Padahal yang di sindir adalah dirinya. Lia sama sekali tidak peka, Akhiko tersenyum melihat ke arah Lia "Hujan yang saya maksud itu adalah air mata kamu" Batin Akhiko.
Lia yang mudah sekali menangis, ia tidak bisa menahan air matanya. Perasaan Lia mulai sedikit membaik. Ia tidak terlalu memikirkan Marvin. Lama-lama Lia mulai merasa nyaman berada didekat Akhiko "Kenapa saya tiba-tiba merasakan sesuatu yang berbeda didekat Akhiko. Seperti dia memang laki-laki yang baik' Batin Lia.
Sedari tadi Akhiko fokus menyetir, ia mengambil handphonenya dan membuka sebuah kontak. Diam-diam Akhiko memesan tempat untuk mereka berdua. Sambil melirik ke arah Lia, karena takut ketahuan. Setelah selesai akhil memasukkan kembali handphonenya.
Mereka berdua terlihat Canggung. Karena pembahasan mereka tidak ada, tetapi Lia tiba-tiba teringat sama Akiyama. Dalam hatinya ia ingin menanyakan tentang kabar Akiyama "Apakah saya harus menanyakan kabarnya sekarang ya?" Batin Lia.
"Kamu kenapa?" Tanya Akhiko.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com