webnovel

PERASAAN YANG MEMBARA

21+ FREY : “Awasi Zulian dan jangan pukul dia.” Permintaan kakakku terdengar cukup mudah. Yaitu untuk mengawasi sahabatnya di kampus dan menjaga tanganku untuk diriku sendiri. Dan ini tentunya sangat mudah. Bahkan jika Zulian adalah seorang kutu buku. Aku selalu berpikir ini sangat lucu, aku tidak punya waktu untuk berpikir dengan diriku sendiri. Hanya ada satu tongkat yang harus aku fokuskan tahun ini, dan itu adalah tongkat hoki ku. Tujuanku setelah lulus adalah untuk mendapatkan kontrak kerja. Hal terakhir yang aku butuhkan adalah pengalihkan perhatian dari semuanya. Di dalam atau di luar. Hanya saja, mematuhi aturan lebih sulit dari yang aku pikirkan. **** ZULIAN: Semua orang membuatku bingung. Dan tidak lebih lagi seseorang yang bernama Frey Geraldi. Aku hampir tidak berbicara sepatah katapun dengannya sepanjang waktuku mengenalnya, tetapi kali ini, Aku menginjakkan kaki di kampus, dan dia tidak akan mungkin akan goyah. Aku tidak pernah bisa mengantisipasi langkah selanjutnya. Dan setiap kali kita bersama, langkahku selanjutnya adalah sebuah misteri. Aku ingin menyerah padanya, tapi itu mungkin aku harus berterus terang tentang sesuatu yang belum pernah aku pedulikan sebelumnya.

Richard_Raff28
Peringkat tidak cukup
273 Chs

KEBERANGKATAN HERRY

"Tidak, tidak apa-apa, selain itu kamu mengatakan siapa pun yang memasak tidak boleh mencuci piring. Terima kasih untuk sarapannya," kata Angga. Herry meraih ke seberang meja, meraih tangan Angga.

"Terima kasih untuk tadi malam. Aku senang bangun denganmu dalam pelukanku," kata Herry, bersandar ke Angga lagi, menciumnya lebih dari sebelumnya. Kali ini Herry mengusap kecil lidahnya.

"Aku juga tidur nyenyak. Aku tidak mau bangun," kata Angga sambil mencondongkan tubuh.

"Aku juga, itu sebabnya Hyoga menangkapku. Lain kali aku harus melakukannya dengan lebih baik," kata Herry sambil bangkit, meletakkan cangkirnya di wastafel. "Keluarkan aku?"

"Tentu." Angga menarik kursinya keluar dan membawa Herry melewati ruang tamu ke pintu depan. Begitu sampai di beranda, Herry berbalik, memeluk Angga mendorongnya ke ujung serambi yang agak terpencil dari jalan.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com