Yu bangun keesokan paginya dan mendapati Xing Chen ketiduran di sampingnya. Dia beranjak bangkit tapi malah kaget melihat mukanya coret moret gara-gara ulah Xing Chen. Melihat ada spidol di sana, Nian Yu langsung berniat balas dendam.

Pelan-pelan dia kembali ke kasur dan pura-pura tidur. Xing Chen terbangun saat itu dan langsung ketawa melihat wajah Nian Yu.

Nian Yu jadi gemas dan langsung mengambil spidolnya untuk balas dendam. Tapi ujung-ujungnya mereka malah kejar-kejaran kayak orang pacaran.

Tepat saat dia hendak mengejar Xing Chen lagi, Nian Yu tiba-tiba terjatuh ke plukan pria pemabuk yang menyelamatkan Xing Chen semalam. Nian Yu jelas bingung kenapa pria ini malah ada di sini, tapi Xing Chen malah menanggapinya dengan melet.

Beberapa saat kemudian, Nian Yu adu tatap-tatapan dengan pria itu. Xing Chen akhirnya menjelaskan kromologi kejadian semalam. Paman inilah yang semalam membantunya membawa Nian Yu pulang.

"Hei, jangan panggil aku paman" protes pria itu "Panggil aku Kakak Sunny"

Sunny benar-benar membuat dirinya sangat nyaman di rumah itu sampai-sampai dia menuntut sarapan dari Nian Yu. Parahnya lagi, Xing Chen juga langsung ikut-ikutan meminta Nian Yu membuatkan sarapan untuknya.

Nian Yu menolak, tapi Xing Chen langsung pasang tampang memelas... hingga akhirnya Nian Yu pun luluh dan membuatkan sarapan untuk mereka bertiga. Tapi Sunny dan Xing Chen malah kompak mengkritiki sarapannya.

Tapi biarpun mengkritik, Sunny tetap saja mau mengambil roti bakar kedua. Nian Yu yang kesal, bergerak cepat menancapkan garpunya di roti itu dan mengancam Sunny untuk segera keluar dari rumah ini.

Tapi Sunny malah menyatakan kalau dia tidak berniat keluar dari sini dan Xing Chen sama sekali tidak keberatan. Dia malah senang karena dengan begini dia bisa membayar hutang budinya pada Sunny yang telah membantunya menyelamatkan hidup Nian Yu dan memberikan salah satu kamar untuk Sunny.

Setelah Sunny pergi ke kamarnya, Xing Chen langsung mengulurkan tangannya pada Nian Yu "Kau ingin memberiku sesuatu, kan?"

Tapi Nian Yu malah cuma memberinya roti bakar lalu pergi. Ja Na datang saat Xing Chen masih memandangi roti bakarnya dengan kecewa dan langsung menuntut sarapannya seolah Xing Chen adalah pembantunya.

"Buat saja sendiri"

"Apa? Kau suruh aku membuat sarapanku sendiri?"

"Kenapa? Apa kau tidak punya tangan?"

"Tanganku hanya digunakan untuk bermain musik dan melukis. Bagaimana bisa aku membuatnya untuk membuat sarapan? Bukankah sarapanmu itu dibuat oleh tanganmu sendiri?"

"Aku tidak punya tangan untuk memasak sarapan. Tapi aku punya seorang pria yang memasakkan sarapan untukku"

Ja Na langsung curiga jangan-jangan pria yang Xing Chen maksud adalah Chu Yao. Tak mau kalah, dia langsung memanggil Zhou Wei dan menyeretnya ke dapur dan membujuk Zhou Wei dengan gaya imutnya untuk membuatkannya sarapan.

Tapi Zhou Wei langsung menolak, dia tidak bisa masak jadi lebih baik mereka beli saja di luar.

"Zheng Chu Yao bahkan membuatkan sarapan untuk Lin Xing Chen. Kau malah tidak bisa melakukan apapun" ketus Ja Na

Zhou Wei jelas langsung menyangkalnya, pasti bukan Chu Yao karena Chu Yao bahkan belum bangun tidur tapi Ja Na tidak mau mendengarnya dan langsung pergi.

