Chapter 2 – Star and Sky!
Beberapa lemparan kemudian..Dan pada akhirnya...-
CLANG!
Aku dapat memukul bola lemparan Maika setelah membiarkan 3 Ball berturut-turut. Yang ku pukul adalah 2-Seam Fastball miliknya. Bola itu jauh ke center field tidak jauh dan menghasilkan outfield hit dimana itu artinya aku menang di pertandingan ini.
Tidak ku sangka ternyata akan sesulit ini.
Aku yang notabenya sebagai seorang "First Pitch Hitter" tidak dapat memukul bola di lemparan pertama. Tapi..Sisi baiknya itu adalah Ball jadi aku selamat. Mungkin jika aku berhasil memukul 3 Ball sebelumnya mungkin hasilnya tidak akan bagus seperti yang sekarang ini.
"Aaaahhh~ Dia mengalahkan mu, Maika" Ucap Imai.
"Cukup menarik. Perempuan itu ternyata cukup kuat" Ucap Hiro yang sepertinya mengarahkan perkataan itu kepada ku.
"Kau seharusnya tetap melemparkan 12-6 Curveball mu itu saja tadi~" Ledek Elijah kepada Maika.
"Jika aku terus melakukannya, lama-kelamaan dia dapat melihatnya"
"Hehe~ Iya sih~"
Benar apa kata Maika. Jika Maika terus-menerus melemparkan 12-6 Curveball miliknya tadi, Aku mungkin dapat memukulnya. Buktinya aku berhasil melihat bolanya dan membiarkannya menghasilkan 3 Ball. Jika aku ayunkan pukulan ku, aku pasti langsung kalah karena tidak dapat memukul lemparan itu di luar zona. Atau mungkin aku dapat menghasilkan Gound Ball namun menurut peraturannya aku akan kalah.
Maika ini...Dia seorang Pitcher yang sangat mengerikan. Controlnya benar-benar mengejutkan.
Dari jauh, Sora menghampiri ku dan langsung mengajak ku berbicara.
"Bagaimana?"
"Bagaimana apanya?"
Sora tersenyum seperti biasanya lalu melanjutkan-
"Kau tidak dapat memukul bola spesialnya itu, bukan"
Aku tidak dapat membalasnya dan hanya dapat melihat ke arah Sora dengan tajam. Aku kemudian menundukkan kepala ku lalu membalas-
"Aku tidak tahu harus mengayunkan kemana"
"Tentu saja. 12-6 Curveball milik Maika sangat bagus, bukan. Bahkan dengan tangan kiri saja dia dapat melemparkan 12-6 Curveball miliknya walau tidak teratur. Tapi lemparan yang lain dengan tangan kiri dia tidak bisa"
Aku sedikit tidak senang dengan hasilnya. Walaupun aku menang, aku justru merasa yang kalah di sini dan Maika justru terlihat sangat senang juga tidak peduli dengan kekalahannya. Dia justru terlihat sebagai seorang pemenang. Kelihatannya memang begitu.
"Apa itu pertama kalinya kau berlindung dari bola yang kau kira akan menjadi Hit by pitch?"
Aku tidak menjawab karena itu sangat benar.
Aku selalu dapat berhasil memukul lemparan pertama yang mengarah kepadaku. Jika hasilnya tidak Hit maka akan Foul. Walaupun Foul itu pun sudah cukup untuk meningkatkan adrenalin dan konsentrasi ku. Aku bahkan dapat memukul dan menghasilkan Hit dari bola yang di lempar di luar Zona sekalipun.
Tapi ini...
"Aku penasaran..Siapa yang meremehkan di sini? Dia..Atau kau~"
"!?!?!?"
S-Sora...D-Dia ini..!
Sebelumnya aku berpikir kalau Maika lah yang meremehkan ku dengan mencoba untuk melempar menggunakan tangan kirinya lalu kepercayaan diri ku atau lebih tepatnya kesombongan ku meningkat. Aku kira aku dapat sedikit membuatnya tercengang dan merasa bersalah karena telah meremehkan ku..
Tapi justru aku lah yang dibuatnya begitu.
"Jadikan ini sedikit pelajaran dan catatan untuk mu, Seirin"
"Apanya?"
