Sesampainya disana rupanya Nathan dan asistennya dirawat di ruang ICU , karena kondisinya yang kritis dan masih tidak sadarkan diri.
Titania diperbolehkan masuk ke dalam ruang ICU untuk menjenguk suaminya, Titania pun masuk menggunakan pakaian khusus setelah masuk dia melihat suaminya terbaring dengan wajah yang pucat dengan alat medis yang menempel di tubuhnya. tangis Titaniapun pecah.
"Mas, pantas saja perasaanku tidak enak ketika kamu mau pergi ke Bandung aku sudah mengatakan hal itu kepadamu bukan? tapi kenapa kamu masih memaksakan diri untuk pergi ke sana, mungkin itu pertanda akan terjadi sesuatu tapi kamu tetap saja berangkat, aku memang tidak bisa menghalangi kepergian kamu ke Bandung. karena memang musibah dan takdir itu tidak bisa di hindarkan, aku hanya mohon bertahanlah demi anak-anak, kuatlah dan Berjuanglah untuk sadar kembali dan pulih karena aku dan anak-anak masih membutuhkanmu." kata Titania sambil menangis.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com