webnovel

Penyihir Terhebat Bumi

# Indonesian Internasional Best Selling Author Sejarah ditulis oleh para pemenang, kata mereka. Jika demikian, bagaimana dengan sejarah Bumi, tempat kita tinggal sekarang? Dua ribu tahun yang lalu, seorang anak laki-laki bernama Emery mengalami nasib tragis. Pada nafas terakhirnya, dia dibawa dan diterima di sekolah sihir paling bergengsi di Alam Semesta. "Kamu adalah beberapa orang terpilih dari ribuan dunia manusia. Apakah kamu memegang atau tidak dari kesempatan ini, itu terserah kamu. Kamu berada di Magus Academy, puncak kecerdasan humaniora. Sihir, sains, dan semua kekuatan tersedia bagi mereka yang mencarinya. " [Scan selesai - Afinitas empat element: Air, Bumi, Tumbuhan, dan Kegelapan.] "Acolyte empat element! Hanya satu dari puluhan ribu acolyte yang memiliki ini!" Maka dimulailah perjalanan Emery bersama dengan 4 temannya dari sudut pelosok Bumi. Setiap tahun mereka kembali ke Bumi untuk tumbuh, membalas dendam, menyelamatkan sang putri, menaklukkan dunia, dan menjadi Magus Terhebat di Bumi. Nama mereka masih tertulis dalam buku sejarah kita hingga saat ini. ----- Bisa cek juga versi inggrisnya yg Trending di Global #Earth Greatest Magus atau kunjungi websitenya unutk video youtube dan link discord www.avans.xyz Terimakasih

Avan · Fantasi
Peringkat tidak cukup
418 Chs

Tetesan Air

Emery tersenyum melihat peningkatan itu, sepertinya pilihannya untuk mengikuti Klea dan mengunjungi Institut Air memang tepat. Empat poin lagi, ia akan berhasil mencapai target poin spirit power yang ia butuhkan untuk tetap tinggal di sini.

Emery memutuskan untuk terus berlatih. Ia bisa merasakan hanya ada sebuah lapisan tipis yang menghalangi dirinya untuk memahami dasar kultivasi elemen air. Tanpa sadar, beberapa jam berlalu, namun Emery masih tidak bisa mendapatkan pemahaman yang ia inginkan. Jika saja Emery memiliki waktu satu hari lagi, ia pasti akan berhasil. Mengapa mereka membatasi waktu di akademi ini?

Emery berjalan keluar dari ruangan itu dan menikmati pemandangan dasar danau, melihat ikan berwarna-warni berenang kesana kemari. Tidak lama kemudian, para acolyte di ruangan kedua telah menyelesaikan latihan mereka, dan Klea berjalan keluar bersama Magus Carla.

Carla berdiri di depan Emery dan memeriksa status Emery melalui alat pada pergelangan tangannya. "Spirit power 26 dan empat elemen! Anak ini beruntung sekali, Klea! Sayang sekali, tingkat bakat jiwanya… sangat rendah."

Emery memicingkan matanya, tidak suka bagaimana semua orang berperilaku seakan-akan ia sudah pasti gagal. Namun, ia memutuskan untuk memohon. "Magus Carla, bolehkah aku tinggal di sini lebih lama? Aku ingin berlatih lagi."

Carla berpikir sejenak sebelum menjawab. "Setahuku, kecepatan kultivasi elemen di setiap institusi sama saja, begitu juga dengan kecepatan latihan di ruangan batu origin. Ditambah lagi, jika melihat bakat roh-mu… Jika kau berhasil mendapatkan satu poin lagi pada hari ketujuh, kau benar-benar beruntung."

Emery merasa sedikit lemas, tetapi ia tetap bertahan. Ia tidak akan menyerah.

Klea memegang tangan Magus Carla dan berkata. "Sister Carla, kumohon, bantulah dia."

Carla tersenyum pada Klea dan menjawab. "Begini… Kulihat kau memiliki empat bakat elemen. Elemen apa saja yang sudah kau coba?"

Emery menjawab. "Aku sudah mencoba berlatih kultivasi di Institut Bumi pada tiga hari pertama."

Carla mengernyitkan alisnya. "Ya ampun, jadi kau sudah bertemu Darius?"

Emery mengangguk.

