webnovel

PONZ crew

Sebuah kisah saja! Dari sebuah perjalanan panjang seorang pemuda belia usia yang bergelut dengan hati dan takdirnya. Ada cinta dan marah, ada sahabat dan kekasih! Ada hati dan raga yang menyatukan dua hasrat.

Jatisanyoto_77 · Realistis
Peringkat tidak cukup
29 Chs

[4] Surat Bergaris [1]

Sore itu hampir senja, aku sedang menunggu Dodik yang mau menjemput ku tadi udah janjian.

"Hemm.. Sialan kamu Ar..katanya mau jemput aku duluan sebelum ke rumah Tamik, bilang lah kalau gak jadi.Untung saja Dodik mau menjemput ku, kalau gak terpaksa aku naik sepeda sendiri!"   Gerutu ku dalam hati sambil duduk diteras rumah.

Iya, si Ari tadi janji mau jemput aku kerumah Tamik, ternyata gak jadi katanya dia udah janjian jemput Widya, pacarnya yang teman sebangku Tamik. Hari ini ada undangan ulang tahunnya Tamik bu ketua kelas.

Se kelas diundang.!

Untung nya, sore itu aku jadi dijemput sama Dodik, rumah Dodik ini dekat dengan rumah ku, sedikit ke timur sekitar 3oo meter aja, cuma beda RT.

Dodik yang berperawakan tinggi dengan tubuh agak kecil ini juga lagi PDKT sama Elisa, aku taunya dari Tamik sama Nita.

Paslah menurutku, soalnya Elisa juga tinggi, jangkung istilahnya kata anak anak.

Semoga terkabul ya broo!!  "Amiin" 

____

Hampir senja waktu aku dan Dodik sampai rumah Tamik, acaranya di sebuah ruko punya ayahnya Tamik. Beliau orang kaya, kontraktor setahuku juga punya beberapa bisnis. Kaya lah pokoknya, ketimbang aku, hehehehe

Aku turun dan Dodik memarkir motornya depan ruko Tamik agak kepinggir kanan biar gak nutup jalan yang mau lewat.

"ayo al..dik.. Masuk aja! "suara Tamik menyambut ku yang baru aja datang. "iya Mik" jawab ku.

Aku menjabat tangan Tamik dan berjalan ke teras depan ruko.

Ternyata, didalam bangunan yang lebar itu sudah banyak teman yang datang. Kirain aku kepagian!

Kulihat udah banyak teman cowok juga yang cewek sedang berbaur ngobrol.

Aku sempat melihat sosok yang menjadi perhatianku sekilas saja,.

Nita, dia juga udah ada disana lagi ngobrol sama Rosa, yang lagi di PDKT sama si Totok.

Nita nampak sekilas mencuri pandangan padaku. Aku membalas bergantian mencuri pandangan seraya senyum dalam hati.

Disamping Nita juga terlihat lagi duduk, Elisa.

Mereka nampak riuh bercanda. Lepas sekali dan segar. Aku senang melihatnya. Membuatku bersemangat, memompa adrenalin gelora jiwa muda.

"sini dik! " aku memanggil Dodik yang baru menuju ruko lepas memarkir motor nya.

" Nita tuh! " Dodik melempar pandangan, aku pura pura gak dengar." ahh kamu itu, gak mau? " canda Dodik diselingi tawa kami.

" ya... Pasti maulah dik! " jawab ku menyenangkan hati sendiri. Dodik tertawa tanpa suara.

Kulihat Tamik lagi mengarahkan agar cewek dan cowok duduk berseberangan. Menghadap ke Utara dan selatan bersandar ditembok. Sepertinya acara akan dimulai.

" ayo dik, Duduk sana! " Ajakku pada Dodik yang lagi ngobrol sama Tamik didepan.

" bentar al! " jawabnya kembali ngobrol sama Tamik . Aku memberanikan diri melangkah sendiri.

Dan lagi saat itu aku mulai merasakan resah, aku merasa tak nyaman, tapi anehnya sekali lagi aku suka perasaan saat itu yang sepertinya menghangatkan tubuhku yang dingin  diterpa angin dijalanan tadi.

Aku melangkah menghampiri barisan cewek, kusalami satu persatu : Ira, Yuni, Kristina, lastri, Rosana, Elisa,sedikit basa basi pada mereka, lalu selangkah berikutnya,

"hai Nita,, apa kabar.. dari tadi? "

" iya al..alhamdulillah baik, jam empat tadi, sama Elisa" jawab Nita, "kok baru nyampe kamu ? " lanjutnya bertanya padaku.

