webnovel

Portal Dunia Lain

Adelia CS harus mencari 12 cincin zodiak untuk menutup portal makhluk dunia Sirene yang ganas telah menjajah kota mereka. Pembunuhan yang mengerikan dan misteri dan yang bertemu ratu sirene akan dicari dan berhadapan dengan Ceberus tangan kanan nya. Bagaimana perjalanan mencari ke dua belas cincin?

Mitarahel · Fantasi
Peringkat tidak cukup
3 Chs

permulaan

<p>Dilaporkan bahwa pada hari ini tanggal 1 desember 20XX terjadi lagi berita bunuh diri dari komplek apartemen Permata permai, korbannya laki-laki usia 20 tahun. Kata beberapa pemilik apertemen yang sama sempat melihat laki-laki itu dua hari yang lalu berjalan dengan pandangan kosong dan terlihat bengong. Ini adalah kasus yang ke 30 kalinya yang belum tau penyebabnya<br/><br/>"lagi-lagi berita tentang orang bunuh diri" ucap gadis yang sedang menikmati roti ditangannya.<br/><br/>"Adelia, cepat nanti papah telat" teriak pria paruh baya itu dari depan pintu yang sudah berdiri dimobilnya sambil melihat jam tangan yang melingkar. "iya, pah" berlari kecil sambil menarik ujung sepatunya yang belum terpasang sempurna "Rani, gak kerja?" ucap seorang wanita yang baru saja dari dapur.<br/><br/>"Ibu tau tidak sepertinya kasus bunuh diri beruntun itu penyebabnya bukan manusia" ucap Rani yang duduk disofa menghadap ke arah televisi berkonsentrasi pada berita.<br/><br/>"bicara apa kamu sana pergi kerja makanya jangan suka baca Horror mulu" melempar handuk kecil ke wajah gadis itu.<br/><br/>"kalian liat berita gak tadi pagi" ucap Clarisa dengan ekspresi serius "gue liat mengerikan udah ke-30 kalinya orang bunuh diri" jawab Elisabeth mendekatkan kursinya.<br/><br/>"gue gak nyangka itu bunuh diri pasti pembunuhan" Clarisa mulai melihat Elisabeth dan Adelia bergantian.<br/><br/>"katanya banyak yang gak berani keluar rumah pas malam hari disekitar komplek" mereka mulai masuk ke cerita yang lebih jauh<br/><br/>"aku penasaran seberapa seram tempat itu" ucap adelia sambil memegang ponselnya<br/><br/>"jangan bilang kamu mau kesana" Tanya Clarisa penasaran.<br/><br/>"iya aku mau bikin konten yang bakal viral buat diupload di youtube" jawab adelia dengan menopang dagunya<br/><br/>"lo gak takut kan seram" Elisabeth mulai buka suara.yang membuat adelia melihat kedua temannya dengan ekspresi yang tidak bisa diartikan "jadi youtuber terkenal itu pasti menyenangkan" adelia tertawa membuat kedua sahabatnya bergedik ngeri .<br/><br/>"kalian berdua juga harus ikut sama aku" ucapan adelia membuat mereka berdua saling pandang.<br/><br/>"aku gak bisa" – Clarisa<br/><br/>"aku gak boleh pulang malam"-Elisabeth<br/><br/>"kalian harus ikut kalo masih mau temenan sama aku" ucap adelia mengancam kedua gadis itu membuat hati mereka tidak tenang dan merasa takut..<br/>.<br/>.<br/>Ketiga gadis itu pergi dengan rasa takut dan penasaran yang sangat kuat. Adelia memegang kamera ditangannya ia mulai rekaman dari awal memasuki komplek,<br/><br/>"adelia, aku takut jalannya sepi" Elisabeth mulai ketakutan<br/><br/>"benar, sepi banget pulang aja yo" Clarisa sudah merasa merinding ia menggosokkan tangannya di tekuknya. "ah kita belum berjalan masuk jauh tau" ucap Adelia yang masih ngotot untuk memasuki komplek lebih jauh sudah lama mereka berkeliling tapi tidak menemukan apa pun "apa-apaan ini gak ada sesuatu yang menarik" Adelia mulai kesal.<br/><br/>Tak kunjung mendapatkan sesuatu mereka memutuskan untuk pulang.<br/><br/>"uh akhirnya keluar dari jalan itu"- Clarisa yang menarik napas lega<br/><br/>"Iya rasanya jantungku berdegup 100 kali lebih cepat"- Elizabeth<br/><br/>Tapi langkah mereka terhenti ketika melewati sebuah belokan jalan yang agak sepi mereka melihat seorang sedang dipinggir dinding seperti melahap sesuatu, mereka mendekatinya pelan<br/><br/>"Permisi, kakak sedang apa disini" ucap Adelia sedikit mendekat<br/><br/>tidak ada jawaban dari wanita itu ia hanya fokus pada makanannya Adelia mencoba lebih dekat lagi dan menepuk pundak wanita itu.<br/><br/>wanita itu pun menoleh dengan wajah yang penuh darah menunjukkan berapa taring yang membuat Adelia dan kedua temannya terkejut terlihat di tangannya memegang sesuatu berbentuk daging segar jarinya begitu panjang dengan wajah pucat.<br/><br/>wanita itu berusaha untuk menarik tangan Adelia memegangnya dan sedikit menancapkan kuku panjangnya hingga membuat Adelia ketakutan dan gemetaran Ia berusaha untuk melepas genggaman dari makhluk itu.