Carla menghela nafas. "Di tiga hari awal terbaik, kau diajari oleh magus bodoh seperti itu. Jangan bilang dia mengatakan bahwa bumi adalah elemen terkuat di antara Sepuluh Elemen lainnya atau bagaimana… Yah, sebenarnya ada benarnya, tetapi cara pengukuran spirit power dengan tes kekuatan seperti itu adalah cara lama dari zaman dulu. Ah, nak, apakah kau tahu tetesan air bisa menghancurkan dan merusak batu? Bukalah pikiranmu, dan ingatlah, kunci elemen air adalah kemauan untuk terus mengalir dan tidak menyerah demi mengejar kekuatan tak terbatas."

Mendengar penjelasan Magus Carla, Emery membelalakkan matanya. Penjelasan itu memberinya sebuah inspirasi akan cara kerja dan hubungan antara setiap Sepuluh Elemen yang ada.

Carla melipat tangannya. "Begini, kau sudah melihat elemen air dan bumi. Apa kesimpulan yang bisa kau ambil dari kedua elemen?"

Emery menyentuh dagunya dan berpikir keras sebelum menjawab. "Menurutku, kedua elemen itu saling berlawanan. Sifat elemen bumi adalah bertahan di satu tempat seperti gunung yang tak bergerak, sementara air fokus pada adaptasi untuk menghadapi segala macam situasi."

Carla bertepuk tangan, matanya berbinar-binar. "Benar sekali! Aku senang mendengar kau sudah memahami kedua elemen itu. Dengarkan aku. Kulihat para magus yang memiliki bakat elemen berbeda biasanya cepat berkembang jika mereka mempelajari elemen yang berlawanan dari sebelumnya. Sedikit pemahaman elemen akan sangat membantumu, dan karena kau sudah mempelajari elemen bumi dan air, selanjutnya kau bisa mempelajari elemen-"

"Tanaman!" Seru Klea.

Carla tersenyum manis pada Klea. "Benar sekali!" Ia berbalik dan memandang Emery. "Jika kau belajar di Institut Tanaman, kemungkinan-mu untuk mencapai 30 spirit power akan semakin besar. Tetapi, keberhasilan atau kegagalanmu ditentukan oleh kemauanmu untuk bekerja keras."

Emery tersenyum sangat senang, membungkuk, dan berkata. "Terima kasih, Magus Carla!"

Jika dipikirkan lagi, penjelasan itu masuk akal, dan ia seharusnya mencoba berlatih di Institut Tanaman. Ditambah lagi, dulu Emery sangat suka pergi ke hutan dan bertualang untuk melihat indahnya alam beserta dengan semua tanaman dan makhluk hidup. Sedari dulu, ia sangat suka mempelajari tanaman-tanaman serta makhluk hidup yang terlihat aneh… Emery seketika merasa seperti orang bodoh karena tidak menyadari hal ini sedari awal.

Walaupun Emery hanya mendapatkan dua poin spirit power, semangat-nya kembali karena penjelasan Carla.

"Terima kasih, terima kasih banyak, sister Carla!" Klea berkata dan memandang Emery. "Ayo!"

Klea menarik tangan Emery, sehingga Emery terpeleset di lantai yang basah dan menarik Klea jatuh bersamanya. Emery merasakan sesuatu yang empuk di tangannya, dan bersamaan dengan itu terdengar suara desahan serta tercium bau wangi.

Emery terbelalak, dan ia segera mundur. Jangan-jangan… Benar saja, wajah Klea memerah, dan gadis itu menutupi dadanya dengan kedua tangannya. Emery hanya bisa tertawa gugup dan mundur saat Klea berdiri. Mengingat rasa empuk di tangannya membuat wajahnya menjadi merah.

"M-maafkan aku! Aku benar-benar tidak sengaja!" Emery berkata dengan gugup dan mengangkat kedua tangannya.

"Tidak apa-apa. Kalau kau yang melakukannya, tidak apa-apa." Klea berkata.

Ini adalah kali pertama Emery mendengar Klea berkata seperti itu. Sebenarnya, ia sudah bersiap untuk ditampar dan menutup mata, tetapi tidak ada yang terjadi.

"Lebih baik kau ketimbang Ptolmy." Klea berkata dan berjalan pergi, seakan kejadian itu tidak terjadi.

Dalam perjalanan kembali ke kamar asrama, Klea sepertinya sudah melupakan kejadian tadi dan berbicara seperti biasanya. Emery memutuskan untuk tetap menjaga jarak, tetapi Klea terus berusaha mendekatinya.