webnovel

Perbuatan Bejad Donni

Wulanpun bergegas pulang ke rumahnya. Dan benar saja motor Donni tampak terparkir di depan rumahnya. Pintu rumah sepertinya tidak terkunci.

Rasa curiga mulai melandanya. Tapi Wulan berusaha tenang.

Dengan hati-hati Wulan membuka pintu rumahnya pelan. Agar tidak menimbulkan suara gaduh. Keringat di dahinya sudah menetes karena tegang dan gugup.

Ruangan tampak kosong. Tidak ada Donni di sana. Ibunya juga tidak tampak.

Lalu pendengarannya terusik dengan suara desahan yang begitu aneh.

Dag Dig dug. Jantung Wulan mulai berdetak tak beraturan.

Matanya kini mengarah ke pintu kamar ibunya yang sedikit terbuka.

Berjalan pelan Wulan mendekati pintu kamar.

Tangan kirinya bergerak kecil membuka pintu bersamaan dengan suara erangan yang semakin kencang terdengar di telinganya.

Wulan begitu syok melihat pemandangan yang ada di depan matanya. Donni dan ibunya tengah bertelanjang bulat di tempat atas tempat tidur.

Bibirnya diam terpaku melihat kekasihnya Donni, yang selama ini begitu ia sayangi.

Tengah memadu cinta bersama ibu kandungnya.

Tentu saja Donni dan Tante Anna begitu terkejut melihat kemunculan Wulan.

Donni membelalak. Begitupun dengan Tante Anna.

Wulan tak kuasa melihat dua manusia yang begitu menjijikkan di depan matanya.

Dengan perasaan hancur. Wulan berlari keluar.

"Wulan!" dengarkan dulu penjelasan ku!" pekik Donni.

Donni langsung memunguti kemejanya yang berserak di lantai.

Tapi teriakan Donni tak dihiraukannya.

Donni berusaha mengejarnya.Tapi Wulan berlari cukup jauh entah kemana. Donni kemudian kembali masuk ke dalam rumah.

kedua tangannya meremas rambutnya. Donni mengutuk dirinya. perasaan kalut berkecamuk dalam hatinya. Perbuatan bejadnya sudah diketahui Wulan. Gadis manis yang ia cintai.

Anna terlihat pucat. Tanpa ada rasa bersalah. Anna berusaha menenangkan Donni yang terlihat cemas.

"Tenang Don, nanti kalau Wulan pulang, Tante akan jelaskan semua."

"Memangnya Tante mau menjelaskan apa sama Wulan?" bentak Donni geram.

"Tante akan jelasin sama Wulan, bahwa kita saling jatuh cinta."

"Hah! Tante sudah gila, ya?"

Bagai kena petir di siang bolong. Mata Donni terbuka lebar mendengar pengakuan Tante Anna. Bagaimana bisa Tante Anna berkata seperti itu. Tak pernah ada rasa cinta pada Tante Anna sedikitpun.

Donni melayaninya karena Tante Anna selalu memaksa dan menggodanya. Tapi rupanya wanita itu berpikiran lain.

Mana mungkin Donni jatuh cinta sama Tante Anna. Sedangkan cintanya hanya terpaut pada Wulan.

Semua yang dilakukan Donni dengan Tante Anna hanya didasari nafsu belaka.

Hari itu juga Donni memutuskan mengakhiri hubungan terlarang mereka.

"Tante, lebih baik kita akhiri hubungan kita. Sampai kapan saya harus membohongi Wulan."

"Tidak, jangan tinggalin Tante Don! Tante sayang sama kamu!"

Perasaan Donni semakin kacau mendengar pengakuan Tante Anna.

Tidak ingin lagi berdebat. Donni kemudian bergegas untuk mencari Wulan yang lari entah kemana.

*

*

*

Bermandikan air mata. Wulan berlari dengan hati hancur. Betapa kejam perbuatan Donni dan ibunya.

Wulan pun berlari menuju rumah Lia.

Tampak Lia sedang duduk di teras rumahnya.

Lia begitu terkejut melihat Wulan yang berlari menuju ke arahnya. Wajah sahabatnya tampak pucat dan berlinang air mata.

"Wulan, ada apa? Kenapa kamu nangis?"

Wulan tak menjawab pertanyaannya.

Tubuh lemahnya rubuh seketika.

Dengan sigap Lia kemudian memapahnya dan membawanya masuk ke dalam rumah.

"Lan ada apa?"

Lia begitu cemas melihat keadaan Wulan. Meski Lia terus bertanya. Tapi Wulan tetap bungkam. Hanya air matanya saja yang tak berhenti membasahi pipinya. Tangis Wulan semakin histeris.

Tentu saja Lia semakin penasaran dengan sikap Wulan. Apa sebenarnya yang telah dialami sahabatnya hingga Wulan tak menjawab pertanyaannya malah terus menangis.

