webnovel

Pengasuh Putraku Ternyata Ibu Kandungnya

Saat berusia tujuh belas tahun Aera Jung Jun meminjamkan rahimnya pada Tuan muda Jimmy Hyun. Awalnya Aera menolak, mengingat dirinya yang masih sangat belia. namun setelah ibunya Nyonya Seo Jung Jun dan Tuan besar Kang Soo Hyun terus mendesak dan kondisi Nyonya Seon Jung Jun semakin melemah sehingga Aera Jung Jun mengambil keputusan. Dengan terpaksa Aera Jung Jun menerima, terlebih Tuan besar Hyun yang bersedia menanggung pengobatan ibunya. Aera membiarkan rahimnya mengandung putra dari cucu Hyun yaitu tuan muda Myung Dae Hyun. Empat tahun kemudian, Tuan Myung Dae Hyun membutuhkan seorang baby sister untuk putra semata wayangnya. hingga datanglah Aera Jung Jun menjadi baby sister nya. Apakah Aera akan tahu jika anak yang di asuhnya adalah putra kandungnya? Ikuti kisah perjalanan cinta mereka yang penuh dengan lika-liku.

rafli123 · perkotaan
Peringkat tidak cukup
21 Chs

14. Kembalinya Aera.

Mendengar perkataan Naomi membuat wajah Aera semakin merona.

Aera menyelesaikan masakannya tanpa menjawab perkataan Naomi.

Setelah menyiapkan sarapan Aera menuju balkon, hari ini cuaca sangat indah setelah semalam adanya badai. pandangan Aera menatap ke jalan yang berada di bawahnya yang terlihat lalu lalang kendaraan, setelah salju di bersihkan kini jalanan bisa di lalui kendaraan. ingatannya kembali kejadian semalam bagaimana dirinya terhanyut dengan ciuman Myung yang memabukkan dirinya. perkataan Myung yang menginginkan dirinya menjadi ibu bagi Seung.

Sentuhan lembut di pundaknya menyadarkan dirinya dari lamunan.

"Aku ingin kamu memikirkan semua perkataan yang aku ucapkan padamu Aera." Myung menatap wajah Aera yang cantik meski tanpa riasan.

"Jangan perlihatkan bibirmu seperti ini pada pria lain, aku sangat marah dan cemburu," Lanjutnya pada Aera.

"Kenapa Tuan sangat menyebalkan!" Jawab Aera dengan bibir mengerucut membuat Myung ingin memakannya saat itu juga, jika dirinya tidak terburu-buru untuk menemui kakeknya.

"Ayo kita sarapan Seung menunggumu, setelah itu kita kembali ke mansion." Myung menarik pergelangan tangan Aera dan membawanya ke ruang makan.

Seung dan Naomi yang melihat Myung yang menggandeng tangan Aera saling tatap tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. setelah mendengar suara Myung, Naomi memalingkan wajahnya kearah roti yang berada di atas meja.

"Aera apakah kamu yang berbelanja kebutuhan kita selama sebulan?" Naomi yang merasa penasaran melihat lemari pendingin dan lemari di atas penuh dengan makanan bahkan semua laci dan di meja penuh dengan berbagai makanan dan roti.

"Tidak, bahkan aku mengira kau yang berbelanja kebutuhan, kalau bukan kau lalu siap?" Secara bersamaan mereka menatap pria yang duduk dengan tenang menyantap roti gandum tanpa selai.

"Apa yang kalian lihat? cepat makan dan kau Aera bereskan semua barang-barang mu dan kembali ke mansion." Mendengar ucapan Myung membuat mereka kembali menyantap sarapan mereka.

Setelah menyelesaikan sarapan pagi, kini mereka berada di luar apartemen Naomi.

"Naomi terima kasih," Aera memeluk tubuh saudara dari sahabatnya.

"Tidak perlu berterima kasih padaku Aera, kau sudah ku anggap seperti adikku sendiri." Naomi melepas pelukannya.

"Apa kalian masih lama berpelukan, jika iya silahkan lanjutkan dan aku akan menunggu di mobil. aku beri waktu lima belas menit untuk saling berpelukkan." setelah mengatakan Myung meninggalkan Aera bersama Naomi dan menggendong Seung menuju mobilnya yang terparkir di basement.

"Sepertinya kita memiliki bos yang menyebalkan." Ucap mereka bersamaan, dan mereka saling tertawa karena kekonyolan mereka.

Kini Aera berada di dalam mobil Myung menuju mansion, tidak ada percakapan berarti hanya Aera yang tanya jawab dengan Seung. Myung memperhatikan cara Aera yang memberikan penjelasan pada Seung yang keras kepala. tanpa terasa mobil mewah mereka memasuki pekarangan yang luas dan mewah. berapa pengawal telah bersiap menyambut mereka.

"Selamat pagi Tuan, Tuan muda Seung dan nona Aera." Mereka menyambut kedatangan Myung.

