webnovel

Aku Menunggumu

Penerjemah: Wave Literature Editor: Wave Literature

Su Wan cepat-cepat berlari ke balkon. Ia memegang pagar dan melihat ke bawah. Mobil Koenigsegg terparkir di lantai bawah, artinya Jiang Xuecheng tidak bohong.

Jiang Xuecheng, yang duduk di dalam mobil, seolah bisa merasakan tatapan Su Wan. Ia mendongak, dan tatapannya terkunci pada Su Wan, yang sedang melihat ke bawah.

Meski mereka sangat berjauhan, Su Wan dapat merasakan tatapan tajam Jiang Xuecheng.

Su Wan tidak berani menatap Jiang Xuecheng. Dia berbisik di telepon, "Kapan kau datang?"

Jiang Xuecheng juga menjawab dengan lirih, seolah berbisik di telinga Su Wan.

"Aku mengikutimu sejak kau keluar dari gedung Grup Longteng."

'Apa? Dia mengikutiku sepanjang jalan…' 

Jantung Su Wan berdebar semakin kencang. Ia menenangkan perasaan aneh di hatinya dan mencoba bersikap sesantai mungkin.

"Tuan Jiang, sebenarnya kau tidak perlu khawatir tentang kejadian tadi. Kita semua sudah dewasa, dan kita hanya berciuman sebentar. Tidak ada apa-apa di antara kita berdua..."

Jiang Xuecheng diam saja.

"Tuan Jiang?"

Su Wan terus berbicara, tapi Jiang Xuecheng tak juga menjawab. Ternyata Jiang Xuecheng telah menutup telepon.

Ia langsung melihat ke bawah. Mobil Koenigsegg milik Jiang Xuecheng masih ada di sana, tapi dia tidak melihat sosok Jiang Xuecheng di dalamnya. 

'Ya Tuhan, jangan-jangan Jiang Xuecheng naik ke sini? Bagaimana aku menjelaskannya pada Feier nanti…'

Entah mengapa, saat ini Su Wan tidak ingin memberi tahu siapa pun tentang Jiang Xuecheng. Jika mereka tidak mungkin berpacaran, untuk apa ia menceritakan masalah ini pada orang lain?

"Su Wan, ada yang mencarimu."

Terdengar suara Lin Feier dari ruang tamu. Su Wan bergumam dalam hati, 'Apakah Jiang Xuecheng benar-benar datang?' 

Dia sangat gugup. 'Bagaimana aku menghadapi Jiang Xuecheng dan menjelaskan hubunganku dengan Jiang Feicheng pada Lin Feier?' 

Mereka bukan pasangan, dan juga bukan teman, tapi Jiang Xuecheng datang padanya. 

Tak mungkin ia mengatakan bahwa Jiang Xuecheng memiliki urusan dengannya, kan? Bagaimana bisa seorang Presiden Grup Dichen berbicara dengan seorang karyawan baru?

Su Wan berjalan ke ruang tamu dengan kepala tertunduk.

Namun, dia tidak menemukan Jiang Xuecheng, tapi dia melihat Lin Feier memegang seikat mawar biru dan tersenyum padanya.

'Apa yang terjadi?'

Su Wan melihat sekeliling dan masih tidak menemukan sosok Jiang Xuecheng. Entah mengapa, ada semacam kesedihan di dalam hatinya.

Su Wan bertanya pada Lin Feier, "Di mana orangnya? Dari siapa bunga ini?"

Lin Feier tersenyum dan melihat seikat mawar biru tersebut. "Aku baru saja mendengar bunyi bel dan membuka pintu. Coba tebak apa yang terjadi setelahnya?"

"Lalu apa yang terjadi?" Su Wan sangat gugup.

Lin Feier mengangkat bunga mawar biru yang cantik. "Lalu aku melihat seikat bunga ini di depan pintu. Tapi, aku tidak menemukan satu orang pun di sana, dan aku melihat namamu di kartu ini."

Setelah tahu bahwa Lin Feier tidak bertemu dengan Jiang Xuecheng, Su Wan menghela napas lega. Su Wan mengambil seikat mawar biru yang indah itu dan tersenyum.

