webnovel

Pernikahan Kontrak

Andin Arindra terpaksa menerima tawaran dari Bianca untuk menjadikan dirinya sebagai istri kedua. Bianca terpaksa melakukan ini karena tidak mau dirinya yang tidak bisa hamil di ketahui oleh mertuanya. Andin menikah dengan Kenan suami dari Bianca sampai Andin hamil dan melahirkan. Setelah itu, Andin akan di talak dan anak yang sudah ia lahirkan harus ia berikan kepada Bianca dan Kenan. Andin rela dirinya menjadi yang kedua hanya untuk membayar hutang-hutang bibi dan pamannya kepada lintah darat. Gimana kisah Andin?

QueenMikayla_8 · perkotaan
Peringkat tidak cukup
6 Chs

Tawaran!

"Kalian pasti bingungkan dan bertanya-tanyakan dengan maksud dan tujuan saya datang kemari?" kata Bianca yang tak lepas dari senyuman.

"I-iya," jawab Bi Tika yang masih berdiri.

"Duduklah Bi, masa pemilik rumahnya hanya berdiri saja," ucap Bianca ramah.

"Oh iya." Tika mangut-mangut. Lalu Tika duduk di kursi.

Hemmm.

Bianca menarik nafas panjang kemudian membuangnya secara berat.

"Perkenalkan nama saya Bianca Kaliza," kata Bianca seraya melulurkan tangan kanannya.

Dengan silih bergantian, Andin dan Tika menerima uluran tangan Bianca.

"Saya Andin."

"Saya Tika."

"Oya Andin berapa usia kamu?" tanya Bianca.

"19 tahun Mba," jawan Andin tanpa ragu-ragu.

"Oh masih muda. Sudah bekerja?" tanya Bianca lagi.

"Sudah Mba. Saya sebagai clening service di sebuah perkantoran," jawab Andin tanpa sungkan

"Bi Tika apakah Andin ini putrimu?" tanya Bianca kepada Tika.

"Bukan Mba, Andin keponakan saya. Orangtua Andin sudah meninggal sejak Andin berusia 7 tahun," jelas Tika.

"Lalu suami Bu Tika bekerja di mana?" Bianca terus menginterogasi Tika dan Andin.

"Hanya sebagai supir angkot Mba."

"Oh... " Bianca mangut-mangut.

Bianca kembali membuang nafas berat.

"Saya tidak sengaja mendengar tadi, kalau Bi Tika terlilit hutang dengan lintah darat. Kalau boleh tahu berapa hutangnya?" Tanya Bianca yang mulai masuk ke inti pembicaraan.

"Se-seratus juta Mba," jawab bi Tika yang sedikit menundukan kepalanya.

"Itu plus bunganya, waktu itu saya pinjam buat pengobatan suami saya. Waktu itu suami saya mengalami kecelakaan," jelas Tika lirih.

"Ok. Saya ada tawaran buat kalian berdua?" kata Bianca.

"Tawaran apa maksudnya?" tanya Andin.

"Saya akan lunasi hutang-hutang Bi Tika kalau Andin dan Bu Tika setuju, kalau Andin menjadi istri ke dua suami saya, sampai Andin hamil dan melahirkan, dan nantinya anak itu akan jadi anak saya dan suami saya. Gimana?" tanya Bianca tanpa sungkan.

Andin dan Tika kembali lempar pandang.

"Istri ke dua?" tanya Andin untuk menyakinkan kembali.

"Iya, cuman sampai hamil dan melahirkan kok. Gampangkan? Kehidupan kamu terjamin dan hutang bibi kamu lunas, Ndin."

Andin tertegun.

"Gimana?" tanya Bianca lagi.

"Kalau soal itu keputusannya, saya serahkan sama Andin," jawab bi Tika.

"Baiklah, saya tunggu besok. Dan ini kartu nama saya, kalau Andin setuju tinggal hubungi saya," kata Bianca.

Bianca meletakan kartu nama di atas meja. Setelah itu Bianca pamit.

"Saya emang harus ngelakuin ini," batin Bianca saat dirinya tengah menyusuri jalan menuju ke arah mobilnya yang terparkir di sekitaran kontrakan milik Mamanya.

"Mas Kenan harus setuju. Mau tidak mau Mas Kenan harus menerimanya," gumamnya lagi.

........

Malam telah tiba, Andin merenungkan dirinya di dalam kamar. Andin berdiri di depan jendela kamarnya yang terbuka lebar . Andin membiarkan angin malam yang sangat dingin masuk ke dalam kamarnya. Andin terus memikirkan tawaran yang di berikan Bianca.

"Ya Allah apa yang harus aku lakukan?" gumamnya.

Andin terus mengimbang-ngimbang , antara tawaran Bianca atau menikahi lintah darat dan menjadi istri ke 4.

Andin membayangkan ngeri jikalau dirinya menikah dengan laki-laki tua lintah darat.

Tika maupun Budi tidak memaksa, semua keputusan ada di tangan Andin.

