webnovel

Pengakuan Psikopat

Febi mempercepat langkahnya. Gadis itu berjalan menyusuri gang kecil dan gelap itu karena itu satu-satunya jalan menuju ke kostnya. Didengarnya suara seperti langkah kaki tapi samar-samar dan terasa jauh. Ia menoleh ke belakang dengan gerakan yang tiba-tiba...tidak ada siapapun. Perasaan apa ini? Seperti perasaan cemas bercampur takut dan kuatir yang tidak pada tempatnya. Sudah kesekian kalinya Febi merasa ada yang mengikutinya di belakang sepulang ia dari kampus. Gadis itu memutuskan cepat-cepat berlari sampai ke kost dan segera masuk ke kamarnya. Gang kecil itu begitu sepi, jauh dari kamar kost Febi. Seorang pria bertubuh tinggi berpundak lebar sedang berdiri setengah tertutup tembok, sedang memperhatikan Febi yang setengah panik masuk ke kost. Pengalaman menegangkan itu membawa kecurigaan Febi pada seorang psikopat yang berusaha menghancurkan hidupnya. Ian adalah seorang pria yang selalu tampil baik dan superior. Tapi Febi mengetahui dibalik penampilan primanya, Ian memiliki kejahatan-kejahatan yang terselubung. Hanya saja semakin Febi berusaha menghubungkan misteri-misteri yang dialaminya dengan Ian, semakin ia terjerembab dalam siasat dan tingkah laku Ian yang tidak normal. Ian yang menjadi tersangka penguntitan Febi akhirnya menjadi tersangka sebuah kasus pembunuhan yang terjadi di kampus mereka. Semua misteri yang terjadi terhubung pada sindrom psikopatisnya. Benarkah Ian yang melakukan tindakan kriminal itu?

Lei Locke · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
41 Chs

Semester Lima: Kepastian

“Apa kesamaan dari kasus pembunuhan berantai waktu itu?” tanya Ian pada Pak Darmin yang masih menyimak.

“Tidak ditemukan sidik jari apapun di sekitar korban termasuk sidik jari korban itu sendiri.”

Ian menjawab pertanyaannya sendiri.

“Tiga dari tujuh korban yang ditemukan tewas kurang dari tiga jam, ditemukan bau aseton disekitarnya. Karena itu, kemungkinan pembunuh menggunakan aseton untuk membersihkan area sekitar korban.”

Ian diam lagi membiarkan Pak Darmin meresapi penjelasannya sebelum ia masuk pada temuannya yang akan membuat pak Darmin terkejut.

“Pembunuhan Robi, mahasiswa fakultas hukum itu tidak ditemukan sidik jari apapun disekitarnya dan, … ada bau aseton ketika teman kostnya masuk ke kamarnya tidak lama setelah pembunuhan dilakukan.”

Pak Darmin membulatkan matanya mendengar pemikiran dari Ian, seorang mahasiswa magang di kantornya.

“Lima dari tujuh kasus pembunuhan itu, TKPnya adalah kamar kost.”

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com