Perasaan Jo sama Cia sekarang mulai memudar yang di rasain lebih sayang kek adek sendiri. Kalau pun suatu hari ada kesempatan mereka untuk menjalin kasih, kayakanya dia lebih nyaman jadi sahabat aja.
Cia ngangguk, "kita duduk di sana." Tunjuknya ke sudut ruangan.
Jo mengangguk, dia mengkuti Cia, "tentang apa? Perjodohan atau pacar lo?"
Cia nyengir kuda, "pacar gue."
"Kenapa dia?" Jo menyandarkan tubuhnya ke kursi dengan tangan di lipat ke dada.
"Gue nggak tau apa yang gue rasain saat ini, tapi yang jelas gue nggak sanggup terus kayaknya. Gue kalah sama ego sendiri, sekali di sakitin rasanya nggak kuat."
"Kalo lo terus kayak gini, hubungan lo nggak akan pernah berhasil. Ketika lo udah memutuskan untuk berkomitmen, harusnya lo tau resikonya banyak. Apa yang dia buat sampe lo mau nyerah?"
"Dia bilang gue nggak boleh masuk keranah yang nggak dia izinin, dan ini menyangkut keluarganya."
"Misal?" Jo mengangkat alisnya tanda tidak paham.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com