webnovel

Portal Dunia Lain

Adelia CS harus mencari 12 cincin zodiak untuk menutup portal makhluk dunia Sirene yang ganas telah menjajah kota mereka. Pembunuhan yang mengerikan dan misteri dan yang bertemu ratu sirene akan dicari dan berhadapan dengan Ceberus tangan kanan nya. Bagaimana perjalanan mencari ke dua belas cincin?

Mitarahel · Fantasi
Peringkat tidak cukup
3 Chs

Mencari 12 orang

Terdengar suara bell rumah Clarisa mengajak adiknya untuk pergi bersamanya menggandeng tangan Kirana.

Ia membukanya secara hati-hati dan Nampak seorang laki-laki paruh baya. "ayah, ibu meninggal" ucap Clarisa sambil memeluk ayahnya tapi Kirana hanya menatap laki-laki itu takut dan bersembunyi. Ayahnya masuk dan melihat istrinya bersimbah darah, ia menangis sejadi-jadinya dan menelepon polisi. Clarisa mengajak adik nya ke kamar untuk menenangkannya. "kak aku takut" ucap kirana. "gak apa-apa dik" Clarisa berusaha untuk kuat .. Banyak orang dan polisi berdatangan ke rumahnya, setelah melihat adiknya tidur ia melihat keramaian polisi sangat sibuk.

^^^

"Clarisa kenapa gak turun ya" -Adelia

"ia kenapa?" –elisabeth

"Pulang kita ke rumahnya saja" ucap Alvis .

"anak-anak ada kabar duka dari salah satu teman kalian dikelas ini kemarin malam ibu dari Clarisa meninggal" ucap ibu guru yang baru saja memasuki kelas membuat Adelia, Elisabeth dan Alvis saling pandang. "Bu, saya ijin mau ketempat Clarisa" ucap Adelia mengambil tasnya "saja juga bu" Elisabeth dan Alvis juga pergi. Mereka menaiki mobil menuju tempat Clarisa.

Mereka melihat banyak orang dirumah, mereka masuk dan melihat Clarisa serta adiknya sedang duduk melihat sebuah foto yang dibingkai bunga. Mereka mendekati Clarisa "Risa, maaf kami telat datang" ucap Adelia memegang pundak Clarisa. Clarisa sahabatnya itu dan menangis.

Clarisa mengajak mereka ke kamarnya dan menceritakan semua kejadian sebenarnya "jadi ibu kamu korban mahluk itu" Tanya Alvis. "aku mau ikut kalian bagaimana membuat mereka pergi dari dunia kita" ucapnya dengan amarah. "tapi kami belum menemukan bukunya" –Elisabeth

"memang kita belum menemukannya, tapi pasti ada cara" – Adelia bersemangat. "tapi satu hal kita harus ajak kakak ku untuk ikut ini" sambungnya. Besok kalian datang kerumah ku." Adelia serius dengan apa yang dia katakana

Besoknya mereka berkumpul dirumah adelia tepatnya dikamar kakaknya. "kak, seperti yang aku ceritakan kemarin kami mau menutup portal dan membuat mereka pergi." Adelia mulai membuka pembicaraan. "itu sulit sih, karena kita tidak tau caranya"

"kakak memang tidak tau bukunya dimana?" ucap Clarisa yang mulai bingung. Sejenak Adelio berpikit "aku tau, dirumah ini ada perpustakaan lama kakek kan" adelio berdiri "kakek suka sama mitos-mitos sama seperti ku pasti disana ada caranya" sambungnya. Mereka semua bahagia dan Adelio menemui ibunya

"Bu, dimana kunci perpustakaan kakek"

"ada untuk apa" "mau lihat buku" ibunya memberikan kunci yang dikeluarkan dari laci.

Mereka pergi ke perpustakaan itu dan begitu banyak buku kuno dan mitos mereka mencarinya "ketemu gak" Adelia yang dijawab dengan gelengan kepala "gimana nih emang gak ada ya bukunya" mereka semua kecewa. Adelia duduk dikursi dan menopang dagu dimeja kakeknya. Mencoba melihat laci yang ada disana dan menemukan sebuah buku "semuanya" ucap Adelia memperlihatkan buku itu mereka membaca nama buku itu "Twelve Zodiac Rings" "buku tentang apa ini" –Alvis mengeluh. Mereka mulai membuka terdapat banyak coretan tangan kakeknya.

Mereka membacanya dengan seksama sampai akhirnya menemukan jawaban "cincin Zodiak adalah cincin yang dapat menutup sebuah portal dan menyegelnya dengan kuat, kekuatan setiap cincin berbeda yang terkuat adalah Gemini yaitu dua anak kembar Castor dan Polux. Jika bisa menemukan dua belas cincin zodiac akan membuat kekuatan yang besar untuk melawan Sirene dan prajuritnya" mereka semua saling pandang dan menerka bagaimana bentuk cincin zodiac tersebut.