"Coba untuk menebak dan melihat bolanya lebih baik lagi"
"Tapi aku sudah-"
"Memang. Tapi di lemparan pertama kau tidak dapat mengetahuinya"
"I-Itu..W-Wajar saja, bukan! Siapa juga yang tidak akan panik jika ada bola yang terlihat akan-"
T-Terlihat!?!?
"Akhirnya kau menyadarinya. Lemparan pertama tidak pernah bertujuan untuk di lempar ke arah kepala mu. Melainkan itu memang arah lemparan biasa untuk 12-6 Curveball yang di lempar dengan tangan kiri ke arah pemukul tangan kiri. Maika melemparnya dengan tangan kiri dan kau pemukul tangan kiri. Maika pelempar dengan motion Overhand jadi jika hasil lemparannya seperti itu, itu adalah wajar di tambah dia tidak kidal. Bola lemparannya melengkung dan jatuh di saat kau mulai melindungi diri dimana padahal bola itu sama sekali tidak mengarah kepadamu..Melainkan bola itu sebenarnya mengarah ke atas jauh dari arah wajah mu dan jatuh kebawah persis di bawah zona strike. Itu semua tergantung dari lokasi memukul dan pengelihatan seorang Batter. Itu hanya masalah visual"
B-Benar juga..
Aku tidak dapat menyadarinya.
Bola pertama dari awal tidak pernah mengarah ke arah ku dan bergerak dengan normal untuk bola lemparan 12-6 Curveball. Itu semua hanya masalah pengelihatan dan sedikit ilusi.
Maika itu tidak dapat melempar menggunakan tangan kiri dan menurut yang lainnya tadi lemparan tangan kirinya tidak begitu bagus.
Itu artinya..
Jika aku dapat melihat bolanya dengan baik..
Aku dapat memukul lemparan pertama walaupun di luar zona dan di bawah zona!
"S-Sial...!" Aku merasa sedikit kesal dan mengucapkan perkataan yang buruk dengan pelan.
Aku menundukkan kepala ku namun aku dapat melihat dan tahu kalau Sora kini sedang tersenyum seperti biasanya sambil melihat ke arah ku.
.
.
Tidak apa, Seirin. Itu hal yang wajar. Kau memang sudah terbiasa untuk memukul bola dengan sangat baik terutama di lemparan pertama. Juga aku sudah sangat tahu kalau kontak mu itu sangat tinggi. Hal ini wajar di level atas permainan Baseball. Kita baru saja memulainya bersama jadi kau harus membiasakan dirimu dengan beberapa kondisi seperti ini.
Aku kemudian menuju ke tempat Maika dan mulai mengajaknya untuk berbicara.
"Bagaimana?"
"Bagaimana apanya?"
"Kemampuan Seirin"
Maika hanya terdiam untuk sesaat lalu menjawab-
"Aku bohong jika mengatakan dia biasa-biasa saja. Kenyataannya dia sangat kuat"
"Benar kan"
"Dia dapat melihat bola ku dengan sangat baik dan tidak terpancing untuk mengayunkan pukulannya. Biasanya banyak orang akan mengayun di lemparan 12-6 Curveball milik ku tidak peduli dimana jatuhnya bola nanti. Tapi dia ini..."
"Dia sangat sabar, bukan"
"Darimana kau mendapatkan orang sepertinya?"
Dengan entengnya aku menjawab-
"Di Lapangan Baseball sekolah~"
"Huh?"
"Oy, Sora~ Apa kami juga boleh memukul?"
Tanya Daniel dari jauh mengenai giliran mereka.
"Boleh saja"
"Ok~ Maika, Sekarang giliran ku. Aku akan menghasilkan Home Run kali ini~"
"Daniel..Kau tidak pernah memukul Home Run dari ku"
"Kali ini pasti!~"
"Seirin kau boleh mengistirahatkan mental mu. Biarkan Daniel mengambil gilirannya untuk memukul"
.
.
Sora meminta ku untuk bergantian dengan Daniel dimana aku menjawab dengan pelan-
"....Baiklah"
Entah kenapa..Benar apa kata Sora. Aku harus mengistirahatkan mental ku.
Aku tidak pernah dan tidak biasanya seperti ini.