"Lia ... tolong saya Li!"

"Lan, ceritakan ada apa?"

Terbata-bata Wulan mulai buka suara. Wulan pun menceritakan pada Lia kejadian yang baru saja dilihatnya

"Kurang ajar memang si Donni!" caci Lia emosi.

Sebenarnya Lia sudah mencium pengkhianatan Donni. Tapi meski begitu Lia tidak berani mengadukan nya pada Wulan. Karena sebagai sahabat Lia tak mau menduga hal yang belum pasti tentang kedekatan Donni dengan ibu kandung Wulan.

Tapi ternyata dugaannya selama ini memang benar adanya. Donni bermain gila di belakang Wulan.

Donni begitu keji mengkhianati Lia. Ibu dan Anak, Donni kencani secara bersamaan.

Keterlaluan memang si Donni.

Ibu Yuni yang sedari tadi mendengarkan percakapan Lia dari kamar. Memburu mendekati Lia dan Wulan.

"Nak Wulan, ada apa nak? Kenapa kamu nangis nak. Ayo, ceritakan sama Ibu, ada apa ...." bujuk Bu Yuni menenangkan Wulan yang terkulai lemas dan terduduk di lantai berlinang air mata.

"Donni bu, Donni bermain cinta dengan ibunya!" beber Lia.

Nafas Lia terasa sesak mengatakannya.

"Ya tuhan ... tega banget Bu Anna!" geram bu Yuni tak percaya apa yang dikatakan putrinya.

Lia dan ibunya terus menenangkan Wulan yang tak henti menangis.

Saat Lia berusaha menenangkan Wulan. Donni tiba-tiba datang.

Tanpa ada rasa bersalah. Donni menarik tangan Wulan dan membujuk Wulan agar mengikutinya dan mendengar penjelasannya.

"Aa, lepas?!" teriak Wulan kesakitan karena Donni begitu kuat mencengkram pergelangan tangannya.

"Ayo, ikut Aa! Akan Aa jelasin semua!"

"Mau jelasin apalagi! Dasar laki-laki bajingan!" damprat Wulan meronta berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman tangan Donni.

Wulan semakin emosi melihat Donni yang terus memaksanya.

"Wulan ... cobalah mengerti, ibumu terus merayu Aa!" jelas Donni memohon merayu sambil duduk berjongkok di depan Wulan.

Donni mencoba menjelaskan semua kejadian yang dialaminya bersama Tante Anna.

Tapi Wulan tidak mau peduli sama sekali. Batinnya sudah hancur. Tak tersisa lagi rasa cinta pada Donni yang ada hanya benci dan jijik.

"Pergi kau dari sini! Dasar buaya, cuuih!"

Lia tiba-tiba menyerang Donni.

Dengan kasar, Lia mendorong tubuh Donni hingga Donni terjungkal ke belakang dan jatuh.

Bukan itu saja, Lia meludahi wajahnya.

Mendapati tingkah Lia. Tentu saja Donni jadi geram. Sambil memegang pipinya. Donni menyusut ludah yang mengenai pipinya lalu bangkit dan berdiri.

"Kurang ajar! Cewek sialan, Dengar! Kamu jangan ikut campur!" bentak Donni. Jari telunjuknya di arahkan pada wajah Lia.

Wajah Donni begitu tajam manatap wajah Lia membuat Lia ketakutan.

"Sudah!" pekik Wulan.

Bu Yuni tidak tinggal diam, melihat kejadian yang sedang berlangsung di depan matanya.

Ia pun langsung mengusir Donni untuk segera pergi meninggalkan rumahnya.

Dengan mata memerah karena emosi. Donni kemudian pergi.

Matanya begitu tajam menatap Gadis itu. Perasaan dendam mulai berkecamuk di bathin Donni. Hingga Donni pun bersumpah akan membalas perlakuan Gadis itu terhadap dirinya.

Begitu berani Gadis itu meludahi wajahnya.

Baru kali ini Donni merasa sakit oleh ulah Gadis itu.

Harga dirinya seakan di jatuhkan oleh Gadis yang baru saja di lihatnya.

"Lihat saja, suatu hari kamu akan bertekuk lutut di kakiku..." ancam Donni dalam hati. Dan ancaman itu di tujukan kepada Gadis yang meludahi wajahnya tadi.

Murka hati Donni saat itu. Wulan lebih pantas melakukan itu padanya. Karena Wulan lah yang tersakiti. Tapi malah Gadis itu yang bersikap arogan.

Di penuhi amarah yang meluap karena ulah Gadis itu.

Donni pergi sambil menjalankan motornya dengan kencang.

Donni masih tak terima dengan sikap Gadis arogan itu.

Tapi siapa gadis itu?

Donni baru pertama melihatnya.

Mengapa Donni tidak pernah sekalipun melihat gadis itu. Padahal rumahnya tidak begitu jauh dari rumah Wulan.