webnovel

Pernikahan Yang Dirindukan

Dua Hari sebelum acara lamaran, calon suaminya membawakan selembar undangan pernikahan yang membuatnya mencicipi neraka cinta yang paling mengerikan. "Apa maksudmu? " Tanya Liana Putri dengan mata yang mulai berkaca-kaca menahan air matanya. "Maaf karena aku akan menikah dengan perempuan lain." Jawab Danu Prayoga tanpa rasa bersalah. Seketika itu dunia Lia terasa runtuh. Hatinya remuk bercampur rasa malu yang luar biasa. Bagaimana dia harus menjelaskan semuanya pada keluarga besarnya. ...... Setelah sakitnya di khianati, Lia pindah kerja, tanpa sengaja ia bertemu dengan keponakan dari salah satu Direktur Utama rumah sakit terkenal di pusat kota tempat mantan calon suami nya bekerja. Lelaki itu sangat dingin dan mendomisi. Tapi, ia memiliki hati yang hangat. Namanya adalah Marvin Alexder. Akankah Lia bisa menyembuhkan lukanya? Temukan kisahnya dengan membaca bab setiap bab di novel ini!

Linayanti · perkotaan
Peringkat tidak cukup
258 Chs

Kedatangan Marvin

Di perjalanan Lia merasakan kecapean, tanpa sadar akhirnya Lia tertidur. Kepala Lia terbentur kursi mobil karena ngantuk. Melihat hal itu Marvin mendekatkan pundaknya agar Lia bisa bersandar.

Saking terlelap nya. Ranpa sengaja tangan Lia terletak di bagian tubuh pribadi Marvin.

Tangan Lia meraba dan merasakan tusukan, Marvin kaget dan membuatnya tegang tak tertahankan. Marvin memindahkan tangan Lia, tapi tangan Lia malah semakin menyentuh bagian yang menonjol. Marvin merasa panas dingin, seketika ia menghentikan mobilnya. Lia yang tadinya terlelap kini terbangun.

"Ada apa Tuan? " Tanya Lia dengan wajah setengah sadar.

Marvin hanya bisa menatap Lia penuh napsu, rasanya sudah tidak tertahankan. Marvin yang sudah dilanda nafsu memegang kepala Lia.

Dengan mata melotot Lia kaget.

"Tuan mau apa? " Tanya Lia lagi.

"Aku ingin memberikanmu ciuman pertamaku" kata Marvin yang sudah di landa napsu.

Mendengar hal itu Lia sadar dan tidak ingin melakukan hal itu. Tapi Lia tidak bisa menolak melihat tatapan Marvin yang sudah membawanya hanyut dalam lautan cinta. Seketika Marvin perlahan mendekatkan bibirnya menyentuh bibir Lia. Lia membuka mulutnya membalas ciuman Marvin. Mereka akhirnya melakukan ciuman, tanpa sadar Marvin meraba tubuh Lia. Mereka berdua sudah dilanda nafsu. Lia yang tidak bisa menolak pasrah malam itu.

Tetapi Marvin cepat sadar kalau dirinya sudah kelewatan. Tangan Marvin berhenti meraba tubuh Lia. Lia yang masih hanyut dilanda nafsu tidak mau melepaskan bibir Marvin. Seketika Marvin dengan berat hati melepaskan bibir Lia. Mereka membuang muka merasa malu.

Jantung Marvin berdetak kencang, Lia pun mengalami hal yang sama. Mereka berdua terdiam tidak mengeluarkan sepatah kata. Marvin dengan wajah dinginnya menghidupkan mobilnya lalu melanjutkan perjalannya.

"Sudah sampai" Kata Marvin dengan dingin, seolah-olah tidak ada yang terjadi.

Lia akhirnya membuka pintu mobil, Lia menatap Marvin dengan sangat dalam.

"Terimakasih Tuan" Kata Lia dengan pelan.

"Baiklah, aku harus pulang" Jawab Marvin.

Lia dengan wajah dipenuhi kehangatan cinta terdiam melihat Marvin yang sedang menjalankan mobilnya. Marvin yang dingin tidak bisa menunjukkan kalau dirinya merasakan getaran cinta sma Lia. Lia masih memakai jaz Marvin, Lia masuk kedalam kamar.Seketika mau tidur Lia teringat kejadian tadi, Jantung Lia berdetak kencang, semakin di ingat semakin kencang detak jantung Lia.

Marvin yang masih di perjalanan merasakan hal yang sama. Marvin gagal fokus mengendarai mobilnya. Setibanya di rumah Marvin disambut sama ke ponaan nya Eezar. Marvin memeluk Eezar dengan penuh kebahagiaan.

Semua orang yang ada di istana Marvin heran melihat Marvin. Karena Marvin yang dulu dingin sekarang bisa tersenyum lebar. Wajahnya berseri-seri bibirnya yang tipis seksi terus-terusan tersenyum.

