Edward kemudian mengambil ponselnya dan segera menghubungi kedua orangtuanya. Dia segera menekan tombol nomor kontak ibunya, Edward menunggu agak lama dan saat ini sambungan telepon sudah bisa tersambung.
"Halo Ayah, maafkan aku karena baru bisa memberi kabar kepada kalian. Aku baru saja bangun tidur karena setelah sampai tadi aku sangat mengatuk dan tubuhku terasa sangat lelah sehingga aku memutuskan untuk tidur sebentar."
Edward terpaksa membohongi ayahnya, dia tidak mau membuat kedua orangtuanya khawatir dengannya yang salah penerbangan dan saat ini dia baru akan menuju ke Inggris.
"Halo Edward, Syukurlah kamu sudah menelepon kami. Apakah kamu tahu kalau ibumu sejak tadi mengkhawatirkan kamu?"
Edward sangat sedih saat mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Ayahnya. Apa yang menjadi dugaannya ternyata benar bahwa Ibunya pasti khawatir karena dia tidak meneleponnya tadi sesuai jadwal dia sampai di Inggris. Padahal dia merubah tujuan penerbangannya yang seharusnya ke Inggris jadi ke Amerika.
"Maafkan aku Ayah, tetapi aku benar-benar sangat lelah tadi. Apakah aku bisa berbicara dengan Ibu?" Tanya Edward kepada Felix yang kemudian mengatakan kalau ibunya saat ini tengah tertidur. Edward kemudian memutuskan sambungan teleponnya karena dia harus segera memasuki pesawat menuju ke Inggris. Edward juga mengatakan kepada ayahnya kalau dia akan mengurus sesuatu di kampus dan akan menghubungi kedua orangtuanya lagi saat malam nanti.
"Tenang saja Edward, kamu sebaiknya fokus dengan urusanmu dulu. Setelah selesai barulah kamu menghubungi kami. Aku sudah tenang mengetahui kamu sudah tiba dengan selamat."
Felix kemudian segera mematikan ponselnya. Edward sendiri juga sudah hampir terlambat. Dia segera menuju ke tempat pemeriksaan tiket dan dia kini benar-benar mamstikan kalau tujuannya benar-benar Inggris dan tidak akan salah tujuan lagi. Saat ini Edward sudah berada di dalam pesawat dan juga beberapa saat lagi pesawatnya akan terbang menuju ke Inggris.
Kini Edward bisa beristirahat dengan tenang setelah pramugari memberitahu tujuan mereka sudah benar. Edward segera bersandar di kursi penumpang yang didudukinya dan akan memejamkan mata saat dia merasakan ada sesuatu yang sedikit aneh. Edward merasa kalau mesin pesawat tiba-tiba mati, untung saja dia kemudian bisa merasakan mesin pesawat itu hidup lagi. Dia segera memejamkan matanya dan tertidur.
Edward terbangun saat dia merasakan goncangan yang cukup keras, dia juga mendengar saat para penumpang lain berteriak sementara pramugari saat ini sedang menenangkan para penumpang yang mulai panik. Dia kini mengetahui kalau terjadi masalah dalam penerbangan mereka.
Edward segera bertanya kepada salah satu pramugari yang datang menghampirinya dan meminta Edward untuk memakai pengaman yang sudah disediakan oleh maskapai.
"Maaf nona, ada apa? Apa yang terjadi?"
tanya Edward pada pramugari yang kemudian tersenyum ramah kepadanya.
"Maaf tuan, terjadi sedikit masalah dalam penerbangan kita karena mesin pesawat tiba-tiba mati dan tidak bisa dikendalikan lagi, jadi kami mohon kalian semua berdoa dan tetap tenang jangan panik."
ucap pramugari itu sambil membantu Edward yang kini mulai memakai alat keamanan yang berada di kabinnya.
"Baiklah Tuan, terima kasih atas kerjasama anda, aku melihat anda jauh lebih tenang daripada mereka semua. Aku permisi dulu!"
Pramugari itu kemudian meninggalkannya untuk membantu penumpang yang lain. Edward sebenarnya juga panik dan takut, dia sudah merasakan keanehan pesawat ini sejak berangkat tadi, tetapi dia pikir semuanya sudah baik-baik saja saat mesin pesawat kembali menyala.
"Ya Tuhan, selamatkan kami semua!"
Doa Edward dalam hati, dia kemudian memejamkan matanya dan tetap berdoa memohon yang terbaik. Goncangan demi goncangan dirasakan Edward dan semakin lama keadaan di dalam pesawat tidak dapat dikendalikan karena saat ini mereka merasa seperti ikan di dalam botol yang diguncang-guncangkan sehingga tidak sedikit diantara mereka mabuk bahkan sampai ada yang muntah dan yang terburuk mereka pingsan.
"Tuan dan Nona, harap tenang! Jangan panik! Seandainya pun ini adalah hari terakhir kita, alangkah baiknya kalau kita berdoa memohon akhir yang baik untuk kehidupan kita."
Kapten pesawat yang Edward tumpangi memberikan pengumuman via mikrofon. Namun tentu saja semua penumpang tidak terkendali. Cukup lama mereka berada dalam keadaan seperti itu, saat ini mesin pesawat akhirnya bisa dihidupkan lagi. Penumpang yang tadi merasa sangat panik dan kehilangan harapan kini kembali memiliki setitik harapan lagi.
Namun beberapa saat kemudian terjadi benturan yang sangat keras sehingga suasana di dalam pesawat kacau. Bahkan Edward saat ini kehilangan keseimbangan dan dia merasa seperti terlempar meski sudah memakai sabuk pengaman, mungkin karena terlalu keras goncangan itu sehingga kini dia merasakan kalau di beberapa bagian tubuhnya terasa sakit yang teramat sangat.
Edward juga merasakan kalau di beberapa bagian tubuhnya mulai terasa basah dan lembab serta bau amis darah! Ya Edward kini menyadari kalau dia mengalami luka dan mengeluarkan banyak darah dari beberapa bagian tubuhnya. Edward juga merasakan darah keluar dari pelipis dan hidungnya. Beberapa saat kemudian pandangannya menggelap dan kini dia tidak sadarkan diri.