webnovel

Pernikahan Yang Dirindukan

Dua Hari sebelum acara lamaran, calon suaminya membawakan selembar undangan pernikahan yang membuatnya mencicipi neraka cinta yang paling mengerikan. "Apa maksudmu? " Tanya Liana Putri dengan mata yang mulai berkaca-kaca menahan air matanya. "Maaf karena aku akan menikah dengan perempuan lain." Jawab Danu Prayoga tanpa rasa bersalah. Seketika itu dunia Lia terasa runtuh. Hatinya remuk bercampur rasa malu yang luar biasa. Bagaimana dia harus menjelaskan semuanya pada keluarga besarnya. ...... Setelah sakitnya di khianati, Lia pindah kerja, tanpa sengaja ia bertemu dengan keponakan dari salah satu Direktur Utama rumah sakit terkenal di pusat kota tempat mantan calon suami nya bekerja. Lelaki itu sangat dingin dan mendomisi. Tapi, ia memiliki hati yang hangat. Namanya adalah Marvin Alexder. Akankah Lia bisa menyembuhkan lukanya? Temukan kisahnya dengan membaca bab setiap bab di novel ini!

Linayanti · perkotaan
Peringkat tidak cukup
258 Chs

Perjuangan Marvin untuk Lia

Marvin dan Lia melanjutkan perjalanannya.Benerapa kemudian sampailah Marvin ke suatu tempat yang ditujunya. Ia kemudian berhenti dan meminta Lia untuk turun.

"Kita sudah sampai, sekarang turunlah dan ikut denganku" Kata Marvin.

Lia mengangguk dan keluar dari mobil Marvin.

"Kenapa Tuan membawa Lia ke sini?" Tanya Lia.

"Ikuti saja perintah ku, biar kamu bisa lilis tes nantinya" Kata Marvin.

Marvin membawa Lia ke sebuah Toko buku kren di Jepang. Toko Buku Tsutaya Books, T-Site terletak di Daikanyama, tersebar di tiga gedung dan tiga tingkat, T-Site lebih terasa seperti Disneyland bagi pecinta buku daripada toko sederhana. Melihat tempat yang dikunjungi sama Marvin Lia takjub seketika dengan kemewahan tempat itu. Ia tidak pernah mendatangi tempat-tempat elit selama ini.

Ia merasa malu sama dirinya sendiri, bagaimana ia akan membalas kebaikan Marvin nantinya, sedangkan Lia tidak punya apa-apa.

"Silahkan kamu pilih buku yang cocok denganmu, aku akan menunggumu disini"Kata Marvin, ia menunjukkan tempat-tempat buku yang memang cocok jadi refrensi.

" Baik Tuan"Kata Lia menunduk.

Ia kemudian berjalan mengelilingi tempat tersebut, ia memilih buku yang penting saja. Karena ia juga malu jika memilih banyak buku, sambil memilih ia juga melihat-lihat tempat ruangan itu. Ia dengan bahagia tersenyum berkeliling seperti anak TK yang sedang bahagia. Lama menunggu Marvin bangun dari tempat duduknya, ia mencari keberadaan Lia, Marvin tidak menemukan Lia.

Marvin terkejut kemana Lia, Marvin berkeliling ke semua ruangan di Toko buku itu, akhirnya ia melihat Lia sedang duduk membaca satu buku.

Dari kejauhan Marvin menatap Lia, tersadar Lia merasa ada yang memperhatikan. Ia pun menengok ke samping kanan, terkejut Lia melihat Marvin. Mereka berdua sama-sama saling tatap dengan penuh makna, Marvin membuat Lia salah tingkah. Merasa gak enak Lia bangun dan berjalan menuju arah Marvin.

"Maaf Tuan menunggu lama, bukunya sudah ketemu" Kata Lia, ia menunjukkan Buku yang di pilihnya sama Marvin.

Melihat buku yang ditunjukkan hanya satu, Marvin tertawa lepas bahagia karena tingkah lugu Lia. Semakin meleleh Lia melihat tawa Marvin, ia melihat begitu damai, jauh tapi terasa dekat di hati. Meskipun jarak mereka bagai bumi dan langit.

"Kamu hanya memilih satu buku saja, terus dari tadi apa yang kamu kerjakan, emangnya tidak ada buku yang cocok sama kamu?" Tanya Marvin, sambil tertawa, ia memegang buku yang di tunjukkan sama Lia tadi.

"Lia cuma butuh yang ini Tuan, yang lainnya sudah Lia baca-baca tadi, jadi Lia rasa tidak perlu untuk membeli nya untuk menghemat Tuan" Jawab Lia dengan polos, ia ada rasa malu sama Marvin karena gak mungkin Lia memilih banyak buku untuk di beli, sedangkan Lia gak cukup uangnya, apalagi buku yang dipilih Lia lumayan mahal harganya.

"Baiklah, sekarang kamu ikuti aku, biar aku yang pilihkan buku yang cocok untuk kamu baca" Kata Marvin, kemudian Marvin berjalan berkeliling ia memilih-milih buku yang cocok, ia sudah menemukan beberapa buku untuk Lia.

Dalam hati Lia ingin menegur namun malu, karena buku yang dipilih sama Marvin sudah banyak, namun hanya diam dan menunduk, rasa gelisah dalam hati Lia rasakan karena benar-benar merasa gak enak. Biar gimanapun merepotkan orang lain itu sangat tidak nyaman. Buku yang dipilih Marvin sudah cukup selanjutnya Marvin pergi ke kasir.

Hati Lia deg-degan ketika melihat keseluruhan harga buku itu. Mau bayar pakai apa nantinya, gajinya saja tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

Berbelanja pun sudah selesai mereka masuk ke mobil, sejak diperjalanan Lia terlihat murung seperti orang ke sambat. Melihat hal itu Marvin bertanya kepada Lia.

"Kamu kenapa, dari tadi kamu kelihatan murung, apa ada yang salah dengan caraku?" Tanya Marvin menatap Lia.

"Tidak ada Tuan, justru Tuan begitu baik sama Lia" Jawab Lia sambil menunduk dan menggeleng kepalanya.

"Terus apa yang kamu pikirkan?" Tanya Marvin lagi.

"Tuan terlalu baik sama Lia, Lia bingung bagaimana cara mengembalikan uang Tuan nantinya, sedangkan gaji Lia hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari saja" Jawab Lia, dengan nada lembut.

"Ha.. ha...ha kamu tidak perlu untuk memikirkan hal itu, yang harus kamu pikirkan sekarang, bagaiman cara kamu untuk lulus tes nantinya" Kata Marvin, ia tertawa dan menggelengkan kepalanya namun pandangannya tetap ke wajah Lia.

Marvin memberikan Lia motivasi dengan baik, ia begitu peduli dan perhatian, selain tampan juga baik hati.