Sesampainya dirumah kos yang menyewakan kamar untuk para pelajar putri dan juga pekerja. Resti langsung masuk kedalam kamarnya tanpa menyapa ibu kos yang tengah tersenyum hangat padanya.
Ibu kos itu mengernyit heran karena tidak biasanya ibu guru manis itu mengabaikannya. Tidak ingin berpikir yang tidak-tidak, ibu kos tersebut segera masuk kedalam rumahnya selesai menagih uang sewa para penghuni yang lain.
Di dalam kamarnya Resti menangis sejadi-jadinya di sudut pintu, dia menenggelamkan wajahnya di atas lutut. Dadanya terasa sangat sesak karena rasa malu yang Cia lakukan padanya.
Wanita itu menegaskam bahwa dirinya sudah tau kalau dia menyukai suaminya. Demi Tuhan yang membuat Resti malu bukan perasaannya atas Dhika melainkan karena ketauan oleh Cia secepat ini.
Kalau boleh di bilang, dia nggak mau punya perasaan kaya gini tapi mana mungkin dia bisa memilih perasaan apa yang tumbuh di hatinya. Setiap hari dalam benaknya, wajah Dhika selalu terbayang.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com