webnovel

Ajarkan Baik-Baik Perempuan Murahan Ini

Penerjemah: Wave Literature Editor: Wave Literature

"Aku tidak peduli, pergi!" teriak Qiao Qinian.

Tentu saja Fang Lan tidak tinggal diam. Dia sudah dihina oleh Ye Jiaqi, masa 2 kalimat saja tidak boleh bicara?! "Kakak ipar, aku tidak bisa pergi. Kakak harus memberikan aku penjelasan. Kalau orang yang tidak tahu apa-apa lalu melihat kita, mereka pasti berpikir kalau sudah tidak ada lagi keluarga Fang di keluarga kita. Lalu, siapapun bisa dengan seenak hati menghinanya." katanya.

"Kamu tidak mendengar ucapanku?" tanya Qiao Qinian.

"Kakak, kamu!" kata Fang Lan dengan sangat marah. Bisa-bisanya Qiao Qinian bersikap seperti itu? batinnya.

Tapi, saat ini Qiao Qinian benar-benar seperti seekor singa jantan yang diam. Meskipun belum meluapkan amarahnya, namun sorot matanya tampak dingin dan tajam. Fang Lan memang bisa mengganggu atau mengacaukan siapapun. Tapi, dia juga tidak berani untuk mengganggu Qiao Qinian. Karena dirinya masih belum tahu, bagaimana harus menghadapi situasi rumit seperti ini dengan Qiao Qinian.

"Kakak ipar, aku akan pergi. Tapi aku berharap kakak mengurusi dan mengajarkan perempuan murahan ini. Kalau tidak, cepat atau lambat dia akan menghina kakakku." kata Fang Lan memperingatkan.

Selesai bicara, Fang Lan langsung meninggalkan mereka dengan kesal. Suara langkah sepatu hak tingginya dengan cepat menghilang. 

Setelah Fang Lan pergi, Ye Jiaqi mencoba menarik pergelangan tangannya. Kali ini, Qiao Qinian justru melepaskan tangan Ye Jiaqi dan berkata, "Tutup pintunya!"

"Ehm?" gumam Ye Jiaqi sambil menatap Qiao Qinian dengan bingung. Tapi, perempuan itu masih menurut dan menutup pintunya. 

Setelah pintu itu ditutup, ruang tunggu yang besar seketika berubah menjadi hening. Di sini, kualitas kedap suaranya terbilang bagus. Mereka tidak akan bisa mendengar suara dari luar. 

Qiao Qinian kemudian berjalan menuju sofa dan duduk. Dia menyilangkan kaki panjangnya, raut wajahnya terlihat tajam dan dingin. Kedua matanya lalu memandangi Ye Jiaqi dengan tatapan tajam seperti tatapan elang. Ye Jiaqi yang berdiri di depannya pun merasa tidak nyaman.

"Serpihan pecahan itu sangat berbahaya. Kamu tidak tahu?" tanya Qiao Qinian. 

Situasi seperti ini mengingatkan Ye Jiaqi pada masa kecilnya. Saat masih kecil, dia adalah seorang anak perempuan kecil yang nakal dan suka membuat masalah. Setiap kali dia berbuat kesalahan, Qiao Qinian akan duduk di sofa dan menegurnya dengan serius. Dia takut ketika Qiao Qinian sudah marah. 

Setiap datang saat itu, Ye Jiaqi pasti merasa tidak tenang. Awal-awal, dia takut kalau akan dimarahi oleh Qiao Qinian. Selanjutnya, dia takut kalau Qiao Qinian akan memukulnya. Tapi, Qiao Qinian sama sekali tidak pernah main tangan dengan Ye Jiaqi. Dia hanya menatap perempuan itu dengan serius sambil memberinya sebuah argumen. Tapi bagi Ye Jiaqi, semua itu hanya masuk lewat kuping kanan dan keluar lewat kuping kiri.

"Aku tidak menyakitinya," kata Ye Jiaqi membela diri.

"Aku tanya, kamu tahu tidak kalau itu berbahaya? Kalau sampai menyakiti tangan, kamu akan menangis lagi!" kata Qiao Qinian.

Mendengar ucapan Qiao Qinian, wajah Ye Jiaqi terlihat antara memerah dan tidak. Dia tiba-tiba teringat akan hal memalukan yang sangat lama...

Ketika berumur sepuluh tahun, Ye Jiaqi belajar memanjat pohon dengan seorang anak laki-laki. Karena kemampuan yang dia miliki tidak cukup baik, baru saja dia memanjat tidak terlalu tinggi, tiba-tiba sudah terdengar suara 'gubrak' di tanah. 

Ye Jiaqi terjatuh. Kedua kakinya mengenai lumpur dan merobek kulit kakinya. Sedikit demi sedikit, darah kemudian bercucuran dari kakinya. Ye Jiaqi yang kesakitan lalu menangis dengan keras. 

Anak laki-laki yang bersama Ye Jiaqi saat itu biasanya takut dengan Qiao Qinian. Melihat Ye Jiaqi yang terjatuh, dia takut kalau Qiao Qinian akan memarahi mereka. Lalu dia pun lari dan pergi.

Ye Jiaqi yang menangis seorang diri terlihat meringkuk di atas tanah. "Tidak ada lagi yang mau dengan Qi Qi…" katanya. "Tidak ada yang menginginkan Qi Qi, ayah ada, ibu tidak menyukainya…" lanjutnya. "Huhuhu, tidak ada yang mau… Kasihan sekali…"

Tidak lama setelah menangis, sepasang tangan yang panjang dan indah kemudian menggendong Ye Jiaqi dari atas tanah. "Tangisanmu sungguh berisik," kata Qiao Qinian dengan wajahnya yang seperti sedang mengejek Ye Jiaqi.

Qiao Qinian kemudian menggebrak meja dan berkata, "Aku sedang berbicara denganmu, kamu dengar tidak?"

Ye Jiaqi akhirnya tersadar dari lamunannya. Lalu dia menunduk dan menjawab dengan suara pelan, "Tahu."

"Mengapa bertengkar dengan Fang Lan?" tanya Qiao Qinian.

"Aku ingin masuk ke industri entertainment, tapi dia terus menghalanginya," kata Ye Jiaqi yang berbohong kepada Qiao Qinian. Mengapa bertengkar dengan Fang Lan? Memangnya dia masih tidak tahu apa? batinnya. Jelas sekali kalau Qiao Qinian sedang melindungi Fang Lan.

"Ingin masuk industri entertainment? Mau jadi artis?"

"Nggak, dari mana aku bisa jadi artis."

Qiao Qinian lalu melihat Ye Jiaqi dari atas hingga ke bawah, "Kamu harus tahu batas, menjadi seorang artis pasti akan mendapatkan hal yang tidak disuka dari banyak orang." katanya.

Ye Jiaqi kesal, Apa di mata Qiao Qinian, aku sebegitu tidak berartinya? Apa aku sangat jelek? batinnya...