webnovel

Pendekar Pedang Pencabut Nyawa

Raka Kamandaka adalah seorang pemuda tampan yang berasal dari Keluarga Kamandaka. Keluarga tersebut sangat ternama di Tanah Pasundan. Selain ternama, keluarga itupun merupakan keluarga yang sangat kaya raya. Kekayaannya di mana-mana, bisnis perdagangannya maju pesat. Di sisi lain, Kepala Keluarga Kamandaka juga seorang pendekar. Namanya sangat termashur di dunia persilatan. Setiap orang-orang yang berkecimpung dalam rimba hijau, pasti pernah mendengar nama Pendekar Pedang Tunggal. Sepak terjangnya membuat semua pendekar golongan hitam merasa jeri. Kalau namanya disebut, pasti mereka bakal merasakan seluruh tubuh bergetar karena saking takutnya. Sayang, suatu ketika sebuah malapetaka menimpa keluarga ternama itu. Seluruh anggota keluarganya tewas dibunuh oleh puluhan orang tidak dikenal. Bahkan malapetaka juga menimpa guru dari Raka Kamandaka sendiri. Setelah terjadinya pembunuhan berantai yang dilakukan secara sadis tersebut, Raka Kamandaka memutuskan untuk memecahkan misteri yang menimpa keluarganya. Dia akan terjun ke dunia yang penuh dengan pertarungan sebagai seorang pendekar muda pilih tanding. Dengan sebilah pusaka yang bernama Pedang Pencabut Nyawa, Raka bertekad akan menggetarkan dunia persilatan.

Junnot_senju · Fantasi Timur
Peringkat tidak cukup
407 Chs

Tahap Tanpa Pedang II

Lima belas jurus. Ya, hanya lima belas jurus saja, Raka sudah menguasai seluruh arena pertarungan. Malah empat dari Tujuh Pembunuh sudah mengalami luka. Beberapa luka terlukis di bagian tubuh mereka. Luka tebasan, seperti tebasan pedang.

Darah mengucur dari luka-luka itu. Wajah para korbannya berubah pucat pasi seperti mayat. Keringat dingin dan peluh sudah membasahi seluruh tubuhnya.

Mereka pernah terluka oleh senjata lawan. Malah bukan sekali dua kali. Melainkan ratusan atau bahkan mungkin ribuan kali. Tapi belum pernah mereka mengalami rasa sakit seperti sekarang ini.

Rasa sakit itu berbeda dari rasa sakit pada umumnya.

Keempat orang korban itu tidak mampu melanjutkan pertarungan. Luka-luka yang mereka terima itu cukup parah. Beberapa waktu kemudian, keduanya tewas.

Tiga rekannya yang melihat kejadian itu dibuat bergidik ngeri. Tanpa sadar, rasa takut semakin menjalari tubuhnya. Dari atas ke bawah. Dari bawah ke atas.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com