"cincin zodiac itu seperti apa" Tanya Clarisa bingung. Adelia membolak-balikan buku itu apakah ada petunjuk dan menjatuhkan sebuah kertas bertulis tangan. Dia membukanya dan melihat isi dari kertas itu. "lihat apa ini gambar ke dua belas cincin tapi hanya sepotong bentuk cincin gemini tidak tahu seperti apa" ucap adelia. "ada petunjuk disini, katanya ke dua belas cincin hanya bisa berguna untuk yang memiliki zodiac tersebut" ucapnya. "berarti kita tidak bisa menggunakan cincin yang bukan zodiac kita" –elisabeth memahami petunjuk "cincin zodiac ada dua belas berarti kita harus mengumpulkan dua belas orang untuk menemukan semua cincin zodiac.

"aku zodiac Taurus" –Clarisa

"aku Virgo" –Elisabeth

"aku Sagitarius" –Alvis

"aku Pisces" –Adelio

"Kamu Adelia zodiac apa?" Tanya Clarisa

"zodiac ku Gemini"

"berarti orang yang harus kita cari adalah orang yang berzodiak Capricorn, Aquarius, Aries, Cancer, Leo, Libra, dan Scorpio" ungkapnya. "bagaimana cara kita mengajak orang-orang itu untuk bergabung" mereka tanpa bingung. Sambil berpikir "kita coba tanyakan saja dulu" ucap adelia. "besok disekolah kita pergi dan tanyakan pada teman-teman apa zodiaknya, setelah itu yang berzodiak sama dengan kita cari kita ajak bicara" –Adelia mulai menyusun strategi . "kakak juga tanyakan pada teman-teman kantor kakak" ucapnya sambil memandang dan dijawab dengan anggukan.

Hari esoknya mereka mulai menanyakan hal itu dengan teman-temannya dan mengumpulkan beberapa orang ketempat ruang musik yang kosong "begini, kami ingin bicara dengan kalian, apa kalian ingin bergabung bersama kami" Tanya adelia hati-hati.

"aku tidak mau, kalo itu benar pun lebih baik aku tidak ikutan" ucap salah satu teman sekelasnya yang diikuti teman lain mereka pergi dari tempat itu.

"gimana nih gak ada yang mau gabung" ungkap Elisabeth frustasi.

"ya mau gimana lagi kita harus temukan yang lain" jawab Clarisa .

Tukk… terdengar bunyi dari pintu mereka menoleh dan terlihat seorang gadis berkacamata dengan ekspresi ketakutan "apa aku boleh bergabung dengan kalian, aku tadi mendengar semuanya" ungkapnya sambil memegang kedua tangannya.

"kamu pernah liat makhluk itu?" Tanya Adelia yang dijawab dengan anggukan "siapa namamu?" "Safira"

"zodiac mu apa?" –Elisabeth

"Libra" –Safira

"oke kalo gitu kamu boleh bergabung"

"kami boleh minta nomor handphone dan id line" –Alvis.

Mereka akhirnya menemukan satu orang yang mau bergabung.

"Aaaaa.. ada yang meninggal di dalam toilet" teriak satu orang murid yang berlarian membuat semua orang keluar kelas.

Guru yang menghentikannya bertanya "ada apa ini?" "itu bu ada orang meninggal bersimbah darah di toilet wanita" ucap murid itu sambil ketakutan.

Adelia dan yang lain pergi ke tempat itu dan melihat banyak orang berdesak-desakan dan yang melihatnya hanya Alvis "gimana Vis" "tubuhnya tercabik-cabik dan bola mata, telinga hilang" ungkap Alvis.

"pasti itu sejenis Ceberus. "ucap Adelia. Mereka pergi dari sana tapi pandangan Adelia tertuju pada seorang gadis yang berdiri sambil ketakutan di dekat WC Adelia mendekatinya.

"kamu kenapa"-tanyanya "gadis itu hanya ketakutan bibirnya bergetar kemudian ia pergi menghindatri Adelia.

Adelia dan yang lain mengejarnya hingga sampai ditempat koridor yang agak sepi Alvis menangkap tangan gadis itu. Mereka membawanya ketempat yang agak sepi di dalam gudang sekolah.

"kamu kenapa? Apa kamu lihat sesuatu" ucap Clarisa.

"aa..kkuu li..lihat Oo..rrang membunuh Zaskia dia mencabik-cabiknya, dia juga pakai seragam sekolah" ungkapnya dengan ekspresi ketakutan dan tidak tenang.

"apa dia temanmu" "tenanglah kamu baik-baik saja" adelia berusaha nenangin gadis itu.

"nama kamu siapa?"

"Ayu" ucap gadis itu masih ketakutan.