Mereka saling bergandengan tangan Seung yang berada di tengah antara Aera dan Myung, pemandangan yang indah untuk dilihat saat pagi setelah badai semalam.

"Mereka serasi sekali bahkan wajah cantik nona Aera dan Tuan Myung seperti ada pada tuan muda Seung." ucap salah satu pengawal.

"Kau benar, bahkan aku kira jika nona Aera itu ibu kandung tuan muda Seung."

Ucapan mereka terhenti ketika seseorang wanita cantik nan seksi berdiri tepat di hadapan mereka, membuat mereka diam seketika.

"Apa yang kalian katakan, apa Myung membawa pengasuh itu, kembali?" tanya A Young pada pengawal.

"Iya Nona." Jawab mereka serentak.

"Apa. kalian memanggilku dengan sebutan Nona? ingat mulai hari ini, kalian harus memanggilku dengan sebutan Nyonya ingat itu!!" A Young melangkah menuju mansion dirinya benar-benar emosi karena Myung memilih pengasuh itu kembali dari pada memilih dirinya.

'Myung benar-benar membuktikan ucapannya, sial, aku harus menyingkirkan pengasuh itu dari sini apapun yang terjadi.' Aera melangkah keruang kerja Myung namun pria yang di carinya tidak ada disana. saat melewati ruang makan tanpa sengaja mendengar ucapan para maid.

"Aku senang akhirnya nona Aera kembali kesini, lihatlah Seung sangat bahagia." Ucap salah satu maid.

"Apa kamu tidak melihat saat mereka masuk, mereka saling bergandengan tangan. mereka benar-benar seperti keluarga kecil bahagia." Jawab salah satu temannya.

"Sungguh mereka sangat serasi, aku berharap mereka berjodoh, agar tuan muda Seung memiliki ibu seperti nona Aera." Jawab yang lainnya.

"Apa kalian tidak tau, kalau tuan Myung telah sembuh dari penyakit aneh itu, saat tanpa sengaja Tuan Myung tidur di kamar Seung dan disana ada nona Aera, ahh aku tidak bisa membayangkan bahagianya bisa tidur berdua dengan tuan Myung." mereka saling bergosip tanpa mereka melihat adanya A Young di belakang mereka.

"Apa maksud kalian, jika tuan kalian tidur dengan pengasuh itu?" Maid senior, menoleh menundukkan kepala saat berada di hadapan A Young.

"Maafkan, kami Nona A Young." Chin Sun menetralkan detak jantungnya, sebagai seorang pelayan senior dirinya yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada juniornya.

"Apakah, begini kerja kalian?" A Young kesal dengan sikap pelayan senior yang hanya diam saat para pelayan yang lain bergosip tentang dirinya.

"Dimana In Jae? aku ingin dia menyiapkan minuman untukku sekarang."

"Akan saya katakan pada In Jae, anda silahkan untuk duduk." Pelayan senior mencari keberadaan In Jae.

Aera menuruni tangga, untuk ke dapur. langkah kakinya terhenti saat mendapati nona A Young, tengah mencari keberadaan Myung.

"Selamat pagi nona, A Young." Aera menundukkan kepalanya di depan A Young.

"Pengasuh Seung, bisakah kamu buatkan aku minuman? kamu tahu siapa saya bukan?" A Young melipat kedua tangannya di depan dada.

"Tentu, saya tahu anda nona A Young." Aera melanjutkan ke dapur untuk membuatkan minum untuk A Young.

"Nona Aera, apakah kau membuat minuman ini untuk Nona A Young?"

"Bibi Chin Sun, sejak kapan Bibi ada disini?"

"Sejak nona menyiapkan minuman untuk nona A Young." Chin Sun adalah seorang pelayan senior di mansion, dia adalah orang kepercayaan tuan besar. sikapnya yang tegas membuat pelayanan junior menghormatinya.

"Bibi Chin Sun, permisi aku harus mengantar minuman ini." Pelayan senior menatap punggung Aera, tangannya mengetik sesuatu dan tersenyum.

"Myung, kita harus pergi ke keluar kota sekarang. aku tidak bisa pergi seorang diri dan tidak bisa di wakilkan oleh yang lain." Yong Jin, berargumen dengan Myung.

"Kau, tidak bisa pergi dan aku hanya ingin bertemu dengan kakek. masalah ini tidak bisa di biarkan terlalu lama. aku harus tahu siapa ibu kandung putraku." Myung kesal dengan kakek yang sengaja mengulur waktu untuk menemuinya.

"Kita temui kakek di kediamannya. aku yakin saat ini kakek bersembunyi."

Myung terkejut saat pelayan senior berdiri di depan pintu ruang kerjanya.

"Bibi Chin Sun, apa yang bibi lakukan di sini?" Bibi Chin Sun adalah orang kepercayaan kakeknya, Myung yang mengetahuinya menatap dingin wanita di depannya.

"Tuan, nona A Young ingin bertemu dengan anda." Chin Sun meninggalkan Myung.

"Kakek, apa yang kau rencanakan untukku?"