webnovel

Pernikahan Kontrak Tuan Muda

"Menikahlah denganku maka ku bebaskan semua hutang-hutang orang tuamu! kau tidak perlu takut, pernikahan ini hanya sementara, sebut saja pernikahan kontrak." Diva, gadis yang baru saja pulang dari study di luar negeri di kejutkan akan permintaan orang asing itu, terlebih saat dirinya menatap wajah orang tuanya yang nampak tak berdaya. "Me-menikah?" Gadis itu terdiam beberapa saat, dia sangat-sangat tidak ingin namun melihat ketidakberdayaan orang tuanya membuatnya mau tak mau harus menerima itu semua. "Kontrak pernikahan selama dua tahun, setelahnya kau ku bebaskan. Ekonomi keluargamu kembali normal dan kau akan ku ceraikan!" "Ce-cerai?" "Ya. Gampang bukan?" Lelaki itu melempar surat perjanjian di atas meja. "Cepat tanda tangani dan besok kita akan menikah!" Dengan wajah angkuhnya dia melenggang dari hadapan semua orang. "Urus mereka!"

Nabila_Putrii · perkotaan
Peringkat tidak cukup
401 Chs

Kunjungan Mama

"Sakit, ma!"

Diva terbangun kala mendengar suara ringisan, dia menatap samping ternyata Kenzo tengah mengigau.

Mengigau memangil mamanya, agaknya suaminya ini tengah merindukan ibu mertuanya. "Sayang!" Diva mengusap kepala Kenzo sayang.

Membuatnya kembali tenang, Kenzo semakin mempererat pelukannya pada Diva, mendusel pada dadanya mencari tempat yang nyaman untuknya.

Diva melirik jam yang masih menunjukkan pukul dua malam, jika sudah terbangun seperti ini dia yakin tidak akan bisa kembali tertidur.

Akhirnya Diva memutuskan untuk bermain ponselnya, membuka aplikasi Instagram sudah lama juga dia tidak membukanya.

Diva tersenyum memotret suaminya yang tengah memeluknya erat, dengan tangan yang mengusap kepala suaminya.

Lalu Diva mempostingnya dengan caption. 'Lekas sembuh, suamiku.' Dengan emoticon love.

Baru Lima menit banyak notifikasi yang masuk di instagramnya, mereka tentu penasaran siapa suami Diva.

Karena Diva sendiri tidak menyebut Kenzo di dalamnya. Terlebih wajah Kenzo tak terlihat.

{Anggap ini foto mereka}

18.6354 like

DivaAndrsn Lekas sembuh suamiku ♡

(Lihat Semua 23526 komentar)

Ryhnsptr mksh sayang, muach

Arionglsk sakit, ayanggg

Adelina dih dah nikah aja lo

MoreoAntrsk bisa sakit juga tuh anak

JessicaJns aduh pasutri muda

EmeliAlxndr  gemes banget sih hihihi

AndinAnka cielah siapa tuhhh

Diva hanya membacanya saja tanpa membalasnya, lalu dia meletakkan ponselnya di atas nakas kembali mengusap kepala suaminya pelan.

"Cepet sembuh!" Diva mengecup singkat dahi Kenzo lalu kembali memejamkan matanya.

*****

Pagi harinya, Kenzo terbangun lebih awal. Dia melihat ke arah Diva yang tengah pulas dengan tidurnya.

Mendengar banyak notifikasi dari ponsel istrinya membuatnya penasaran untuk melihatnya.

Dengan hati-hati Kenzo membenarkan posisi tidur istrinya. Kepalanya masih terasa pusing.

Kenzo bersandar pada sandaran ranjang, mengambil ponsel istrinya mengotak-atiknya lalu membuka aplikasi Instagramnya.

"Shit!" geramnya, kala melihat banyak komentar dari pria-pria di postingan terbaru istrinya.

Tadinya Kenzo senang melihat postingan beserta caption yang istrinya post tapi tidak dengan komentar para pria gila itu.

Dengan cepat Kenzo menghapus fotonya lalu memblokir semua followers pria di akun istrinya tak lupa dia juga menghapus banyak postingan Diva di sana.

Kenzo tidak rela jika mereka semua turut andil melihat foto-foto cantik istrinya. Cukup dia seorang.

Eunghh

"Kamu udah bangun?" tanya Diva dengan suara seraknya, Kenzo berdehem singkat lalu mengembalikan ponsel Diva kembali ke tempatnya.

"Kenapa?" tanyanya kala menyadari raut tak senang suaminya.

Kenzo tetap diam, dengan wajah datar menatap kesal ke arah istrinya. Diva bangkit, dia tidak merasa membuat kesalahan kepada Kenzo tapi kenapa lagi dengan pria ini.

"Kenapa sayang, aku buat salah sama kamu?" Diva mengusap pelan pipi Kenzo, sebenarnya dia masih sangat ngantuk.

Karena semalam dia baru tertidur jam 12 malam dan kembali terbangun pukul 2 dan kembali tertidur pukul 4 pagi.

Diva yakin jika matanya seperti mata panda saat ini, tidak masalah asal suaminya lekas sembuh.

Kenzo menatapnya lekat, matanya terpaku pada mata Diva yang menghitam. "Kamu nggak tidur semalem?" tanyanya, sembari mengusap lembut mata istrinya.