Xing Chen melihat Yang Yang sedang membersihkan instrumen mereka. Karena Nian Yu tidak memberikan anting-anting padanya, dia jadi semakin curiga jangan-jangan anting-anting itu mau Nian Yu berikan untuk Yang Yang.

Xing Chen pun langsung mencoba menanyakan anting-anting barunya Yang Yang. Dan yang tidak disangkanya, Yang Yang membenarkan kalau dia memang baru saja dibelikan anting-anting baru.

Dengan canggung dia memberitahu Xing Chen kalau dia masih mempertimbangkan apakah dia akan menerima anting-anting itu atau tidak. Dia sedang mencari kesempatan untuk mengembalikan anting-anting itu pada 'dia'.

Xing Chen kesal mendengarnya dan langsung pergi dengan ngambek... padahal 'dia' yang Yang Yang maksud sebenarnya bukan Nian Yu melainkan Chu Yao.

Setelah Xing Chen pergi, Yang Yang tak sengaja merusak klarinet milik Zhou Wei. Zhou Wei sendiri tak mempermasalahkannya, tapi Ja Na langsung melabrak Yang Yang. 

Bahkan saat Yang Yang menyatakan mau bertanggung jawab, Ja Na langsung menyindir kemampuan ekonominya yang tidak mungkin bisa membeli instrumen yang harganya mahal itu.

Menyadari masalah ini tidak akan bisa diselesaikan dengan marah-marah, Xing Chen mengusulkan agar mereka melakukan sedikit perombakan. Dia akan bermain solo dan yang lain berkoordinasi dengannya.

Nian Yu menyetujui usulnya. Xing Chen tentu saja senang mendengarnya, tapi kemudian, dia melihat Nian Yu menunjukkan perhatiannya pada Yang Yang dengan menepuk bahu Yang Yang dan menyemangatinya.

Xing Chen langsung cemburu, melepaskan tangan Nian Yu dari Yang Yang dan mengkonfrontasinya. Menuduh Nian Yu bersikap terlalu manis dan perhatian pada semua orang. 

Dia yang awalnya tidak mempermasalahkan kesalahan Yang Yang, sekarang mulai setuju dengan Ja Na dan menegaskan bahwa Yang Yang harus bertanggung jawab dan bukannya melepaskan perkara ini begitu saja hanya karena perhatian seseorang.

"Kalian berdua bersikap seperti sepasang kekasih" komentar Ja Na.

Xing Chen tak terima dengan komentarnya dan jadilah kedua wanita itu bertengkar lagi. Tapi Xing Chen terdiam saat Ja Na ceplas-ceplos mengkritiknya yang suka cari perkara dengan orang lain dan suka memberi perintah orang lain. Bahkan sekarang pun Xing Chen asal membuat keputusan untuk bermain solo.

Dia menuduh Xing Chen sebagai orang yang perangainya paling buruk diantara mereka. Xing Chen lah penyebab segalanya. Mulai dari bertengkar dengan Chu Yao sampai membuat Nian Yu pingsan. 

"Apa kau pikir kau pusat alam semesta? Apa semua orang harus mengelilingimu?"

"Lei Ja Na! Apa kau tidak merasa apa yang kau lakukan ini juga sama. Kau juga selalu cari alasan untuk bertengkar" bentak Zhou Wei

"Aku mencari-cari alasan untuk bertengkar? Lin Xing Chen lah masalah terbesar di sini. Kalian para pria busuk. Melihat wanita cantik dan mentoleransinya. Tanya saja pada wanita-wanita di sini. Siapa yang menyukai Lin Xing Chen?"

Semua wanita langsung memalingkan muka dengan canggung dan Xing Chen pun hanya bisa diam. Tapi suasana tegang mereka tiba-tiba tersela saat Sunny tiba-tiba muncul dan dengan santainya meminta buah-buahan pada mereka.

Beberapa saat kemudian, mereka semua mulai latihan. Tapi Sunny malah dengan santainya menyalakan TV acara olahraga sambil berseru keras-keras mengomentari jalannya pertandingan.

Nian Yu mulai terganggu hingga dia terpaksa harus menghentikan latihan mereka dan mengkonfrontasi Sunny. Tapi Sunny malah mengkritik permainan musik mereka yang menurutnya sama sekali tidak ada bagus-bagusnya dan membuat telinganya sakit saja.

