Chapter 5

sudah seminggu wanita itu tertidur dan tak kunjung bangun.

selama seminggu aku hanya berlatih dan mengawasi wanita itu.

aku yang sedang berlatih tiba tiba saja ber firasat bahwa wanita itu akan bangun, aku langsung memasuki rumah dan masuk ke dalam kamar.

dan tepat seperti firasat ku wanita itu perlahan membuka matanya.

aku membantu nya untuk bangun dan menduduk kan nya, ia terlihat terkejut melihat ku tetapi aku tidak menghiraukan nya.

setelah menduduk kan nya aku langsung menuju dapur dan memasak bubur ayam dan membuat teh.

bubur sudah matang aku menyendokkan nya ke piring dan menuangkan teh ke cangkir bambu.

aku berjalan sambil membawa nampan memasuki kamar dan meletakkan nya di samping wanita itu.

"apa kau bisa menggerakkan tangan mu? " tanya ku pada wanita itu.

ia menggelengkan kepalanya, lalu aku tanpa basa basi langsung menyuapkan bubur ke mulut nya perlahan-lahan.

ia hanya membuka mulutnya dan berkata "enak" lalu ia tersenyum.

melihat ia tersenyum aku hanya memasang wajah datar walau pun dalam hatiku aku ingin segera berlari keluar dan berteriak " manis sekali"

sambil menyuapi bubur ke mulutnya aku menanyakan nama nya "namaku Alvin siapa namamu? "

"namaku silva, Terimakasih telah merawat ku" jawab nya dan menundukkan kepala nya ke arah ku.

"tak apa aku hanya menemukan mu secara tidak sengaja saat berburu" ucap ku.

"teringat nya mengapa kau bisa sampai di hutan ini? " tanya ku.

"cerita nya panjang" jawab nya singkat dengan wajah murung.

"yah aku tidak tau apa masalah mu, tapi melihat mu murung seperti itu hanya membuat wajah cantik mu pudar" jawab ku sambil mengangkat piring dan keluar dari kamar.

mendengar jawaban ku wajah nya langsung memerah dan kembali tersenyum.

setelah mencuci piring aku kembali kekamar dan mengeringkan tubuh nya dengan kain, karena berkeringat ia meminta ku untuk membantu nya walau pun ia malu.

setelah membersihkan tubuh nya aku memakaikan yukata yang baru padanya dan pergi keluar rumah untuk melanjutkan latihan ku.

----------------------------------------------------------------

POV silva

saat tengah di kejar oleh para pemburu budak aku berlari terus menuju hutan.

aku tidak tahu bahwa hutan yang ku masuki adalah hutan kematian yang terkenal dengan monster ganasnya.

aku terus berlari dan bersembunyi di balik rumput yang sedikit lebat.

" dimana dia? berpencar" ucap pemburu itu kepada kawan-kawan nya.

tak lama para pemburu itu pergi, aku merasa beban ku hilang, lalu aku melihat sekeliling dan mulai berjalan.

sekitar 20 menit berjalan, aku tak sadar ternyata aku sedang di ikuti oleh sekawan serigala, karena aku sudah tau bahwa aku sedang di ikuti aku langsung berlari dan serigala itu mengejarku.

aku berlari tetapi salah satu serigala berhasil menerkam kaki ku dan aku terjatuh ke arah batang pohon, kepala ku terbentur dan perlahan penglihatan ku memudar.

aku membuka kelopak mata ku, aku melihat langit-langit yang tampak asing, aku mencoba untuk duduk.

tiba tiba saja ada tangan yang membantu badan ku untuk duduk, aku terkejut dan menoleh ke arah kanan.

aku melihat pria berwajah tampan dengan rambut dan mata hitam, ini pertama kalinya aku melihat warna rambut hitam.

setelah membantu ku ia langsung pergi aku bingung dan mulai mengingat apa yang terjadi pada ku.

tak lama setelah pria itu pergi, ia kembali dengan membawa makanan di tangan nya dan duduk di samping ku.

lalu aku mendengar suara yang lembut " apa kau bisa menggerakkan tangan mu?" ucap pria itu.

aku terkejut dan langsung menggelengkan kepalaku kekiri kekanan, lalu tanpa aba aba ia menyendokkan makanan itu ke mulutku.

awal nya aku ragu, tetapi aku memberanikan diriku dan membuka mulut ku, makanan itu masuk ke mulut ku.

rasanya sangat enak dan hangat, aku tak bisa tak berkata " enak " lalu aku tersenyum dan melanjutkan makan ku.