"Aku jagain kamu!" Diva sedikit senang lantaran wajah suaminya tak sedatar tadi.

Kenzo membawa Diva ke dalam pelukannya tangannya mengusap pelan kepala istrinya.

"Maaf, dan makasih!" ucapnya lirih.

Diva mengangguk, tangannya yang melingkar di pinggang Kenzo perlahan naik untuk mengusap punggung suaminya.

"Udah tugas aku sebagai istri kamu, mas. Jadi kamu nggak perlu minta maaf sama aku." Kenzo tersenyum tipis mendengarnya.

Itu yang membuat dia begitu mencintai Diva, ketulusan yang wanita itu punya tidak seperti wanita lain yang mendekati dirinya karena harta.

"Sayang, aku gak suka kamu post foto kamu di Instagram. Aku nggak mau berbagi sama mereka, aku nggak mau mereka lihat kecantikan kamu! dan aku benci lihat semua komentar cowok tentang kamu!"

Mendengar itu membuat Diva paham sepertinya suaminya kesal setelah melihat instagramnya. "Aku nggak nanggepin mereka, kalau kamu nggak suka hapus aja!" ujarnya.

"Udah, udah aku hapus semua postingan foto kamu, udah aku blokir semua followers cowok kamu!"

Diva menganga mendengarnya benarkah? followers cowoknya sangat banyak, serius Kenzo menghapusnya.

"Hanya sebagian, sisanya nanti akan menjadi tugas Moreo."

Diva tertawa kecil mendengarnya, pantas jika begitu.

"Ehem, maaf mama ganggu ya!" Keduanya sontak menoleh kala melihat Emeli berdiri di pintu kamar mereka dengan senyum jahil seperti biasanya.

Juga papanya yang menatapnya datar. Diva segera melepas pelukan mereka, wajahnya memerah merasa malu.

"Mama, kebiasaan deh! main masuk kamar orang." Kenzo menatapnya sebal.

"Mama kamu ke sini itu karena khawatir sama kamu, masih untuk kita masih ingat kalau punya anak kayak kamu!" sahut Caisar.

Emeli mengangguk singkat menatap lekat ke arah putranya. "Ken, udah nggak butuh mama!" ucapnya sendu.

"Mama ngomong apa sih, Ken masih butuh mama lah. Meskipun mama nyebelin Ken tetep butuh mama di samping Ken!" Emeli tersenyum mendengarnya.

Membawa tubuh putranya ke dalam pelukannya, dia sangat merindukan putranya. Putra satu-satunya yang dia miliki. "Mama kangen sama, Ken!"

Diva tersenyum haru melihatnya, kemarin dia merasakan apa yang Kenzo rasakan saat ini. Pastinya Diva tahu jika Kenzo merindukan pelukan mamanya.

Meskipun sekarang sudah ada dia tetap saja tak ada yang bisa menggantikan pelukan hangat seorang ibu.

"Gimana keadaan kamu?" Emeli melepas pelukannya tersenyum hangat mengusap matanya yang basah.

"Ken, baik-baik aja ma. Diva merawat Kenzo dengan baik!" Emeli tersenyum senang mendengarnya.

"Syukurlah, mama senang mendengarnya. Menantu mama memang yang terbaik!" Caisar hanya diam melihat itu semua, namun jauh di lubuk hatinya dia merasa lega setelah melihat jika Kenzo baik-baik saja.

"Kalian sudah sarapan?"

"Barusan bangun!" balas Kenzo.

Emeli tertawa kecil melihatnya, matanya menatap mereka berdua lekat melihat kondisi kamar yang kurang rapi.

"Kalian habis--"

"Ma, nggak usah mikir yang macem-macem. Lagian Kenzo lagi sakit!" jelas Kenzo yang sudah tahu apa yang dipikirkan mamanya.

"Bisa saja Diva yang memimpin seperti mama kalau papa lagi--"

"Mama!" Caisar menatapnya tajam, membuat Emeli tertawa kecil.

Diva hanya diam karena dia tidak tahu apa yang di maksud mama mertuanya. "Kamu mau makan di bawah atau di kamar aja?"

"Bawah."

Emeli mengangguk dia turun lebih dulu untuk mempersiapkan makanan yang tadi dia bawa.

"Sayang." Diva berdehem, dia tengah ke kamar mandi untuk cuci muka.

"Kenapa sayang?" ucapnya setelah keluar dari kamar mandi.

"Nggak minum obat?" Diva mengernyit heran, tumben sekali suaminya yang memin--

Oh dia tahu, otak mesum seperti Kenzo memang selalu mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Ingat cara Diva meminumkan obat kepada suaminya? yang merubah kebencian Kenzo menjadi kesenangan saat minum obat.

Cup

"Obat sebelum makan dariku!" Diva mengecup singkat bibir suaminya.

Kenzo yang belum siap tentu saja hanya diam kala Diva menciumnya. "Sayang curang! aku belum siap loh!" Diva menjulurkan lidahnya meledek.

"Salah sendiri, udah ayo kita turun. Mama pasti udah nungguin!" Kenzo mengangguk merangkul pinggang istrinya sebelum dia mengambil ciuman di bibir istrinya.

"Morning kiss, baby!" kekehnya.