"Bahkan anjing saja tidak tahan mendengarnya dan kau suruh aku mendengarkannya?" protes Sunny

Saat Qing Fan mengkonfrontasinya tak terima, Sunny langsung balas mengkritik temperamen dan keegoisan mereka semua yang lebih tinggi daripada usaha mereka untuk bermain musik simponi.

Dia lalu memberitahu mereka kalau dia pernah bekerja Wiener Musik Verenian di Wina selama 3 tahun. Ia bahkan mengklaim bahwa musik yang dia dengar sepanjang hidupnya jauh lebih banyak daripada nasi yang pernah mereka makan. Dia hanya kembali ke Taiwan karena adanya krisis yang melanda Eropa.

"Paman, paman bisa membimbing kami, kan?" pinta Xing Chen

Sunny bersedia dengan senang hati, dia akan membimbing mereka biar telinganya tidak sakit mendengarkan permainan musik mereka. Qing Fan lagi-lagi langsung sinis tak mempercayainya dan menuduh Sunny cuma bicara omong kosong.

Tapi Sunny dengan ahlinya memberitahu Qing Fan tentang kesalahan permainan Qing Fan yang sontak membuat Qing Fan terdiam. 

Dia bahkan mampu menyebutkan semua kesalahan masing-masing orang termasuk Nian Yu yang seorang konduktor tapi tak punya emosi sedikitpun dan terlalu perfect sampai membuat yang lain merasa tak nyaman. 

Menurutnya Nian Yu itu seperti komputer yang beroperasi dengan kecepatan super.

"Manusia harus punya emosi, mengerti tidak? Saat aku menonton penampilanmu, aku merasa bosan dan lelah"

Dia memberitahu mereka bahwa musik bukan cuma sekedar dokumentasi dimana mereka cuma bermain instrumen masing-masing dan selesai begitu saja. Bermain simponi adalah tentang koordinasi dan mereka harus bisa merasakan permainan satu sama lain.

"Saat kalian tampil nanti, selain bermain instrumen kalian, latihlah telinga kalian dan bukalah hati kalian agar kalian bisa merasakan instrumen yang lain. Mengerti?"

Setelah memberi mereka nasehat itu, dia mulai mengkonfrontasi masalah diantara mereka semua. Mulai dari Ja Na yang marah-marah nggak jelas pada Xing Chen, Zhou Wei yang bersimpati dengan perasaan orang lain tapi tidak bisa mengendalikan emosi pacarnya sendiri, dan Chu Yao yang juga sama emosiannya dan terang-terangan memusuhi konduktor mereka yang dia yakin pasti karena wanita. Dia juga menasehati Nian Yu untuk bermain musik dengan perasaan.

Demi membantu mereka saling memahami dan bekerja sama dengan baik, Sunny memberi mereka tugas. Mereka harus menulis minimal 5 kelebihan satu sama lain.

Awalnya semua orang keberatan. Tapi kemudian, mereka mulai mengerjakan tugas mereka. Dan siapa sangka, tugas dari Sunny itu benar-benar sukses membuat emosi mereka mereda dan saling memahami.

Akhirnya tibalah saatnya mereka perform. Semua orang pergi duluan saat giliran mereka dipanggil, sementara Xing Chen sengaja belakangan untuk menenangkan dirinya. 

Nian Yu juga sengaja menunggu untuk memberikan kotak hadiah yang ditunggu-tunggu Xing Chen, hadiah anting-anting itu.

"Aku tahu kau akan memberikannya untukku" ujar Xing Chen yang saking senangnya, refleks memluk Nian Yu, lupa kalau Nian Yu punya trauma dan baru ingay saat Nian Yu mulai sesak nafas. Tapi untunglah dia baik-baik saja.

Mereka akhirnya naik ke atas panggung. Tapi di sana, Xing Chen malah kaget mendapati Sunny di bangku juri. 

Harmonisasi mereka kali ini memang lebih sempurna dari sebelumnya, bahkan Sunny pun sangat terkagum-kagum. Dia pula orang pertama yang memberi tepuk tangan untuk mereka dan para penonton memberi mereka standing ovation.

