CafeHijau
Wildan dan Elin pun tiba di cafe Hijau. Mereka lalu turun dari mobil. Mata Wildan langsung melihat sekelilingnya.
"Ini tempatnya?" tanya Wildan pada Elin.
Elin pun melihat sekeliling. Elin pun mengangguk saat menemukan tulisan nama cafe tersebut.
"Iya pak," ucap Elin.
Terdengar helaan nafas dari Wildan.
"Mau meeting apa kumpul keluarga?" ucap Wildan sedikit ketus.
"Kita masuk sekarang aja ya pak," ucap Elin.
Wildan lalu mengendikkan bahunya dan berjalan di depan Elin. Elin geleng-geleng kepala melihat tingkah bosnya. Ia lalu menyusul bosnya memasuki cafe tersebut.
......
Billy dan Leon telah tiba di cafe Hijau tempat di mana mereka membuat janji dengan pihak Elin dan Wildan.
"Lo sudah hubungi pihak mereka kan?" tanya Billy pada Leon.
"Sudah bos. Mungkin sedikit terlambat. Lo kan telat kasih infonya," ucap Leon.
"Gue males meeting di kantor karena nyokap gue bakalan dateng ke kantor nanti," ucap Billy.
"Ada apa dengan nyokap lo?" tanya Leon.
"Rempong as you know," ucap Billy.
"Astaga bos. Gitu-gitu juga nyokap lo juga," ucap Leon.
"Bodo amat," ucap Billy.
"Maaf pak kami sedikit terlambat." ucap Elin pada Leon dan Billy saat mereka akhirnya sampai di meja tersebut.
Wildan tak peduli. Ia mengabaikan keberadaan Billy dan Leon di sana. Ia pun langsung duduk sebelum dipersilahkan oleh Billy atau pun Leon.
Billy melirik Wildan sekilas.
"Pantesan gak punya sopan santun. Ternyata elo," sindir Billy pada Wildan.
Elin tersenyum kikuk melihat hal itu.
"Lin, duduk aja. Gak apa-apa," ucap Leon.
Elin pun mengangguk lalu mengambil posisi duduk di samping Wildan.
"Makasih pak," ucap Elin.
Leon mengangguk.
"Oh jadi lo," ucap Wildan cuek lalu mengendikkan bahunya.
"Gak sopan. Attitude atasan dengan bawahan masih lebih bagus attitude bawahannya. Memalukan," ketus Billy.
"Iri?" tanya Wildan dengan santainya.
"Apaan yang gue iriin dari lo?" balas Billy.
"Banyak," ucap Wildan.
"Sssttt udah stop. Ayo kita bahas rapat kita sekarang. Supaya kerjasama ini bisa segera berjalan. Kesampingkan dulu ego masing-masing," ucap Leon menengahi.
"Ah iya pak. Ini proposal perusahaan kami. Silahkan dipelajari. Saya harap perusahaan anda dapat menjalin kerja sama yang baik dengan perusahaan kami," ucap Elin sopan.
Billy lalu dengan malas mengambil proposal itu dan melirik Wildan sesekali dengan tatapan kesal.
......
Alze berjalan santai menuju ruangannya di perusahaan miliknya. Ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana kantornya. Tas kerjanya dibawa oleh bodyguardnya.
Semua karyawan menyapa Al saat melihat Al datang.
"Selamat pagi pak," Beberapa kalimat demikian dilontarkan oleh para pegawai Al yang bertemu dengan Al.
Alze hanya membalasnya dengan anggukan. Ia pun tiba di ruangannya dan duduk di kursi kerjanya.
"Letakkan tas saya di situ dan kamu bisa pergi,"ucap Alze pada Ali, bodyguardnya.
"Baik pak."
Setelah melakukan tugasnya, Ali lalu keluar dari ruangan Al.
Tak lama setelah Ali pergi, Salwa pun memasuki ruangan Al.
"Permisi pak," ucap Salwa saat memasuki ruangan Alze.
"Hm?" tanya Al.
"Pak, mohon maaf sebelumnya jika mengganggu. Mengingat kandungan saya yang sudah cukup besar, saya ingin mengajukan surat pengunduran diri. Ini surat saya pak. Maaf mengganggu," jelas Salwa.
"Apa?! Kenapa kamu resign? Kan kamu masih bisa cuti?!" kesal Al.
"Maaf pak. Suami saya melarang saya untuk bekerja lagi setelah melahirkan karena saya harus fokus mengurus anak saya," ucap Salwa.
"Sudah menemukan penggantimu?" tanya Al.