"Ayu, dengar yang kamu lihat itu bukan manusia itu makhluk yang jahat bisa menyerupai manusia" sambung Elisabeth.

"kami sedang cari cara untuk membuat mereka musnah atau menutup portal yagn menghubungkan dunia kita dan dunia mereka"-Adelia mencoba menjelaskan.

"kamu zodiak apa?" Tanya clarisa padanya "Scorpion".

"apa kamu ingin bergabung dengan kami" ajak Alvis.

Gadis itu hanya diam dia masih ketakutan "tidak apa-apa kalo kamu tidak mau ikut tapi kalo kamu berubah pikiran kamu bisa hubungi kami, ini nomor telepon ku" ucap adelia mereka mengantar gadis itu ke kelasnya agar dia lebih tenang.

Adelia dan yang lain kembali ke kelas setelah mengantar Ayu ke kelasnya.

"Gimana sekarang makhluk itu mulai menyerang sekolah kita" -CLARISA

"Kita harus cepat mencari cincin itu" -Adelia berjalan mondar mandir kuatir

Kita harus cepat bertemu kakak Adelio dan membahas hal ini. Murid disekolah mereka dipulangkan dengan cepat karena kejadian itu..

.

.

.

.

.

"adelio ayo makan siang" ucap seorang laki-laki teman sekantornya. "iya tunggu sebentar" Adelio membereskan apa yang sedang dia kerjakan dan mengambil tasnya berjalan mengikuti Erlan. "kita makan dimana" ungkapnya "tempat biasa saja" adelio . mereka makan siang di dekat kantor dan hanya berjalan kaki.

"adelio, hello adelio" ucap Erlan sambil mengibaskan tangan didepan wajahnya. "kamu mau pesan apa" –tawar Erlan. "aku mau makan nasi goring sama jus Jeruk aja" ucapnya tanpa beralih dari saluran televisi yang sedang melaporkan berita.

"kamu lagi liat berita itu ya"-Erlan juga menoleh melihat berita yang disampaikan.

"akhir-akhir ini memang banyak sekali pembunuhan yang mati dengan mayat tercabik-cabik seperti dibunuh oleh binatang" sambungnya lagi.

Adelio mengalihkan pandangannya ke arah Erlan dan mereka saling pandang "kamu percaya kalo itu ulang binatang" Tanya Adelio.

"aku sih enggak percaya, mungkin pembunuhnya sengaja biar terlihat seperti binatang buas" –Erlan

"kalo itu bukan ulah manusia kamu percaya" sekali lagi Adelio menanyakan dengan yakin.

"maksudmu? Kaya hantu gitu. Gak percaya sih"

"bukan hantu tapi makhluk lain yang lebih mengerikan"

"kamu ngomong apa sih" ucap Erlan merasa aneh dengan Adelio.

Adelio melihat seorang laki-laki yang berjalan dengan diikuti seseorang dari kaca. Tapi pelayan yang datang membuatnya tidak terlalu melihat kemana arah laki-laki itu pergi. Mereka melahap makanannya Adelio berpikir bagaimana cara untuk mengajak Erlan bersama dengannya.

"Erlan, kalau aku cerita sesuatu yang berhubungan dengan pembunuhan yang ada diberita kamu percaya?" ucap Adelio ketika mereka sudah menyelesaikan makan. "Jika itu dapat masuk logika , ya percaya"

"apa kamu mau membantu kalau aku bisa menyakinkanmu" Tanya adelio sambil menatapnya. "Iya aku bisa membantu mu" –Erlan

"baiklah nanti setelah pulang kantor kamu mampir dulu kerumah ku, akan ku ceritakan semuannya" Adelio dengan ekspresi serius dan mereka pun kembali ke kantor.

Deringan ponsel dari saku baju Adelia membuatnya merogoh kantung saku dan melihat pesan dari Adelio.

"Dek. Nanti sore kamu ajak teman-teman mu ke ruamh kita akan membahas hal ini di perpustakaan milik kakek" –Adelio

"teman-teman kata kak Adelio, hari ini kumpul dirumah ku" ucapnya sambil melihat satu persatu temannya yang dijawab dengan anggukan. "Safira kamu pulang ikut kami ya" –Clarisa meminta safira yang dijawab dengan setuju.

"kakak kamu belum pulang?" Tanya Alvis.

"Iya nih, katanya pulang jam 5" sambil melihat jam yang melingkar ditangannya menunjukan pukul lima lewat tiga puluh menit. "coba telepon deh"-Clarisa

"iya, aku telepon" –Adelia

"kak, dimana? Kok belum pulang"

"maaf dek ini lagi dijalan" ucap Adelio dari telepon.

"gak ada sesuatu yang terjadikan?" Tanya adelia mendengar deru nafas kakaknya.

"Nanti kakak cerita, nanti bukakan pintu belakang ya" ucapnya sambil menutup telepon