"Ya. Aku harus menerima tawaran Mba Bianca. Cuman sampai melahirkan anak kan? Setelah itu tugasku sudah selesai dan hutang-hutang bibi lunas. Walaupun aku harus menjadi janda muda dan memberikan anakku kepada Mba Bianca," gumamnya lagi.

"Itu keputusan yang sangat baik, dari pada menikah dengan lintah darat, mending aku jadi istri kedua sampai memberikan anak kepada Mba Bianca. Mungkin ini sudah takdirku."

"Ini itung-itung aku balas jasa kepada bibi dan paman, karena mereka sudah membesarkan aku dengan penuh kasih sayang dan cinta , menyekolahkan aku hingga tamat SMA."

Sementara Bianca di rumahnya sedang harap-harap cemas menunggu keputusan Andin atas tawarannya. Bianca mondar-mandir bagaikan bak istrikaan di dalam kamarnya. Sehingga membuat Kenan yang sedang fokus dengan laptopnya seketika menghentikan pekerjaannya dan menutup laptopnya. Kenan segera menghampiri Bianca.

"Istriku ini kenapa sih?" tanya Kenan. Kenan memeluk tubuh istrinya dari belakang.

Kenan menyatukan dagunya dengan bahu Bianca.

"Mas aku sedang menunggu kabar dari seseoran,"ucap Bianca.

"Kabar? Kabar apa sih?" tanya Kenan penasaran.

Bianca emang belum menceritakan semuanya kepada Kenan.

Huft..

Bianca membuang nafas berat.

"Mas Kenan?" sahut Bianca lembut.

"Iya sayang." Kenan melepaskan pelukannya lalu memutar tubuh Bianca menghadapinya.

"Mas Kenan, aku sudah carikan istri siri ke dua buat kamu Mas," ucap Bianca dengan bibir gemetar.

Bianca sebenarnya tidak mau kalau dirinya harus di madu, namun Bianca tidak punya pilihan lain. Bianca belum siap kalau mertuanya mengetahui soal dirinya yang tidak bisa punya anak. Bianca takut kalau Rani dan Roy memaksa Kenan untuk menceraikannya .

Kenan terbelalak seketika ketika ia mendengar perkataan istrinya.

"Sayang kamu apa-apaan sih? Ide konyol apa yang sudah kamu buat," kata Kenan yang langsung pasang wajah kesal.

"Kamu mau di madu?" tanya Kenan.

"Mas... " Bianca memegang kedua tangan Kenan. Bianca menatap lekat raut wajah suaminya yang tengah kesal.

Namun kedua mata Kenan malah menatap ke atas atap rumah, Kenan tidak berani menatap wajah istrinya.

"Mas Kenan kita tidak punya pilihan lain lagi Mas. Aku belum siap kalau Mama dan Papa kamu mengetahui soal kekurangan ku yang tidak bisa punya anak. Kamu tahu kan Mas? Kalau Mama sama Papa kamu sangat menginginkan kehadiran seorang cucu. Apa jadinya nanti saat orangtua kamu tahu kalau aku tidak bisa kasih mereka cucu," jelasnya panjang lebar.

"Lalu?" tanya Kenan yang masih tidak berani menatap istrinya.

"Aku akan pura-pura hamil Mas kalau istri kedua kamu sudah positif hamil. Mas kamu menikahi dia hanya sampai dia melahirkan saja," kata Bianca menjelaskan dengan tenang.

"Sayang..." Kenan akhirnya berani menatap wajah istrinya secara netra , kedua tangan Kenan menyentuh kedua pipi Bianca.

"Aku setuju dengan cara kamu berpura-pura hamil, tapi aku tidak perlu menikah lagi dengan perempuan lain sayang. Kita cukup adopsi bayi di panti asuhan," kata Kenan menolak secara halus.

Bianca menggelengkan kepalanya secara perlhan-lahan.

"Enggak Mas. Aku tidak mau adopsi anak orang lain. Mending aku adopsi anak kamu , anak dari laki-laki yang aku cintai." Bianca terkekeh.

"Tapi aku tidak mau menyakiti hati kamu sayang," kata Kenan yang berusaha mencoba menolak keinginan istrinya yang menurutnya sangat konyol.

Bianca melebarkan senyum, kedua tangannya menyentuh raut wajah suaminya yang d tekuk.

"Mas... aku tidak akan pernah sakit hati dan cemburu, ini kan keputusan yang sudah aku ambil Mas."

Huft..

Kenan membuang nafas kasar.

"Baiklah. Aku setuju!" kata Kenan.

Bianca langsung memeluk tubuh Kenan,"Terimakasih Mas."

"Sama-sama sayang," kata Kenan seraya mengelus-ngelus punggung istrinya.

Kini tinggal menunggu kabar dari Andin dan Tika. Bianca sangat berharap penuh kalau Andin dan Tika menerima tawarannya untuk menjadikan Andin sebagai istri ke dua Kenan sampai Andin memberikan anak.

(Bersambung)