webnovel

Anak Muda Memang Ganas

Penerjemah: Wave Literature Editor: Wave Literature

Ye Jiaqi sangat tahu kalau Qiao Qinian tidak akan memberikannya hadiah yang sempurna. Tapi, perempuan itu tetap saja kekeh untuk meminta kepada Qiao Qinian. Bahkan, saat itu dia pun juga memanggil Qiao Qinian dengan panggilan 'sayang'. Sekarang kalau dipikir-pikir, saat itu Ye Jiaqi sungguh amat memalukan. 

Sebelum Qiao Qinian mengusir Ye Jiaqi, perempuan itu kemudian langsung mencengkram leher Qiao Qinian. Dia lalu mendaratkan bibirnya dan mencium Qiao Qinian, karena dia tidak ingin membiarkan Qiao Qinian berbicara sepatah katapun.

Tapi, keesokan hari di pagi buta, Qiao Qinian justru langsung pergi ke Inggris dan meninggalkan Ye Jiaqi. Setelah itu, saat dia membereskan barang-barangnya ketika akan meninggalkan rumah Qiao Qinian. Dengan rasa putus asa, diam-diam dia menaruh gelang yang bukan miliknya itu di dalam laci. 

Gelang yang sempurna, menawan, terlihat sangat cocok untuk perempuan yang hangat dan menawan pula. Karena itu… Mungkin Qiao Qinian akan memberikan gelang ini kepada kekasihnya sebagai hadiah. Tapi, karena telah diambil oleh Ye Jiaqi, Qiao Qinian pun tidak ingin memberikannya.

3 tahun berlalu, kini saat melihat kembali gelang ini, hati Ye Jiaqi rasanya menjadi bisu. Berbeda dengan Qiao Qinian yang terlihat sangat tenang, seolah-olah tidak ada yang pernah terjadi sebelumnya. 

Laki-laki itu pun lalu mengambil gelangnya dan memasukkan ke dalam saku celananya. Kemudian, dia kembali melanjutkan membereskan barang-barang Ye Jiaqi. 

Ye Jiaqi memerhatikan setiap pergerakan Qiao Qinian. Hatinya… entahlah, karena sejak awal itu adalah barang Qiao Qinian, wajar jika sang pemilik mengambil kembali barangnya.

"Gelang ini, aku tidak pernah memakainya." kata Ye Jiaqi. Dia takut kalau Qiao Qinian akan salah paham kepadanya, jadi dia buru-buru menjelaskan. Dia mengerti kalau Qiao Qinian memiliki obsesi tentang kebersihan. Karena itu, kalau Ye Jiaqi pernah memakai gelang itu, Qiao Qinian pasti tidak akan memberikan kepada istrinya. 

Sedangkan, Qiao Qinian tampak tidak menjawab. Laki-laki itu kini sedang berdiri membelakangi Ye Jiaqi. 

Ye Jiaqi mengira kalau Qiao Qinian tidak memercayainya. Dia pun akhirnya memutuskan untuk kembali berbicara, "Aku benar-benar tidak pernah memakainya. Sehari pun tidak pernah. Kalau Tuan tidak menyukainya, buang saja gelang itu."

Seketika Qiao Qinian berbalik badan, lalu matanya tampak memerah, "Buang katamu?" tanyanya.

Melihat kedua mata Qiao Qinian yang memerah, hal itu membuat hati Ye Jiaqi rasanya seperti berhenti berdegup. Aku salah bicara lagi? Sudahlah, aku tidak akan berbicara lagi. Semua yang aku katakan adalah salah! batinnya.

Ada kemungkinan kalau gelang ini adalah sebuah bentuk janji cinta yang akan diberikan Qiao Qinian pada orang yang dia cintai. Tapi, pernah Ye Jiaqi ambil 3 tahun lalu. Dia pun mengakui kalau dirinya salah dan tidak tahu malu.

Di mata Ye Jiaqi, Qiao Qinian saat ini sedang bersikap yang semuanya tidak pasti. Raut wajahnya, suasana hatinya, amarahnya, semua terlihat tidak pasti. Dia sama sekali tidak bisa menebak apa yang ada dipikirkan oleh Qiao Qinian. Padahal sebenarnya, dia sudah mengenal Qiao Qinian selama 12 tahun. 

Namun, kenyataannya Ye Jiaqi juga pernah memahami seorang Qiao Qinian. Kalau dia benar-benar ingin memahami Qiao Qinian, dia pasti tahu kalau Qiao Qinian sangat amat mengganggu. 

Ye Jiaqi dengan rasa tidak senang kemudian tampak melengos dan berjongkok di depan rak sepatu, lalu mulai membereskannya. Segala bentuk macam sepatu, cukup membawa banyak kenangan baginya. Setiap dia membereskan satu persatu, dirinya juga akan terbawa oleh kenangan yang muncul dalam pikirannya. Seperti tetesan air hujan yang jatuh di atas danau, yang semakin lama semakin deras.

Mereka berdua tampak saling bertolak belakang ketika membereskan barang. Sinar matahari juga terlihat masuk dan menerangi kamar itu. Yang satu berdiri, dan yang satu berjongkok. 

Ye Jiaqi terlihat menggulung rambut panjangnya yang menjuntai di belakang tubuhnya. Di dalam kamar itu, hanya terdengar suara barang-barang yang dipindahkan berlangsung cukup lama. 

Entah sejak kapan Qiao Qinian sudah berbalik badan. Laki-laki itu kemudian bersandar di dinding dengan tangan menyilang di dada, serta kaki yang menyilang. Dia lalu menatap tubuh bagian belakang Ye Jiaqi dan tidak berpindah. Mungkin karena Ye Jiaqi yang terlalu banyak gerak, membuat lengan gaunnya terjatuh dari pundak Ye Jiaqi. Sehingga terlihat pakaian dalam Ye Jiaqi yang berwarna merah muda. 

Ujung bibir Qiao Qinian seketika terangkat. Lalu, laki-laki itu berjalan menuju Ye Jiaqi. Dia kemudian membungkuk, dan membantu Ye Jiaqi mengangkat lengan gaunnya untuk kembali ke pundaknya.

"Masih suka pakai pakaian dalam merah muda?" tanya Qiao Qinian sambil mengangkat alisnya.

"Ah!" gumam Ye Jiaqi yang seketika meloncat dan menjauhi Qiao Qinian. Benar-benar mirip seperti kelinci kecil yang sedang melompat. Wajahnya pun langsung memerah seperti udang rebus setelah apa yang dilakukan oleh Qiao Qinian kepadanya.

"Dasar mesum! Qiao Qinian, kamu punya malu tidak, sih?!" teriak Ye Jiaqi. Karena terlalu kaget, suaranya pun langsung terdengar terlalu keras. 

Hal itu membuat Bibi Lu yang berada di bawah pun mendengar, Mereka berdua… Sedang bersama? batinnya. Dia pun tampak menundukkan kepalanya, dan wajahnya juga memerah. Lalu, dia terlihat kembali melanjutkan berjalan. Tidak kaget, ketika Tuan Qiao menelepon dirinya, dia juga mendengar Ye Jiaqi berkata, 'Qiao Qinian, berikan padaku!'

Anak-anak muda memang ganas. Tapi, dari semua orang yang ada di rumah Qiao Qinian, hanya Ye Jiaqi lah yang berani memanggil Tuan Qiao dengan namanya langsung! batin Bibi Lu...