Dinda yang tidak tahan mendengar cercaan para pelayan pun memutuskan untuk pergi malam itu. Tengah malam adalah waktu yang tepat mengingat para Wartawan sudah tidak ada di depan. Dia juga beralasan kepada sekuriti untuk pergi ke rumah sakit. Sehingga, tidak ada yang mencegah langkahnya.
Malam itu dia berjalan sejauh mungkin. Tuduhan-tuduhan yang sangat menyakitkan itu bersemayam di benaknya. Dia bukan wanita murahan yang berniat untuk merebut Wira, melainkan dia menemukan sosok mendiang ayahnya dalam diri Wira. Merindukan peran seorang ayah yang mampu membimbingnya, apa itu salah.
Isakan Dinda tidak berhenti memecah keheningan malam yang sepi. Tidak dia pedulikan ketakutannya akan suasana malam. Yang jelas, dia harus menyelamatkan mentalnya dari hinaan bertubi-tubi dengan keluar sejauh mungkin dari mansion itu.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com