Dari dulu, Aku selalu percaya diri dengan ayunan ku dan hasil pukulan ku tapi kali ini semuanya seperti sedang di uji. Sora benar, Aku harus lebih banyak belajar. Ini adalah Baseball tingkat SMA dan semuanya sudah menjadi lebih sulit dimulai dari sini.
Aku harus mulai membiasakan diriku dengan kondisi seperti ini.
Lalu dari arah luar lapangan-
"WOOOHOOOOO!!!~"
"A-Apa itu?"
Semua orang di lapangan termasuk Sora ekspresi wajahnya menjadi sangat kesal.
Dari luar lapangan, datang setidaknya 13 remaja laki-laki yang kelihatannya sangat tidak ramah. Mereka berpakaian tidak rapih seperti seorang berandalan dan bahkan mereka terlihat membawa minuman keras di tangan mereka.
"Cih! Mereka lagi!"
Aku dapat mendengar Kairu berkata seperti itu dengan nada yang sangat tidak senang.
Sora kemudian mendekati ku lalu sedikit melindungi ku dengan lengannya lalu berkata-
"Lari ke arah Xavier dan berlindung di belakangnya sekarang!"
"A-Apa?-"
"Sekarang!"
Sora sedikit meningkatkan nadanya dan meminta ku untuk langsung berlari ke arah Xavier lalu berlindung di belakangnya.
Aku merasa sedikit takut jadinya aku langsung mengikuti perkataannya dan berlari ke arah Xavier lalu berlindung di belakang Xavier.
Situasi menjadi sangat serius, Semua yang laki-laki kecuali Xavier yang melindungi kami (Aku, Maika dan Imai) maju ke depan berusaha untuk menghadang kelompok remaja laki-laki tidak ramah itu.
Aku yang merasa bingung bertanya kepada Xavier mengenai mereka.
"X-Xavier..Mereka itu siapa?"
"Kumpulan orang-orang dan pemain Baseball yang gagal"
"G-Gagal?"
"Mereka dulu adalah pemain Baseball yang hebat di tingkat SMA. Namun, berkat tingkah laku mereka dan sifat juga kepribadian mereka yang tiba-tiba menjadi buruk, mereka di keluarkan dari sekolah walaupun prestasi mereka yang sangat baik di Baseball. Mereka berusaha untuk masuk ke sekolah lain tapi reputasi dan berita mengenai mereka sudah menyebar luas jadinya mereka tidak di terima di sekolah manapun. Pada akhirnya mereka menjadi Drop Out"
"B-Begitu, Ya"
"Mereka sering datang ke lapangan ini dan mengganggu kesenangan kami. Kami selalu mengabaikan mereka dan akhirnya memutuskan untuk pergi lebih awal dari sini saat mereka datang"
"L-Lalu sekarang bagaimana?"
"....Kita serahkan pada Sora. Aku bersyukur ada kau dan Sora di sini sekarang"
"E-Eh?! A-Aku dan Sora?! Aku sudah tidak ragu jika Sora pasti dapat menyelesaikan masalah atau mengatasi masalah seperti ini. Tapi kalau aku..."
"Tidak. Aku mengatakan hal yang sebenarnya. Dengan adanya kau dan Sora di sini sekarang ini, aku yakin..Kalau kali ini kita dapat mengusir mereka dari sini"
"B-Baiklah kalau begitu.."
Xavier ini...Sepertinya hampir sama seperti Sora. Namun berbeda sedikit mengenai beberapa hal.
.
.
Aku sudah menduga kalau mereka pasti akan datang kembali hari ini.
Ini...
Sangat sempurna~
Ini moment yang tepat.
"Hooo~ Apa ini si bocah Sherlock itu lagi~ Siapa namamu ya waktu itu?~"
Satu remaja laki-laki mendekati ku sambil sedikit meledek ku.
"Kau tidak perlu tahu dan mengingat namaku. Aku tidak sudi jika kau mengetahui dan mengingatnya"
Ledek ku balik kepadanya.
"K-Kau ini! Mulai kurang aja juga, Ya! Aku kan hanya ingin tahu kau ini siapa! Sialan kau!"
Terpancing oleh emosi yang tidak perlu karena sedikit di pengaruh minuman keras, orang itu melemparkan pukulan ke arah ku.