"Sekarang kamu tidur sama papa" Kata Marvin sambil menatap Eezar. Eezar mengangguk kan kepalanya.

Marvin yang sedang jatuh cinta seperti hanyut dalam kenikmatan cinta. Dari sekian banyak cewek yang mendekati Marvin satu pun tidak ada yang bisa membuat Marvin tergoda.

jam menunjukkan pukul 02.00 malam, Marvin yang masih bolak-balikkan tubuhnya berusaha memejamkan matanya. Rasa gelisah membuat Marvin tidak bisa memejamkan mata. Marvin teringat terus dengan kejadian tadi. Rindu semakin berat, wajah Lia terus menghantui Marvin.

Marvin keluar mengambil minum, rindu Marvin tak tertahankan. Setelah itu, Marvin akhirnya mengambil kunci mobilnya. Ia menghidupkan mobilnya lalu pergi ke apartemen Lia.

Apartemen.

"Tok...tok...tok" Marvin mengetuk pintu Lia.

Lia yang masih belum tidur mendengar suara ketukan itu. Lia merasa takut siapa yang mengetuk pintu malam-malam. Lia mengintip lewat jendela, namun dia tidak melihat siapapun.

"Tok... tok... tok" Marvin mengetuk pintu lagi.

Lia semakin gugup dan takut, Lia mengambil sepotong kayu lalu berjalan menunju pintu depan. Lia membuka pintu secara pelan, Lia mengangkat kayu yang ada di genggaman tangannya untuk berjaga-jaga. Lia terkejut dan menjatuhkan kayu yang di bawanya tadi.

"Tuan" Kata Lia dengan kedua bola mata melotot, Lia heran apa yang membuat Marvin tiba-tiba ada disini "Kenapa bisa ada disini, apa yang terjadi? " Tanya Lia.

"Saya hanya ingin melihat wajah kamu" Kata Marvin dengan dingin.

Lia masih tidak percaya dengan pengakuan Marvin.

"Apakah aku bermimpi?"Tanya Lia pada dirinya sendiri, sambil mencubit tangannya.

"Kamu tidak bermimpi"Jawab Marvin sambil meyakinkan Lia, kalau ia benar-benar nyata.

Lia merasa tidak enak sama Marvin, karena sudah larut malam Lia bingung mau mempersilahkan Marvin masuk atau tidak. Tapi Marvin paham tidak boleh seorang laki-laki bertamu dirumah wanita larut malam.

"Baiklah aku pulang saja" Kata Marvin, sambil membalikkan badannya.

"Maaf Tuan" Kata Lia.

"Aku mengerti, aku hanya ingin melihat wajah kamu" Kata Marvin memandang Lia dengan tatapan yang sangat dalam.

Lia bengong tidak berbicara apa-apa, akhirnya Marvin melangkah menuju mobilnya. Lia masih berada di depan pintu. Marvin dengan berat hati meninggalkan Lia , meskipun masih tersimpan rindu yang begitu dalam.

Marvin yang sudah masuk kedalam mobil akhirnya keluar lagi lalu berlari memeluk Lia. Dan akhirnya Marvin memegang kepala Lia dan menyentuh bibirnya. Lia dengan wajah kaget tidak bisa menolak ciuman Marvin untuk yang kedua kalinya. Akhirnya mereka melakukan hal yang sama. Bibir seksi Marvin terus-terusan melumat bibir Lia. Lia terbawa suasana dan membalas ciuman Marvin, akhirnya mereka berdua menikmati suasana malam itu.

Rindu Marvin sudah terobati, tersadar Marvin melepaskan bibir Lia, dengan berat hati Lia melepaskan bibir Marvin. Mereka berdua terdiam sejenak. Suasana malam semakin sunyi, jam dinding pun terus berjalan. Sadar besok Marvin ada pertemuan, akhirnya Marvin pamitan sama Lia.

"Aku pergi ya" Kata Marvin dengan berat hati meninggalkan Lia.

Lia masih kaget teringat suasana tadi, Lia tidak menjawab kata-kata Marvin. Lia memandang Marvin didalam mobil itu, sampai mobil Marvin tidak kelihatan lagi.

"Kenapa jantungku tiba-tiba seperti mau copot?" Gumam Lia.

"Apa sebenarnya yang sudah Aku lakukan?" Tanya Lia, pada diri sendiri.

Lia yang malang berbaring ditempat tidur, Lia masih merasakan nikmatnya sentuhan bibir Marvin. Badan Lia tiba-tiba menggigil entah apa yang terjadi. Lia merasakan getaran-getaran cinta yang tidak pernah dirasakan sebelumnya. Meskipun Lia pernah berpacaran sama Danu.