webnovel

Calon Anak Menantu.

Tidak ada pembicaraan lagi antara Kevin dan Daisy setelah itu. Kevin sendiri bingung harus bagaimana, hingga membuat Daisy berinisiatif untuk memulai pembicaraan.

"Kevin."

"Iya, Tante?"

"Tante mengucapkan banyak terima kasih untuk kebaikan kamu sama tante dan Mila. Mila sudah cerita semuanya sama tante soal kamu yang sudah bayar semua biaya pengobatan tante. Tante benar-benar bersyukur Mila memiliki atasan sebaik kamu."

"Ah itu, sebenarnya Kevin punya maksud lain untuk itu Tante," aku Kevin jujur, membuat Daisy menautkan kedua alisnya.

"Apa?" tanya Daisy penasaran.

"Kevin baik begini karena mau nyogok Tante biar Tante bisa restui Kevin. Sebenarnya Kevin suka sama Mila, Tante. Jadi, boleh nggak kalau Mila jadi pacar Kevin, Tante?" Cara bicara Kevin sangat serius, membuat Daisy justru tertawa mendengarnya.

Ya Tuhan, Daisy pikir Kevin memiliki maksud lain. Ternyata maksud lainnya itu toh. Ya kalau itu sih, Daisy sendiri sudah bisa menebaknya.

"Astaga kamu ini. Tante pikir kamu ada maksud apa, bikin tante takut aja deh!"

Sementara Kevin hanya bisa menunjukkan deretan gigi putihnya. "Hehe maaf, Tante."

"Jadi, kamu suka sama anak Tante?"

Kevin mengangguk. "Banget!"

"Suka banget aja atau suka banget banget?"

Lagi-lagi Kevin tertawa melihat reaksi yang diberikan oleh Daisy, membuat Kevin sadar bahwa sifat menyenangkan Mila sepertinya menurun dari mamanya.

"Suka banget banget Tante, bangetnya 1000 kali banget!"

"Halah bisa aja kamu ngerayu tante," ujar Daisy seraya tertawa, bahkan saking senangnya Daisy sampai tidak sadar kalau tadi dia sempat memukul lengan Kevin ringan.

"Jadi, Kevin direstui kan ini, Tante?"

Daisy mengangguk. "Tante kasih restu buat kamu. Tante titip Mila sama kamu, ya!"

"Pasti, Tante. Kevin janji akan jagain Mila dengan baik," jawab Kevin mantap, membuat Daisy sekali lagi tersenyum. Tangannya bergerak untuk meraih sebelah tangan Kevin untuk digenggam.

"Tante percaya sama kamu," aku Daisy, membuat Kevin juga memberikan senyuman menawannya.

"Mama, Mila datang! Nah loh!" Mila terkejut saat pertama kali memasuki ruangan sang mama, karena melihat mamanya memegang sebelah tangan Kevin.

Keduanya juga terlihat sudah dekat, bukan seperti orang yang baru kenal.

"Mama udah kenalan sama Kevin?" tanya Mila, dia berjalan mendekat ke arah ranjang rumah sakit mamanya, tetapi Daisy justru melayangkan pukulan pada lengan putrinya pelan. "Aduh. Ih Mama! Mila kok dipukul sih Ma? Sakit dong!"

"Ya kamu juga nggak sopan, masa' sama atasan cuma panggil nama begitu," omel Daisy, membuat Mila memutar bola matanya malas.

"Iya nih, Tante. Padahal di kantor itu nggak ada yang berani panggil Kevin pakai nama loh Tante. Cuma anak Tante aja tuh yang berani."

"Eh bentar. Ngomong apa barusan? Kan kamu sendiri yang nyuruh manggilnya jangan Bapak tapi Kevin aja. Gimana sih?!" sahut Mila kesal, bahkan ekspresi wajahnya berubah menjadi garang. Membuat Kevin dan Daisy tertawa melihat reaksi Mila. Padahal mereka berdua hanya berniat menggoda Mila, tapi Mila menganggapnya serius. Haha.

"Tante dulu ngidam apa sih Tan, kok anaknya jadi polos banget gitu?" Sekarang Kevin justru duduk di pinggiran ranjang Daisy.

"Tante juga nggak tahu ya, padahal tante dulu ngidamnya juga nggak aneh-aneh. Tapi kok anak tante tingkah lakunya aneh begini."

"Ih mama jahat! Masa' anak sendiri dibilang aneh huhu!"

"BWAHAHAHA!" Mila sudah mau menangis, tetapi Kevin malah ketawa dong. Sialan memang!

"Jahat banget malah diketawain!" ujar Mila seraya mencubit lengan Kevin pelan, tapi Kevin justru sengaja melebih-lebihkan.

"Sakit dong Sayang ih!"

