Jihan mengepalkan tangannya erat melihat kiriman di nomor ponselnya yang dia yakini adalah nomor Diva. "Sialan!" umpatnya.
Jihan menjambak rambutnya kesal, dia marah, kecewa dengan apa yang sudah Gibran lakukan. Dia tahu, dia sadar jika Gibran tidak mencintainya namun apakah harus dia melakukan itu di hadapannya.
Dia perjelas, membuat luka yang lebat di hati Jihan. Bukankah dia tahu jika Jihan begitu mencintainya.
"Ini bukan salah Mas Gibran, tapi ini salah dokter munafik itu. Ya, Mas Gibran nggak akan kayak gini kalau bukan karena wanita itu yang menggodanya!" ucapnya.
Namun lagi, Jihan kembali menangis memukul dadanya sendiri mencoba melampiaskan rasa sesak yang menggerogoti hatinya.
Mengingat kembali, memutar kembali awal pertemuannya dengan Gibran sampai mereka menikah.
Dulu, dia yang hanya menjadi sekertaris pribadi bosnya yaitu Gibran bisa menjadi istri sah nya sekarang.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com