'jangan pernah merasa kesepian atau bahkan sendiri,karena sejatinya kita tidak benar-benar sendiri.masih ada tuhan yang menemani kita.'
-adifa
suara alarm sudah berbunyi, tapi adifa mengabaikannya.adifa lebih memilih melanjutkan tidurnya toh ini juga hari sabtu jadi libur.tapi sepertinya dewi fortuna tidak berpihak ke padanya,baru saja mau melanjutkan bobo cantiknya.tapi tiba-tiba terdengar suara pintu sedang di buka dari luar.
seorang wanita paruh baya yang tidak lain adalah ibu ana selaku bundanya.ana sedang menatap putri satu-satu nya itu dengan sangat jelas.melihat kelakuan anaknya yang masih seperti anak-anak itu membuat ana hanya geleng-geleng kepala.
"adifa"
"adifa"
"adifaaaa!"dengan kesal ana menarik selimut puterinya yang seketika membuat adifa bangun dan lansung duduk tegak di atas tempat tidurnya.
"adifa!"
"hm"
"cepat siap-siap bentara lagi kakak dengan keluarga kecilnya tiba di rumah ini"kata bunda dengan kesal.
"Iya bun, iya..."ucap adifa dengan suara has orang bangun.
"seorang anak gadis perawan itu harusnya terbiasa bangun subuh. setelah sholat bukan pintu supaya cepat jodohnya datang enggak nyasar..."omel ana dengan kesal,benar-benar anaknya ini masih sangat labil.
dan alhasil? adifa kembali berbaring di atas tempat tidurnya.bahkan sekarang menutup dirinya dengan selimut,bosen mendengar omelan bundanya yang selalu membawa topik yang sama.boro-boro mau nikah,punya pacar aja belum dan yang terpenting di dalam kamusnya tidak tercatat tentang kata pernikahan.walau dia tau bahwa setiap orang juga punya jodohnya,tapi itu bukan tujuannya melainkan tujuannya saat ini adalah ingin menonton konser BTS di korea selatan.
"adifa!!!!!"
"bun, satu jam lagi..."
mendengar ucapan putrinya membuat ana membulatkan matanya tak percaya"apa! satu jam,itu kebangetan adifa!, heran deh kamu itu mirip siapa sih?"
"bunda..."suara adifa di dalam selimut.
ini tidak bisa di biarkan! ucap ana dalam hati kemudian kembali menarik selimut yang menutupi adifa dengan paksa.setelah berhasil menyingkirkan selimut tersebut,kemudian ana membawa putrinya menuju wastafel di kamar adifa.
"cepat cuci wajahmu! kamu ini anak gadis adifa, sudah gede! jangan menjadi pemalas.gimana jodoh mau datang kalau kamunya lelet gini"omel bunda yang pastinya membuat gerah.udah gerah bodi sekarang di tambah gerah hati lagi.
mendengar omelan bundanya membuat adifa kesal."bun jodoh itu sudah ada yang ngatur,lagian aku juga enggak pernah berencana menikah mudah, emangnya bunda mau hancurin masa depan putri mu ini...?"
"iya, bunda tau itu...tapi kamu usahadon cari jodohnya? malu,semua anak gadis tetangga sudah ada yang lamar semua.masa anak bunda enggak ada sih, dimana mereka ngegosip bahwa anak mereka sudah pada ada yang lamar, tapi sayang katanya mereka tolak karna mereka belum mau menikah mudahkan anak-anak mereka...malu don,bahkan ada yang nanya dengan kabar kamu" jelas panjang lebar ana bundanya adifa."sudah bunda tunggu di luar,jangan telat ya sayang"
setelah mengatakan itu,kemudian bunda keluar kamar adifa. mendengar ucapan bunda nya membuat adifa sedih,apa istimewanya sih kalau perempuan di lamar.bukannya itu harusnya adalah hal yang paling di takuti orangtua,karena melepaskan anak mereka tampah tau bagaimana kehidupan rumah tangganya.ya kalau bahagia alhamdulillah,tapi bagaimana kalau berantakan?.
dan itulah salah-satu dari ketakutan adifa,hingga merasa takut akan apa itu pernikahan.
"apa istimewanya sih,pernikahan"gerutu adifa mendengus.
"adifaaa!!! cepat"suara teriakan ana terdengar di balik pintu.adifa mendengus kesal hingga akhirnya ia segera melaksanakan ritual paginya.
setelah mandi,adifa kemudian mulai memilih baju kemudian pilihan jatuh pada dress pink kalem nan polos yang ada di lemari pakaiannya.setelah selesai dan rambutnya juga sudah kering dengan mengunakan hairdryer,iya mulai duduk di kursi meja rias dan mulai make up ringan wajahnya yang memang sudah cantik.
setelah merasa semuanya sudah selesai,kemudian adifa membereskan alat-alat make upnya.kemudian keluar kamarnya menuju lantai dua tepatnya di ruang makan di mana semuanya sudah berkumpul di sana.
" umi lihat! kak adifa udah datang!"
mendengar ucapan rafa keponakan adifa anak dari elang kakak adifa.istri elang yang sedari tadi menyuap putra semata wayang itu kemudia menegur putranya.
"nak.sudah umi udah bilang,dia itu tante kamu. panggilnya tante adifa, jangan kakak..."
rafa yang mendengar itu hanya menggelengkan kepalanya kemudian menatap raisa uminya"tapi mi,kak adifa itu masi mudah,dan lagi kak adifa pernah bilang kalau dia belum menikah dan belum punya anak.itu artinya masih boleh di panggil kak,karena masih tanggung jawab nenek... iya kak...?"
sedangkan adifa yang mendengar itu lansung
menghampiri rafa kemudian mengelus rambutnya dengan sayang"pinter banget sih,keponakan siapa sih...?"
"ya,keponakannya kakak cantik dong"ucap rafa dengan bangga, kemudian menambahkan nya"tapi masih ganteng rafa"
"hehehe"ya itulah suasana serapan pagi bersama keluarga adifa.
"keponakanku yang tampak ini"dengan gemas adifa mengeluarkan uang 5ribu dari sakunya menyimpannya pada celengan rafa yang selalu di bawahnya setiap berkunjung ke makassar.
iya sejak dahulu,rafa memang sudah membawa celengan ke makassar setiap lali mereka berkunjung.rafa selalu membawa celengan yang bertuliskan '5000 sekali pujaan untuk kak adifa yang cantik tapi masih ganteng rafa'. sudah sekitar 3 tahun belum dan sekarang sudah bisa di pastikan bahwa celengan rafa pasti sudah penuh denga uang 5000 dari adifa.
"ya tentu saja dia anak pintar difa. siapa dulu don ayahnya"ucap elang dengan percaya diri.
"baiklah tuan kopassus saya mengerti"jawab adifa malas. kemudian beralih duduk di samping bunda dan kakak ipar nya.