" iya nunggu itu Dodik, bareng soalnya" aku melempar pandangan sekilas ke arah Dodik, dan Ari yang baru masuk ruko sama Widya.

Hemm, aku menelan ludah lagi, Sungguh, tak pernah kulihat Nita bicara tanpa senyum. Dan senyum itu kembali kulihat senja itu. Beradu dikepalaku begitu seru dan sengit!. Terngiang ngiang dirongga otakku.

Tatapan matanya yang hampir bundar itu. Ohh... sebuah pesona,

Aduh.. Ampun Tuhan,...aku menyerah! _______________________________________

" Nita..jangan pernah menyerah

  menyenangkan ku dengan senyum  itu.

  Terima kasih karena tak ingin berhenti

  menenangkan gejolak hati ini"

_______________________________________

Juga kulit halus tangannya yang kala itu menyentuh tanganku,..., uhhff... Sepertinya aku takan mau melepas jari jemarinya yang menjabat tangan ku saat itu. "Biar ku lem besi aja sekalian." Canda diotakku.

"udah? " tanya Nita membuyarkan imajinasiku yang ketika itu masih menggenggam tangannya." belum, pengen lama, boleh? " aku senyum, Nita juga agak tertunduk. Elisa dan teman perempuan beberapa memperhatikan ku. Aku segera melepaskan tangannya. Nampak pipinya mulai merona.

"ohh ya al,. Makasi ya suratnya.. Udah ta baca.. Aku suka! " kembali Nita menatapku.

" yang mana..?  Surat ku apa si Antok? " tanya ku menggodanya. Nita sedikit sewot, tapi senyum lagi.

" yang kamu titipin hadi! " balasnya.

" alhamdulillah,..! " aku tersenyum, Nita juga.

Berikutnya aku beranjak duduk dideretan anak cowok, kulihat acara akan dimulai, Tamik sudah memegang mic. Acara yang dibuka oleh Tamik dan dilanjutkan oleh sambutan dari ibunya itu berlangsung meriah. Kami bercanda, makan, minum es buah,meniup lilin dan berdoa begitu khidmat. Dan tentu saja, selalu kucari kesempatan untuk mencuri pandangan Nita.

Aku gak bisa menceritakan secara detail, tapi yang pasti acara ulang tahun Tamik itu amat sangat berkesan dan akan kukenang seumur hidupku menjadi bagian cerita catatan takdirku. Terutama bagiku, karena ada Nita disana.

"Selamat Ulang Tahun  ya Tamik.. Doa semua kebaikan menyertai mu.. Amiin" ucapan selamat dariku. "makasih ya al, udah mau dateng" balas Tamik.

Teman teman juga bergantian memberi selamat pada Tamik.

_____

Hampir jam Sembilan malam itu, suasana sudah mulai berangsur sepi dari hiruk pikuk dan canda tawa ketika sebagian teman sudah mulai pamit, pulang satu persatu.

Aku memperhatikan Nita yang pindah duduk agak kepojok sebelah dalam ruangan setelah ikut ngobrol sama Elisa, Tamik dan Dodik didepan ruko. Mengantar yang pamit pulang.

Aku berjalan mendekati nya, seperti mengendap, mengatur langkah, aku tak mau suara langkah kakiku membuatnya gusar.

"Nita, emm..gak pulang, udah jam sembilan ? " Nita mendongakkan kepala melihatku.

"iya al.. Bentar lagi, nunggu Elis,, tuh!! Sambil berpaling melihat kearah Elis, Dodik dan Sampek yang lagi ngobrol depan ruko. Aku duduk didekatnya.

"atau mau kuantar pulang dulu, pinjem motor Totok" Ajakku menawarkan.

"gak papa, Kalo gak keberatan, "balasnya menenangkan." dengan senang hati! " jawab ku seraya berdiri meninggalkannya mengambil motor Totok yang diparkir setelah bilang sama yang punya tentunya.

Nita menunggu depan ruko. Kulihat ngobrol sebentar sama Tamik, sepertinya sekalian pamit sama Elisa dan Dodik.

" sudah? "ajaku. Nita pun naik, duduk menyamping sambil kedua tangannya dilipat kedepan dipahanya. . Anggun. Aku sempat meliriknya sebentar sebelum akhirnya gas motor itu mulai ku pacu pelan.

Aku & Nita mulai melaju  menyusuri jalan beraspal kota malam itu dan sepertinya aku bermimpi karena itu adalah awal pertama kali aku bisa membonceng Nita dijok belakang ku.

Aku melihat ke langit sebentar, bersyukur, Nita sepertinya gak tahu. Gak masalah, ini antara aku dan Tuhan.

__________________________________________________

08112o