<br/><br/>Begitu kuatnya hingga Adelia dengan terpaksa memukul tangan itu menggunakan Kamera ditangannya sampai akhirnya dilepas. Mereka berlari sekuat tenaga tanpa menoleh ke belakang. sangat jauh dari tempat itu mereka akhirnya memutuskan untuk berhenti berlari.<br/><br/>"Hosh.. hosh.. makhluk apa itu mengerikan sekali" ucap Elizabeth ketakutan.<br/><br/>"Aku capek kita berhenti dulu di sini udah jauh mungkin dia engga ngejar kita lagi" -Clarisa<br/><br/>Adelia terlihat diam karena masih merasa takut wajahnya terlihat pucat sambil memegang tangannya yang tergores terlihat begitu dalam.<br/><br/>"Kamu sih Adelia kita kan jadi ketemu hal yang aneh coba aja kamu nggak ngajak kami atau kita nggak berangkat ke sini mungkin kita nggak bakal ketemu wanita itu" ucap Clarisa sedikit kesal.<br/><br/>"Kok nyalahin aku? kamu sendiri yang mau ikut kan?" -Adelia<br/><br/>"Sudah sudah yang pasti kita berharap semoga wanita itu enggak ngejar kita" Elizabeth melerai kedua temannya<br/><br/>Ketika mereka beristirahat terdengar suara langkah kaki orang sedang berlari dari jalan dihadapan mereka dengan rasa gugup mereka melihatnya ternyata muncul seorang laki-laki yang terlihat banyak luka dan tidak menggunakan baju.<br/><br/>"Tolong aku .. ada wanita yang mau memakanku" ucapnya sembari terduduk didepan mereka bertiga. "Dimana?" Tanya Clarisa. "Disana tepat dari daerah komplek "Jati Negara" pria itu menjawab dengan lemah ... Mereka sangat takut jika makhluk itu tidak hanya satu tapi 2.<br/><br/>Mereka sekarang ada di persimpangan tiga yang artinya jika mereka berlari ke arah belakang akan ketemu wanita tadi. Ke depan ada wanita pembunuh. Sambil berpikir Adelia dan yang lain bersembunyi dipersimpangan. Clarisa sedikit mengintip ke depan melihat seorang Wanita sedang berjalan mengendus-endus sedang mencari sesuatu merangkak ditanah ..<br/><br/>"kita gak bisa disini harus sembunyi" Adelia menyuruh teman-temannya untuk pergi bersembunyi akhirnya mereka bersembunyi dibelakang tempat sampah yang lumayan besar. Makhluk itu mengendus-endus dan kemudian pergi dari tempat itu. Mereka berusaha mengintip dan memastikan makhluk itu pergi.<br/><br/>"kalian liat tadi, itu tidak terlihat sebagai manusia" Adelia berdiri "iya dia mengendus seperti binatang" -Elisabeth<br/><br/>"jalan merangkak dan suaranya seperti anjing bahkan punya ekor" ucap Clarisa ketakutan .<br/><br/>"sekarang sudah aman ayo kita pulang" ucap adelia mereka pergi dengan begitu lelah dan waspada sambil memapah laki-laki yang sedang pingsan.<br/><br/>"bagaimana dengan orang ini" Tanya Elisabeth bingung. "aku gak tau, tapi kita gak bisa ninggalin dia sendirian" –Adelia mulai berpikir dan kemudian mengambil handphonenya menelepon seseorang.<br/><br/>"hallo Alvis, kamu ada dirumah"<br/><br/>Iya, emang kenapa"<br/><br/>"aku boleh minta tolong gak"<br/><br/>"Minta tolong buat apa?"<br/><br/>"nanti aku jelasin sekarang, aku ke rumahmu"<br/><br/>Adelia menutup teleponnya dan membawa mereka pergi menuju Rumah Alvis. "Ayo rumah Alvis dekat sini, kita bisa minta tolong dengannya"<br/><br/>Seseorang mengetuk rumahnya dan dia pergi menuju tempat itu Alvis membukanya menampakan Adelia, Clarisa dan Elisabeth terlihat begitu lusuh dan kotor.<br/><br/>"kalian kenapa?" ucapnya agak bingung.<br/><br/>"kami boleh masuk dulu gak nanti gue jelasin" –adelia<br/><br/>"iya, tapi cowok ini siapa" Tanya Alvis sambil membuka pintu rumahnya .<br/><br/>"kamu gak akan percaya kalau gak berada diposisi kami" –Clarisa menjawab pertanyaan Alvis.<br/><br/>"tadi kami pergi ke komplek Permata permai" –Elisabeth.<br/><br/>"tempat yang biasanya kasus bunuh diri itu" ucap Alvis kaget.<br/><br/>"iya, kami waktu pulang bertemu dengan seorang wanita tapi seperti bukan manusia wajahnya pucat dan bertaring punya kuku yang panjang" –Clarisa menjelaskan dengan wajah serius.<br/><br/>"lihat, ini bekas cakarannya" –Clarisa memegang tangan Adelia.<br/><br/>"gimana sekarang kalian pulang" Tanya Alvis membuat mereka saling pandang dan melihat jam yang menunjukan jam 9 malam."loe bisa antar kami pulangkan" Tanya Adelia.<br/><br/>"bisa sih pakai mobil, tapi orang ini" Tanya Alvis lagi.<br/>"dia lagi pingsan jadi tinggalin aja disini" –Adelia.<br/><br/>Alvis mengantar mereka dengan mobilnya. Didalam mobil mereka hanya diam berkutat dengan pikiran masing-masing.</p>