webnovel

Penjaga hati Zara

Pernikahan mendadak itu harus terjadi antara Zara dan Aldi. sebuah kejadian yang tak sengaja membuat mereka terpaksa harus menikah. Bagi Zara itu semua demi harga dirinya tapi bagi Aldi ini saatnya ia pergi dari Aura! Sang pemilik resto berwajah tampan ini ingin mengakhiri perasaan yang lama menyiksanya. Perasaan cinta yang hanya dibalas dengan sebuah persahabatan. Namun siapa sangka, saat keputusan dibuat sang cinta malah datang menghampiri tanpa aba-aba. "kau yakin akan pergi dariku?? tidak bisa kau menungguku sebentar lagi.,." suara Aura bergetar ia tak sanggup lagi menutupi perasaan yang ia simpan lama. Perasaan yang hanya ia mau Aldi tau saat ia sudah meraih mimpinya. mimpi menjadi seorang designer terkenal. Siang malam ia berusaha sampai mengabaikan perasaan Aldi padanya. Tapi tak dinyana sang pujaan malah memilih gadis lugu berwajah sendu berusia 21 tahun yang bahkan belum menyelesaikan kuliahnya. Aldi goyah... rasa sesal, marah, kecewa bercampur jadi satu, sempat ia ingin meninggalkan Zara dihari pernikahan tapi ia terlanjur berjanji pada nyonya Almira ibunda Zara bahwa ia akan menepati ucapannya yang untuk menikahi Zara . "aku hanya akan menghentikan pernikahan ini jika kau yang ingin menghentikan" Zara menatap lekat pada pria yang akan ia nikahi besok lusa. Perlahan Aldi melepaskan cengkramannya. Gadis baik bunda itu terlalu baik untuk disakiti. Sementara cinta yang ia inginkan selama bertahun-tahun kini ada dihadapannya. Akankah Zara dan Aldi bisa hidup bersama??

Nurhayati_Effendy · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
142 Chs

Mutiara

"kondisi bapak Aldi sudah membaik,, kemungkinan besok sudah bisa pulang dan selanjutnya kita rawat jalan sampai gif ditangan bisa kita lepas" ujar dokter senior bernama Sasmita usai visit untuk melihat keadaan Aldi pagi ini. "nanti ibu bisa bantu pak Aldi untuk mandi ya.. saya pamit dulu" dokter Sasmita pamit bersama dengan satu suster yang menemaninya.

Pipi Zara merona kemerahan,, bantu mandi?? astaga naga,, bermimpi saja belum pernah,, ya ampun apa yang harus dia lakukan sekarang?

"sudah ngga usah panik gitu.. kamu bantu aku buka kancing baju aja..." titah Aldi sangat mengerti tentang rasa canggung yang menyergap si pipi kemerahan, tanpa banyak komando satu persatu kancing baju lolos dari tempatnya,, Aldi tersenyum geli,, sepolos itu istrinya sampai-sampai begitu gugup hanya sekedar membantu dia membuka kancing baju. Ah! tidak salah pilih, dia mungkin sudah mendapatkan mutiara yang terbenam dalam lumpur,, sangat sulit ditemukan di jaman yang apa-apa semua hal dianggap lumrah dan wajar. Zara masih sangat bersih dan terjaga,, dia berani bertaruh bahwa orang pertama yang menyentuh si mutiara itu adalah dirinya!

"kalau tau begini aku mau sakit terus,, " goda Aldi nyengir, sementara Zara merasa sangat nervous karena tingkah suaminya itu memberikan cubitan kecil di perut si pria penggoda. "auuucchh sakit tau.." erang Aldi menggosok perut yang dicubit tadi.

"cepetan mandi sana!!!" titah Zara usai menyelesaikan tugasnya, dia harus bisa menyembunyikan perasaan grogi dari suaminya yang jahil ini.

.

Seseorang mengetuk pintu kamar rawat Aldi,, tak lama Dimas masuk berbarengan dengan Shanum dan Bunda Almira,, sungguh kejutan untuk Zara dan Aldi yang tidak menyangka bunda Almira akan datang menemui mereka. Padahal tadi Aldi meminta Dimas membawa makanan dari cafenya, dia tidak mengatakan apapun tentang kedatangan sang ibu mertua.

"bunda..." Zara berseru memeluk sang ibunda, ada perasaan kangen yang begitu membuncah,, sudah lama mereka tidak bertemu "bunda kok ngga ngabarin kalau kesini..." protes Zara bersungut.

"kamu kayak ngga tau bunda aja.. bunda kan emang suka datang dadakan...," sela Shanum

"iya.. lagipula bunda kesini karena ada kabar baik dari kak Shanum..." ujar bunda Almira melirik kearah Shanum yang tersipu malu "kebetulan bunda tau juga dari Dimas kalau Aldi dirawat karena kecelakaan kemarin jadi sekalian bunda tengokin kesini.."

"makasih ya Bun" ucap Aldi pada bunda Almira

Sementara Zara penasaran dengan kabar baik yang dimaksud oleh bundany.

"kabar baik apa bunda??" tanya Zara ragu, apa bundanya sudah tau tentang berita bohong Aldi yang mengatakan kalau dia sekarang sedang hamil!! kalau benar dia akan benar-benar melumat kan Aldi karena sudah memberikan harapan palsu sama semua orang! "hmm.. kita duduk dulu Bun.." ajak Zara mengajak bundanya duduk di sofa.

"begini.. kakak kamu dan Dimas sudah merencanakan pernikahan mereka dalam waktu dekat ini.."

huftt! Zara lega untung saja virus bohong Aldi belum sampai ke Palembang! soal hubungan antara manager Aldi dan kakaknya memang bukan hal yang baru bagi Zara,, hanya saja dia tidak menyangka kalau mereka sama-sama serius dengan hubungan mereka.

"apa?? pernikahan.. Dimas Sama kak Shanum?" Aldi agak histeris mendengar kabar sedikit sumbang di telinga nya,, kalau memang benar itu artinya Dimas akan jadi kakak iparnya!!!

"hehehe.. iya pak boss..." sahut Dimas bangga seolah raut wajah nya mengisyaratkan kemenangan. "nanti saya bakal jadi kakak iparnya pak boss.." Dimas menaik turunkan alisnya tanda sebuah kesenangan dan sebuah isyarat bahwa Aldi tidak boleh semena- mena lagi padanya karena suka atau tidak mereka akan jadi saudara ipar!!!

sial!! kenapa harus kamu sih Playboy!!!! - umpat Aldi dalam hati,,

"selamat ya kak..." Zara memeluk Shanum sebagai ungkapan bahagia bahwa akhirnya Shanum yang tidak mau membuka hati pada laki-laki menjatuhkan pilihan pada Dimas yang tidak lain sahabat sekaligus manager suaminya. Walaupun Zara pernah tau kalau Dimas adalah sosok pecinta wanita tapi dia yakin ketika telah memilih si pria berwajah Arab itu akan setia dan menjadi imam yang baik untuk kakaknya.

Semoga ya kak....