Setelah acara selesai, Xing Chen dan Nian Yu langsung mencari Sunny. Tapi dia sudah  pergi. Xing Chen kecewa karena Sunny pergi begitu saja padahal dia ingin mengucap terima kasih untuknya.

"Kurasa kita pasti akan bertemu dia lagi nanti" ujar Nian Yu menyemangati Xing Chen

Keesokan harinya, Yang Yang dengan antusias memperlihatkan koran yang memberitakan penampilan mereka semalam dan pria itu ternyata bernama Wei Ze Kai, seorang kritikus internasional yang sangat terkenal. Wang Ze Kai bahkan menulis artikel panjang memuji penampilan mereka.

Sementara semua orang heboh membaca berita koran itu, Xing Chen dan Nian Yu saling memandang dan tersenyum penuh arti.

Malam harinya, mereka berkumpul merayakan kesuksesan mereka, terutama untuk penampilan solo Xing Chen yang benar-benar mengagumkan. Dan kali ini, Ja  Na bahkan tidak protes sedikitpun.

Setelah semua orang bersulang, Chu Yao membantu Yang Yang memanggang BBQ mereka. Dia memanfaatkan kesempatan itu untuk meminta maaf pada Yang Yang. Dia mengaku kalau dia sering kali tidak pernah peduli dengan perasaan Yang Yang "Karena itulah aku sungguh-sungguh minta maaf"

"Apa aku orang pertama yang mendengarkan permintaan maafmu?" goda Yang Yang

Diam-diam melirik Xing Chen, Chu Yao mengaku bahwa Yang Yang mungkin benar "Sepertinya aku memang menyukainya" bisiknya

"Lin Xing Chen?" bisik Yang Yang

Chu Yao langsung mendiamkannya dengan panik. Yang Yang meyakinkannya untuk tidak bereaksi secemas itu, lagipula dia dan Xing Chen sudah dijodohkan. Di mata orang lain mereka tampak serasi kok. Yang Yang bahkan mengklaim kalau Nian Yu juga berpikir begitu.

Chu Yao tak percaya, Nian Yu kan pernah menc**m Xing Chen. Yang Yang memberitahu Chu Yao kalau c**man itu tak sengaja. Lagipula Nian Yu pernah bilang kalau Chu Yao dan Xing Chen berasal dari dunia yang sama.

"Eh, Yang Yang. Bukankah kau bilang kalau kau punya seseorang yang kau sukai?" Chu Yao penasaran

"Kau akan segera tahu nanti" bisik Yang Yang

"Kenapa kau tidak mau memberitahu sekarang?" tuntut Chu Yao. Tapi Yang Yang tetap ngotot tidak mau bilang.

Para wanita yang dulunya bahkan tidak mau dekat-dekat dengan Xing Chen, sekarang mulai mengakrabkan diri dengannya. Xing Chen tentu saja senang. Dia yang dulunya tidak punya teman, sekarang benar-benar merasa tidak kesepian lagi. Dia benar-benar tidak menyangka kalau memiliki teman itu, rasanya menyenangkan.

Xing Chen tersenyum ceria memperhatikan teman-temannya di sekelilingnya sampai saat dia melihat Nian Yu sedang menatapnya. Mereka saling berpandangan penuh cinta sambil mengenang saat-saat kebersamaan indah mereka.

Tiba-tiba Nian Yu memanggil Xing Chen dan memintanya untuk bicara berdua dengannya. Tapi gara-gara suasana di sekitar mereka yang ribut, Xing Chen jadi kesulitan mendengarnya. Nian Yu akhirnya mendekatinya sendiri dan bertanya "Apa kau... masih ingat dengan c**man itu?"

Xing Chen ingat dan langsung tertunduk malu. Nian Yu mengangkat kepala Xing Chen untuk memandangnya dan memberitahu Xing Chen "Aku masih mengingatnya"

Mereka terus saling memandang dengan penuh cinta tanpa menyadari Chu Yao yang  sedang memperhatikan mereka dengan cemburu. 

Tapi momen romantis mereka itu sirna seketika saat Yang Yang tiba-tiba membuat pengumuman dan menyatakan cintanya pada Nian Yu di hadapan semua orang. OMO!