Dengan mudahnya, aku mengelak, dan dengan tenaga yang orang itu miliki, dia terjatuh begitu saja ke atas tanah.
"AAKKHH!"
"GYAHAHAHAHAHAHA~"
Melihat temannya jatuh, teman-temannya semua justru malah menertawainya.
Orang seperti mereka memiliki Emosi yang tinggi. Mereka dapat dengan mudah tersulut api amarahnya dengan hal sepele..Dan mereka ini juga sangat bodoh.
"G-Giiihhh! Awas ya kau nanti!"
Orang yang ingin mencoba memukul ku tadi kembali berdiri lalu menjauh sambil memanggil orang yang dia panggil sebagai "Boss".
"Boss! Kita apakan dia ini!?"
"DASAR BODOH! Jangan ada kekerasan di sini atau aku yang akan memukul mu!"
"H-Hiiikkk! M-Maaf, Boss"
Dari arah kerumunan orang-orang itu, datang seseorang yang kelihatannya merupakan pemimpin dari kelompok itu.
"Kau tidak apa? Tidak. Aku seharusnya tidak bertanya mengenai kondisi mu. Kau tadi terlihat dapat dengan mudah menghindari serangan si bodoh itu dengan sangat baik"
Kelihatannya orang ini tidak seburuk yang lainnya. Tidak salah kalau dia di jadikan pemimpinnya. Dia juga kelihatannya tidak di pengaruhi minuman keras.
"Kau sudah tahu siapa kami, bukan. Seperti biasanya kami ingin kalian untuk meninggalkan tempat ini lagi dan membiarkan kami bersenang-senang di sini. Anak muda seperti kalian terutama 3 perempuan di sana itu tidak seharusnya berada di sini malam-malam. Hmm? 3? Ohh, kalian menemukan anggota baru rupanya"
"Aku kagum karena kau dapat mengenali dan mengingat kami dengan sangat baik"
"Itu bukan apa-apa. Di bandingkan dengan mereka ini, aku benci minum-minum"
"Aku sudah tahu itu. Sudah dapat dengan mudah terlihat dan terbaca dari wajah mu"
"Hmph. Kau memang sesuatu, Sherlock Holmes. Kadang aku sangat ingin memiliki kepintaran seperti mu. Darimana aku dapat mendapatkannya?"
"Sekolah"
"AHAHAHAHAHA!~ Kau memang lucu, Holmes. Kepintaran mu itu tidak di dapatkan dari sekolah, bukan. Aku tahu itu"
"Memang. Aku mempelajarinya sendiri"
"Hmph~ Jadi, seperti permintaan ku yang sebelumnya-"
"Kami menolak"
"Hah!?"
"Maaf saja. Tapi kali ini..Kami tidak akan memberikan kalian lapangan ini"
"Hoo..."
"Kali ini kalian tidak akan merusak lapangan ini lagi"
"Hmmm..."
"Bagaimana? Apa yang akan kalian lakukan jika aku menolaknya? Kau bilang kalau kau tidak seperti teman-teman mu itu, bukan"
"...Kau cukup berani, Holmes"
"Panggil aku Sora"
"Baiklah, Sora. Bisa katakan kepada ku kenapa kau tidak ingin menyerahkan lapangan tua ini kepada kami"
Aku pun tersenyum dengan sangat tajam lalu menjawab-
"Itu karena...Kami akan mengusir kalian dari sini dan akan membuat kalian tidak pernah memperlihatkan wajah kalian lagi di sekitar sini"
"!?!?"
Perkataan ku itu membuat Si Boss ini sedikit tidak senang..Namun membuat yang lainnya sangat marah.
"O-OI! KAU HOLMES! APA MAKSUD PERKATAAN-"
"DIAM! BIAR AKU YANG URUS!"
"H-HIKK?! B-Baiklah..."
Kelihatannya mereka sangat takut, atau mungkin memiliki respect yang tinggi, terhadap pemimpin mereka ini.
"Haaaaahhhh...Para si bodoh ini. Apa yang membuat mu berkata seperti itu, Sora?"
"Mudah saja..Kalian..Terutama kau..Walaupun sudah tidak bermain Baseball, Kalian masih sangat mencintai dan menghargai Baseball, bukan"
"!?!? Itu..."
