Cia menghirup udara segar Jakarta begitu turun dari pesawat. Matanya melihat sekitar, kota ini sudah dia tinggalkan lebih dari enam tahun lamanya, tak terasa sudah begitu lama.
Dia, Dhika dan kedua anaknya masuk ke sebuah mobil alpard yang telah menunggu kedatangan mereka. Selanjutnya mobil itu melesat membelah kota Jakarta menunju kediaman keluarga orangtuanya.
Cia tidak mengabari kepulangannya yang medadak ini, tentang pertemuannya dengan Dhika pun dia belum cerita. Menurutnya, lebih baik memberi tau secara langsung daripada mengabari melalui telpon, dia tau betul seperti apa mamanya.
Mengingat sang mama, jujur Cia sangat jantungan sekarang, sebab mamanya itu kecewa berat, sama kaya dia. Di tambah lagi mama tau kalo Dhika punya masa lalu yang nggak enak.
Dhika yang paham perasaan istrinya, mencoba memberi ketenangan dari genggaman tangannya. Sebentar lagi dia akan menghadapi induk singa, semoga Tuhan memihaknya. Rapalnya dalam hati.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com