"Apa sih Kevin pakai sayang-sayang! Pacar juga enggak!"

"Yaudah kalau gitu pacaran yuk!" Mila segera melemparkan tatapan tajam setelah itu.

"Sebentar, ini barusan kamu nembak aku?" Dengan polosnya Kevin mengangguk, membuat Mila semakin kesal dibuatnya.

"Gak romantis banget sih nembaknya ya ampun!"

"Lah terus kamu maunya gimana?" Lah dia malah tanya dong. Jadi pingin mukul kepala Kevin gak sih? Kalau Mila gak tega, sini biar author aja deh, habis gemes banget heran.

Nembak kok nggak ada usahanya.

"Ya kamu yang nembak kenapa tanyanya ke aku?" Mereka debat berdua, mama Mila gak dianggap.

"Iya iya Sayang, aduh gitu aja udah cemberut sih kamu!" Kevin sampai mencubit gemas bibir Mila yang dimajukan, membuat Mila sekali lagi mendengkus dan melengoskan wajahnya ke samping.

"Mila," panggil Kevin, membuat Mila menolehkan kepala menatap Kevin, tetapi hal pertama yang Mila lihat bukan wajah Kevin.

"Ini?"

"Buat kamu," ujar Kevin, dia segera memasangkan benda itu di pergelangan tangan Mila, membuat Mila merasa takjub dan juga tidak percaya.

"So, would you be mine, Baby?"

Oh My God Oh My God Oh My God!

Andai terdapat alat pengeras suara di hati Mila, maka akan terdengar suara teriakan itu dan juga suara degup jantung Mila yang berdetak tiga kali lipat lebih cepat dari biasanya.

"Terima nggak ya?" gumam Mila, sengaja menggoda Kevin.

Membuat Kevin langsung bereaksi heboh. "Terima dong, aku sudah so sweet loh ini!"

"Kata siapa ini so sweet?"

"Kata mama. Udah ih kamu ini, tinggal terima aja kok lama banget!" Daisy terpaksa ikut nimbrung karena gemas melihat Mila terus mengulur waktu. Hal itu berhasil mengundang tawa keluar dari bibir Kevin.

"Anak mama ini aku atau Kevin sih, Ma? Kok dari tadi yang dibelain Kevin terus."

"Kamulah, Sayang anak mama. Kalau Kevin mah anak menantu."

"Mama ih!" protes Mila, membuat Daisy ikut tertawa karena puas mengerjai anak semata wayangnya.

"Coming soon ya Tante jadi anak menantunya," sahut Kevin, membuat Mila memutar bola mata malas.

"Jadi gimana, Sayang? Diterima, 'kan?"

Mila mendengkus mendengarnya. "Memang aku bisa nolak?"

Kevin menunjukkan deretan gigi putihnya. "Ya enggak sih."

"Yaudah kalau gitu."

"Kamu kalau cemberut bibirnya makin gemesin deh!" goda Kevin, sekali lagi mencubit bibir maju Mila, membuat sang empunya melayangkan protes.

"KEVIN!"

"Iya Sayangku, Cintaku kenapa?"

"Tauk ah!" Mila kesal sekali dengan Kevin yang selalu menggodanya.

"Aduh kalian ini bikin mama envy tahu nggak sih?! Jadi inget masa muda kalau melihat kalian begini."

"Masa muda itu maksudnya sekarang ya, Tante? Kan Tante masih muda."

"Halah bisa banget gombalnya!" Itu Mila yang menyahut, membuat Kevin lalu mengusap pelan rambut Mila dan berkata, "Kamu mau aku gombalin juga, Sayang?"

"Nggak usah! Terima kasih," kata Mila, berjalan menjauh dari Kevin lalu duduk di sebelah mamanya.

Saat itulah Mila menyadari sesuatu.

"Loh Ma, ini bunga punya Kevin kok ada di sini?"

"Ya kan Kevin memang bawain buat mama. Kamu nggak tahu?"

Ha? Gimana gimana? Jadi, orang spesial yang Kevin bicarakan tadi itu adalah mamanya?

"Kenapa? Kamu pikir aku bakal kasih bunganya ke cewek lain?" Kevin tiba-tiba berbisik di samping Mila, membuat Mila sampai terperanjat dari tempatnya.

"Ih nggak. Ngapain sih? Lagian kamu ini ngagetin aja. Kalau aku jantungan gimana?"

"Ya jangan dong, Sayang. Kalau kamu gak ada, yang mau jadi istri aku siapa?"

"Gombal aja terusss! Kayaknya lagi lancar otaknya buat gombal," Kevin hanya tertawa menanggapinya. Padahal yang barusan itu si Mila nyindir, tapi yang disindir malah tidak merasa. Tidak peka memang!