Sebelum Ajeng bisa menyelesaikan kata-katanya, Dahlia tersenyum tipis pada Alisa, Lidya dan Nita, dan berkata, "Halo semuanya, saya tunangan Dias, Dahlia."
"Apa, tunangan? kapan aku punya tunangan, kenapa aku tidak tahu?"
Ekspresi Dias berubah, lalu dia menatap Dahlia dengan tercengang.
Bukan hanya Dias, tapi para wanita lain juga tercengang, kemudian semua hati mereka bergetar. Ada perasaan sedih, seperti sesuatu yang mungkin tiba-tiba jatuh ke tangan orang lain, kehilangan kesempatan selamanya.
Dias melangkah maju untuk melihat Dahlia dan bertanya, "Si Dahi, apa maksudmu dengan ini? Kamu tunanganku, kenapa aku tidak tahu?"
Dahlia menyempitkan mulutnya, menatap Dias dengan sok, dan berkata, "Dias, apa menurutmu aku ingin menjadi tunanganmu? Jika bukan karena kakekku dan kakekmu yang membuat kontrak pernikahan dengan kita saat itu, aku tidak mau menikahi kamu."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com