Sebenarnya dia tidak suka bunga. Tapi, saat melihat seikat bunga indah di depannya, dia merasa bahagia.

Su Wan mengambil kartu yang diletakkan di tengah bunga itu. Di kartu itu hanya tertulis 'aku menunggumu'.

Meskipun singkat, tulisan itu membuat suasana hati Su Wan membaik...

"Cantik, kan?" Lin Feier mengerutkan keningnya. "Siapa yang memberikan bunga ini padamu?"

Su Wan menjawab dengan sedikit kaku, "Mungkin dari pria di kencan buta kemarin..."

Tidak memiliki cara lain, Su Wan pun terpaksa menggunakan nama Luo Jian sebagai alasan.

Lin Feier tidak curiga. Dia mengerti kenapa Su Wan tampak tidak nyaman, karena sebenarnya Su Wan tidak menyukai pria di kencan buta kemarin. Dia segera berkata, "Bukannya kau bilang bahwa sifat pria itu buruk? Aku akan membuang bunga ini agar tidak mengganggu suasana hatimu..."

Su Wan langsung menyela, "Jangan…"

"Apa ada yang salah?" Lin Feier sedikit bingung.

Su Wan langsung menjelaskan, "Bunga ini cantik, simpan saja selama beberapa hari ke depan. Kalau dia mengirim bunga lagi, aku akan menjelaskan padanya."

Setelah berpikir-pikir, Lin Feier setuju dengan kata-kata Su Wan. Lin Feier menaruh bunga mawar biru di vas dan meletakkannya di ruang tamu. Saat ini, ruang tamu tampak jauh lebih hidup karena bunga mawar biru itu.

...

Malam ini, Su Wan menderita insomnia lagi. Dalam benaknya, selalu terbayang saat Jiang Xuecheng memaksa menciumnya, dan kata-kata yang tertulis di kartu tersebut…

Aku menunggumu… 

'Jiang Xuecheng sedang menunggu apa? Apakah dia sedang menunggu aku menerima dia?' Su Wan memeluk bantal, dan kepalanya terasa sakit. Ia baru bisa tidur saat tengah malam. Keesokan harinya, ia masih terlihat lesu.

Karena bangun sedikit terlambat, Su Wan tidak sempat menutupi lingkaran hitam di area matanya.

Sesampainya di kantor, para karyawan di departemen perencanaan melihat Su Wan tidak bersemangat. Mereka langsung mengira bahwa Su Wan tidak bisa tidur karena khawatir akan dipecat.

Semua karyawan sedang menunggu kabar pemecatan Su Wan. Tapi ternyata setelah jam makan siang, mereka masih belum mendengar perintah itu dari atasan.

Su Wan tidak peduli dengan ejekan orang-orang itu. Saat ia hendak pergi makan siang, tiba-tiba ponselnya berdering.

Su Wan hampir mengira bahwa yang meneleponnya adalah Jiang Xuecheng. Tapi, ketika dia melihat layar ponselnya, ternyata yang menelepon adalah Su Yurou. 

'Bagaimana Su Yurou bisa tahu nomor ponsel baruku? Apakah dia tahu dari Kakek…' pikir Su Wan. 

Su Wan menggigit bibirnya. Setelah beberapa saat, akhirnya ia menjawabnya.

"Apakah ini dengan Su Wan? Apakah kau sudah makan siang?" Suara lembut dan merdu terdengar di ujung telepon.

Su Wan berkata dengan dingin, "Su Yurou, kalau kau ingin mengatakan sesuatu, langsung katakan saja. Tolong jangan banyak omong kosong."

Su Yurou tampaknya tidak mengerti maksud Su Wan. Tepat ketika Su Wan akan menutup telepon, Su Yurou melontarkan pertanyaan yang membuat Su Wan terkejut.

"Su Wan, apakah kau tidak penasaran bagaimana orang tuamu bisa meninggal?"

---

Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan. 

Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya. 

Terimakasih atas pengertian Anda.