"Akui saja"
"....."
"Begini saja. Bagaimana kalau kita bertanding dengan peraturan kami"
"Hooo..."
"Aku dapat jamin kalau peraturan kami itu dapat menguntungkan dan juga dapat merugikan untuk kedua belah pihak"
"Jadinya sangat adil dan tidak dapat di curangi, bukan"
"Ya~ Tentu~ Bagaimana?"
Si Boss terdiam untuk sesaat. Dia kemudian terlihat tersenyum penuh dengan percaya diri lalu-
"BWAHAHAHAHAHAHAHAHA~ JANGAN BERCANDA!~ APA KAU SANGAT YAKIN DAPAT MENGALAHKAN KAMI YANG SUDAH PERNAH LOLOS DAN BERMAIN DI POWER HIGH/9 BERKALI-KALI, BWAHAHAHAHAHA~"
Itu benar kalau mereka ini sangat kuat dan sudah pernah bertanding di Power High/9 sebanyak 2 kali. Tapi-
"Tapi..."
"Huh? Apa lagi?~"
"Kalian semua selalu kalah di Power High/9"
"!?!?!"
"Ya ya ya~ Kalian mungkin dulu pernah sampai ke Power High/9 dan di akui. Tapi..Kalian tidak pernah menang..Di babak pertama~"
"....Kau ini! Bagaimana kau bisa tahu!?"
Dugaan dan tebakan ku benar rupanya. Aku pun tersenyum lalu melanjutkan-
"Jadi...Bagaimana?"
"Apanya?"
"Apa kau ingin menerima ajakan ku untuk bertanding?"
"Hpmh! Lupakan saja. Tidak ada gunanya untuk-"
"Aku tahu kalau kalian sangat ingin melawan pemain yang kuat"
"Hmmm?"
"Terutama...Seorang 'Advance'~"
"!? K-Kau?"
"EH!?"
Serontak semua orang baik kelompok ku dan kelompok si Boss menjadi sangat terkejut.
"A-Advance kata mu!? Apa di antar kalian ada seorang 'Advance'?"
"O-Oy, Sora...Kami bukan seorang 'Advance' bahkan Elijah, Daniel dan Maika yang kuat pun juga bukan seorang Advance. Apa maksud mu?" Tanya Souo kepada ku.
Aku hanya melirik ke arah Souo sedikit lalu kembali berbicara kepada si Boss.
"Bagaimana? Kalian sangat ingin, bukan. Kalian sangat ingin sekalinya mencoba berhadapan dengan seorang 'Advance'. Seorang pemain-pemain muda yang di yakini memiliki kemampuan yang sangat hebat. Pemain-pemain yang mendapat panggilan 'Advance' ini ada banyak tapi..Kali ini..Dia berada di sini sekarang ini. Salah satu pemain Advance"
Si Boss hanya dapat terdiam untuk sesaat lalu melanjutkan-
"...Beri tahu aku!"
Aku hanya terdiam dan tersenyum dengan santainya.
"BERI TAHU AKU CEPAT!"
"Dengan satu syarat"
"Apa?!"
"Terima tantangan ku!~"
"....."
"Jika tidak..Maka kesempatan kalian akan pergi begitu saja"
"....Baiklah. Aku terima tantangan mu. Jangan bilang kalau itu adalah kamu"
"Tentu saja aku tidak akan mengatakan kalau Advance yang ku maksud sebelumnya adalah aku"
"Lalu siapa?"
Aku pun melihat ke arah belakang dimana semua orang melihat ke arah orang yang ku tuju. Semuanya pun..Termasuk orang yang ku maksud menjadi sangat terkejut.
"T-Tidak mungkin!?" Kaget teman-teman ku.
"....Dia kah orangnya? Jadi seperti itu kah seorang 'Advance'"
Orang itu tidak lain dan tidak bukan adalah...
.
.
Sekejap mereka semua melihat ke arah ku dengan ekspresi wajah tidak percaya dan sangat terkejut.
Sora..
Kau ini..
Bagaimana?
Bagaimana bisa?
Bagaimana kau dapat mengetahuinya?
Kalau aku ini..
Seorang "Advance".
"Dia lah orangnya..Seirin Shimamura" Ucap Sora dengan senyumannya.