webnovel

Please Untie Me

Hidup naruto seakan berada di dalam penjara. Pertemuannya dengan sasuke justru menjerumuskannya dalam jurang ketakutan dan penyiksaan. Sifat posesif sang surai hitam itu membuatnya harus kehilangan orang tua, saudara dan sahabatnya. Seribu cara dilakukan naruto lepas dari nya namun seolah sasuke telah menemukan sepuluh ribu cara untuk menemukannya. Pertemuannya dengan Sai justru semakin memperparah keadaan. Akan kah naruto bertahan ataukah lari dari sasuke?

ambar260292 · Komik
Peringkat tidak cukup
17 Chs

Hadiah Kejutan

" Apa ini?" Kupandangi sekali lagi tak percaya.

" Hadiah," ujar Sasuke santai.

" Kau tak bercanda kan?"

" Sejak kapan aku bercanda padamu, baka?' senyum lembut tercetak dari bibir Sasuke.

Siapa yang akan mempercayai pemandangan yang ada di depanku.

Ini bukan seikat bunga.

Bukan pula sekotak cokelat.

Dan bukan pula sebuah boneka.

Hadiah ini benar-benar tak pernah kuduga sebelumnya.

Sama sekali.

"JUGO?"

Tak percaya dengan apa yang kulihat.

Pria yang membuatku cemas setengah mati itu ada tepat di depanku.

Pria yang membuatku hampir terbunuh ini bahkan terlihat baik-baik saja.

Kupandangi Sasuke dan kembali beralih ke Jugo.

Tak mampu mengatakan apapun.

"Mengapa....." tak mampu kuberkata apapun. Hanya ekspresi bingung yang bisa kutunjukkan.

Sementara pria yang kemarin memintaku untuk menemuinya hanya berdiri terdiam di depanku. Tak ada ekspresi apapun yang dia keluarkan. Dia hanya terdiam, tanpa berani memandangku.

"Apa-apaan ini? Jugo?"

Pria yang kutanya hanya bisa terdiam. Hanya bisa menunduk. Masih enggan memandangku.

Ingin rasanya kucekik pria ini sekuat tenaga.

Bagaimana bisa dia tak mengatakan apapun setelah apa yang dia lakukan. Pria ini benar-benar brengsek. Ingin kutendang pria ini hingga tak berbentuk.

"Jugo sebenarnya hanya menggodamu kemarin," ucap Sasuke berusaha menenangkan Naruto.

"MENGGODAKU????

Tak percaya dengan ucapan santai Sasuke.

"Bagaimana bisa dia menganggap hal kemarin lelucon?" masih tak percaya.

"Aku juga tak tahu. Dia sendiri yang mengaku kemarin," saut Sasuke." Benarkah Jugo?"

Sementara yang ditanya terdiam, ingin kuberdiri dan menendang wajahnya.

"Jika kemarin hanya lelucon, mengapa kau menghajarku Sasuke? Kupandangi surai hitam meminta penjelasan.

"Itu tanda sayangku padamu Naruto," ucap Sasuke memandangku dengan senyum simpulnya.

"Tanda sayang?"

Mulutku seolah kelu dan tak mampu berucap lagi.

Gila.

Bagaimana bisa kau menghajar orang yang kau cintai hanya demi menunjukkan kasih sayang.

Meski berulang kali kucoba untuk mencerna maksud surai hitam ini, tetap saja ini tak masuk akal.

Apa yang dilakukannya ini benar-benar tak waras.

Instingku seolah berkata tuk menjauh dari pria ini.

Meski harus kuakui aku sangat mencintainya, tapi entah kenapa instingku meneriakiku tuk jauh darinya.

"Jangan harap lari dari ku Naru chan"

Tanpa kusadari ekspresi Sasuke berubah.

Seolah tahu apa yang kupikirkan, digenggamnya pergelangan tanganku dan diremasnya erat.

Membuatku hanya bisa meringis kesakitan.

Remasan itu semakin mengencang, dan ekspresinya sudah bukan lagi manusia.

Itu binatang.

Binatang buas.

"Gomen Sasuke, 'kata-kata itu terus kuucap sembari berusaha menarik tanganku yang masih digenggamnya.

Pria itu masih menatapku dalam diam.

Hanya senyum simpul yang tercetak di bibirnya.

Seolah menikmati kesakitanku, pria itu justru semakin menekan kekuatan tangannya.

Aku hanya bisa mengerang kesakitan.

Air mataku mengalir tanpa henti.

Kekuatan kakiku seolah kehilangan tenaga,

Aku hanya bisa terduduk, berusaha menahan rasa sakit yang teramat sangat.

"Kau tadi dengar apa yang kuucapkan padamu Naru?"

"Aku tahu, aku tahu....aku takkan lari. Aku disini Sasuke. Kumohon lepaskan tanganku. Aku mohon,"

"Anak pintar"

Dilepaskannya tanganku.

Meski menyakitkan, namun aku tak berani berucap apapun. Hanya mengusap pergelangan tangan yang diremasnya dan menangis dalam diam.

"Kembalilah ke kamarmu," perintah Sasuke," Aku ada urusan dengan Jugo. Nanti aku akan menemuimu di kamar.

Meski nadanya terdengar lembut, namun entah mengapa aku enggan memandangnya.

Hanya terdengar suara langkah kakinya yang menjauh. Diikuti suara lain yang aku tahu itu milik Jugo.

Saat langkah itu sudah tak terdengar, perasaan lega memenuhi hatiku.

Oh Tuhan apa yang harus kulakukan?

Ini membingungkan?

Mengapa dia berubah?

Apa yang harus aku lakukan?

Apa yang terjadi pada Jugo?

Ini tak benar.

Aku tahu ini tak benar.

Aku harus pergi dari sini.

Ya, aku harus pergi.

Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!

Creation is hard, cheer me up!

I tagged this book, come and support me with a thumbs up!

Like it ? Add to library!

Have some idea about my story? Comment it and let me know.

ambar260292creators' thoughts