"Belum pak. Tapi saya sudah buat iklan lowongan pekerjaan kok pak. Mungkin beberapa hari lagi akan segera ada yang datang melamar sebagai pengganti saya," ucap Salwa.
"Ah sudahlah. Kamu bisa ambil nanti, akan saya tandatangani. Pokoknya kamu tidak akan saya izinkan ke luar jika pengganti kamu belum ada," ucap Al.
"Baik pak terima kasih," ucap Salwa lalu pamit ke luar dari ruangan Al.
"Argh! Masalah apalagi sih ini?! Proyek semakin banyak, sekretaris resign! Sial!" gerutu Al.
...…...
Hari ini acara syukuran kelulusan Fei yang diadakan di rumah telah berlangsung. Mereka mengundang beberapa anak yatim dan juga tetangga.
Setelah acara doa, acara makan-makan pun dilangsungkan. Fei benar-benar bahagia sekali hari ini. Ia tidak menyangka bahwa akhirnya sekarang dia sudah menjadi sarjana.
"Ma, Pa. Abang-abang kok belum ada yang datang?" tanya Fei pada Rani dan Chairil saat tak menemukan Fazril dan Faro.
"Mungkin mereka sedang dalam perjalanan nak. Sabar ya nak," ucap Rani.
"Iya mungkin terjebak macet," ucap Chairil.
"Hmm yaudah Fei ke halaman belakang dulu ya. Mau cari udara segar," ucap Fei.
"Ah iya nak," ucap Rani.
Fei lalu pergi ke halaman belakang rumah.
Fei duduk di kursi berbahan kayu jati di halaman belakang rumahnya. Ia menatap bunga-bunga yang menghiasi halaman belakang rumah. Hanya halaman kecil, namun udara di sana sangatlah sejuk dan pemandangannya dapat memanjakan mata.
Fei memainkan ponselnya. Saat sedang berselancar di jejaring sosial, ia mendapat pesan dari dosen kuliahnya dulu.
Bu Hana
[Fei, ibu ada informasi loker nih. Kamu belum melamar kerja kan?]
Fei tersenyum membaca pesan itu.
"Alhamdulillah. Semoga rezeki ku," gumam Fei senang.
To Bu Hana
[iya bu. Saya belum melamar kerja. Boleh saya tahu infonya bu?]
Bu Hana send a picture...
[Fei, itu iklannya. Kamu bisa langsung buat lamaran dan datang ke perusahaan itu besok.]
[Baik ibu... Terima kasih atas infonya]
[Sama-sama Fei..
Good luck yaaaa...]
[Aamiin In Syaa Allah bu]
Saat akan menyimpan ponselnya, Fei dikagetkan dengan kehadiran ..
"Derrrr!!!" Kedua lelaki itu memukul bahu Fei pelan dan mengagetkan Fei.
"Astaghfirullahaladzim ya Allah. Huhhh! Abang Ngagetin ih!" kesal Fei sambil mengelus dadanya karena terkejut.
"Hahahah. Hayooo chat sama siapa?" tanya Fazril.
"Sudah punya pacar kamu Fei?" tanya Faro.
"Ya Allah. Fei tadi dichat sama dosen. Terus dikasih info loker," ucap Fei.
"Oh. Terus?" tanya Fazril.
"In Syaa Allah Fei mau coba. Doain ya," ucap Fei.
"Asyiapppp. Ntar kalau lulus wawancara traktir ya gajian," ucap Fazril.
"Siappp tenang donk tenang hehehe," ucap Fei.
"Hoam ngantuk gue. Capek banget kayaknya," ucap Faro.
"Halah lu kebo tidur mulu kerja lo. Di pesawat juga tidur aja tapi gaya lu capek," ucap Fazril.
"Berisik lo kudanil!" seru Faro.
"Buaya!" balas Fazril.
"Eh?! Gue buaya darimana?! Gue itu coolboy! Gak gampang ciwi-ciwi deket sama gue," ucap Faro.
"Buacotttttt," ucap Fazril.
"Sssst udah. Ayo makan. Fei udah lapar ini," ajak Fei.
"Asyiapppp. Suapin ya fei. Kan udah lama gak ketemu," ucap Fazril.
"Asyiappp bayar tapi hahah," ucap Fei lalu berlari meninggalkan keduanya.
"Fei!" teriak keduanya secara bersamaan saat Fei kabur.
"Adek lo tuh," ucap Faro dan berlalu.
"Adek lo juga woi" Fazril membalas lalu menyusul Faro dan Fei.
......