webnovel

Pernikahan Yang Dirindukan

Dua Hari sebelum acara lamaran, calon suaminya membawakan selembar undangan pernikahan yang membuatnya mencicipi neraka cinta yang paling mengerikan. "Apa maksudmu? " Tanya Liana Putri dengan mata yang mulai berkaca-kaca menahan air matanya. "Maaf karena aku akan menikah dengan perempuan lain." Jawab Danu Prayoga tanpa rasa bersalah. Seketika itu dunia Lia terasa runtuh. Hatinya remuk bercampur rasa malu yang luar biasa. Bagaimana dia harus menjelaskan semuanya pada keluarga besarnya. ...... Setelah sakitnya di khianati, Lia pindah kerja, tanpa sengaja ia bertemu dengan keponakan dari salah satu Direktur Utama rumah sakit terkenal di pusat kota tempat mantan calon suami nya bekerja. Lelaki itu sangat dingin dan mendomisi. Tapi, ia memiliki hati yang hangat. Namanya adalah Marvin Alexder. Akankah Lia bisa menyembuhkan lukanya? Temukan kisahnya dengan membaca bab setiap bab di novel ini!

Linayanti · perkotaan
Peringkat tidak cukup
258 Chs

Kenapa harus aku yang di salahkan

Hari-hari pun terus berlalu, siang berganti malam, hidup bersama mati, susah bersama senang, tawa bersama tangis, berjumpa bersama perpisahan. Itulah kehidupan di dunia, Surat dari pengadilan sudah keluar, Ratna yang sedang bimbang memikirkan nasib kehidupannya bersama Danu kini sudah hancur. Terdiam mengurung diri sambil memikirkan langkahnya, bel pun berbunyi ia segera bangun membukakan pintu. Tersenyum lepas Ratna dengan penuh haru melihat kadatangan Danu. Ratna langsung memeluk Danu dan tak ingin melepaskan suaminya itu.

"Sayang...akhirnya kamu pulang juga" Kata Ratna dengan bahagia.

"Lepaskan Ratna, akun kesini hanya ingin mengantarkan mu ini" Kata Danu sambil memperlihatkan Amplop berwarna Putih.

"Maksud kamu apa sayang" Kata Ratna, berpura-pura lupa, pikiran Ratna sudah mulai berubah ia merasa tegang melihat isi amplop itu.

"Buka saja, nanti kamu juga akan tahu isinya apa" Jawab Danu dengan wajah santai, ia sama sekali tidak memikirkan bagaimana perasaan Ratna.

Mata Ratna mulai berkaca-kacar, raut wajahnya seketika berubah, ia berusaha untuk tidak menangis di hadapan Danu. Sebelum melihat isi amplop itu, Ratna menyuruh Danu untuk duduk, ia ingin membicarakan permasalahan rumah tangga naya dengan baik. Namun Danu dengan keras kepalanya menolak, ia tidak ingin berlama-lama di sana.

"Ini surat perceraian kita sudah keluar, sekarang tinggal kamu tanda tangan" Kata Danu, meminta Ratna menandatangani surat itu dan meletakkannya di atas meja, tepat di depan Ratna.

Gemetaran Ratna mengambil surat itu, wajahnya kelihatan sangat sedih, hatinya merasa hancur berkeping-keping. Ia tidak mau melepaskan Danu, perlahan ia mengambil surat itu, lalu membukanya namun ia tidak sanggup untuk membaca isi dari surat itu. Danu dengan tidak sabar, segera menyuruh Ratna tanda tangan karena waktunya tidak banyak lagi.

"Ke.. kenapa, kamu benar-benar tega Danu, kenapa kamu sekejam ini sama aku, secepat itukah cintamu hilang untukku, baiklah aku akan menuruti semua keinginanmu" Kata Ratna menahan tangis, matanya tertuju ke Danu penuh makna, namun hatinya hancur seperti kaca yang sudah tidak bisa di perbaiki lagi.

Segera Ratna mengambil bolpoin dan menandatangani surat itu, tangannya gemetaran sekali, ia rasanya gak sanggup, karena ini semua sudah terjadi Ratna harus bisa menerima keputusan Danu. Tanda tangan pun telah selesai, lalu Danu mengambil surat perceraian itu.

"Baiklah.. sekarang kita bukan suami istri lagi Ratna" Kata Danu, lalu pergi meninggalkan Ratna begitu saja.

"Kamu jahat.... kamu jahat.... kamu jahat" Teriak Ratna histeris.

Ratna melempar semua benda yang ada di dekatnya, ia sudah tidak bisa mengendalikan amarahnya. Benci terhadap Lia semakin memuncak, ia mengambil vas bunga yang ada di atas meja, ia perlahan melangkah ke cermin, ia melihat dirinya seperti orang kerasukan. Air matanya menetes deras seperti badai kehancuran. Lalu ia melempar vas bunga itu ke kaca, hancur lebur kaca itu di buat oleh Ratna.

Ia benar-benar hancur, ia tergeletak di lantai, terdiam dan membisu hanya ada air mata sebagai bukti kesedihannya. Matanya melotot tanpa berkedip, tangannya meremas-remas jari memendam rasa kecewa.

"Ini semua gara-gara masa lalu mu Danu, dia yang sudah membuat rumah tangga kita hancur, dia harus menerima akibat dari semua perbuatannya" Batin Ratna.

Danu merasa lega karena resmi berpisah dengan Ratna , kebahagiaan ia rasakan sungguh luar dugaan. Ia seperti burung baru keluar dari sangkarnya. Ia tidak sabar ingin menemui Lia, memberitahu kabar perpisahannya. Bagi Danu kabar perpisahannya kabar bahagia belum tentu bagi Lia. Danu memang laki-laki tidak punya perasaan semudah itu dia meninggalkan istrinya.