webnovel

paper cut

"gue yang bakal nyembuhin luka sayatan ditangan lo Kay" Kayla hanya terdiam dalam dekapan Fadli

aulll1485_ · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
26 Chs

20

"Nih obat banyak banget punya siapa pak?" tanya Devin sembari membawa obatnya ke arah Fadli

"Owh itu punya bokap tadi, ketinggalan kayak.. heem punya bokap kog"

"Om Sean tadi kesini? Kapan? Kog gue gak ketemu dia?"

"Waktu lo pulang, bokap mampir bentar tadi"

Fadli pun meninggalkan Devin yang masih berada ditempat nya.

"Untung dia gak curiga" batin Fadli.

"Sejak kapan ya om Sean konsumsi obat banyak banget? Apa dia sakit parah?"

1 detik, 2 detik, 5 detik, tak ada jawaban yang merespon Devin, akhirnya ia mengalihkan pandangan nya dari obat untuk mencari Fadli, dan ternyata Fadli sudah tidak ada ditempat nya.

"Sialan lo Fad, main tinggalin gue aja" kesal Devin. Devin pun langsung meletakkan obat-obatan itu di kotak P3K dan langsung menyusul Fadli ke kamar untuk langsung mengistirahatkan tubuhnya.

~~~~~~~~~~~~~~~

Keseokan harinya, dirumah Alesa tepatnya diruang makan kini terdapat 3 wanita cantik yang tengah menyantap sarapannya.

"Mah, tadi malem Ales pulang nya telat banget lho" Kayla pun membuka percakapan nya dengan mengerjai Alesa

"Iya kah? Kog mamah nggak tau ya.. kamu kemana aja kog pulang malem banget nak?"

"Gak kog mah, Kayla cuma mau ngerjain aku makanya dia bilang gitu ke mamah"

"Mana ada, gue liat lo pulang sekitar jam 10an malem dianterin cowok lagi, wah parah sih mah kalo dia udah kayak gini" ucap Kayla tanpa dosa sembari menyantap makanan nya

"Lo bener-bener ya, jail banget jadi orang" satu lemparan sendok tak berhasil mengenai Kayla.

"Wlee gak kena"

"Mah liat tu anak mamah" rengek Alesa

"Udah ah jangan ribut kalo lagi makan gak baik.. cepet makanya nanti kalian telat lagi berangkat ke kantor".

Alesa pun mengalah dan memandangi Kayla dengan mata emangnya seolah berkata 'awas lo, bakal habis lo sama gue entar'. Kayla yang mengerti akan tatapan Alesa yang diberikan padanya, hanya memasang wajah tak acuh dan lebih memilih untuk melanjutkan kegiatan untuk mengisi perutnya.

Di lain tempat, ada 1 orang cowok yang sedang kesusahan untuk membangunkan 1 cowok lainnya.

"Dev, lo mau bangun apa gue tinggal, gue itung nih...1... 2...3..oke lo berangkat sendiri"

Semalam Devin ketika masuk kamar tidak langsung tidur, malah bermain PS sampai pagi dan alhasil ia blom bangun juga padahal sudah masuk jam kerja. Fadli pun memutuskan untuk membiarkan Devin tidur dan berangkat duluan.

~~~~~~~~~~~~~~~

Dikantor sudah mulai terlihat orang-orang yang berlalu lalang dengan kesibukannya masing-masing. Dan disinilah Devin berada dengan kepala yang terus menundukkan kepalanya di hadapan Sean.

"Kamu semalem ngapain aja Dev, sampe telat gini berangkatnya"

"Eummm nganu om.. eh pak, semalem saya main PS.. hehehehehe" jawab Devin tak lupa dengan cengiran nya

"Untung kamu baru kali pertama ini telat berangkat nya, masih bisa saya maafkan, tapi tidak tau kalo sampe Kayla yang memergoki kamu berangkat telat seperti ini"

"Kog gitu sih pak, saya kan cuma telat beberapa menit"

"Kamu udah telat 120 menit Dev, itu bukan beberapa menit namanya"

"Iya pak maaf" cicit Devin

"Ya sudah kamu kembali keruangan mu saja, dan selesaikan semua tugas yang sudah saya taruh di meja mu, setelah itu kamu langsung bawa berkasnya keruangan Kayla" perintah Sean dengan pengucapan nya yang santai namun berwibawa.

"Baik pak, saya permisi"

Devin pun meninggalkan ruangan Sean dan kembali keruangan nya dengan langkah gontai.

"Awas lo Fad, kalo sampe ketemu gue habis lo sama gue" monolog nya dengan mata yang berapi-api.

Butuh waktu hampir 1,5 jam untuk Devin menyelesaikan semua berkas yang harus ia kerjakan, dan tinggal dibawa keruangan CEO untuk minta ditandatangani. Entah kenapa perasaan Devin seperti ada yang mengganjal saat ingin beranjak keruangan Kayla.

"Perasaan gue ngapa gak enak gini sih? nanti kalo ampe tu si kulkas tau gue tadi telat 2 jam gimana ya? gue bakal dipecat nggak ya... ahh bodo amat dah, kalo bakal dipecat gue ikhlas lahir batin.. hufttt gue harus siap menghadapi nya... tapi gue takut.. duh gimana ini.. nggak nggak.. nggak boleh gini, lo Devin dan lo pasti bisa" setelah menyakinkan dirinya sendiri, Devin langsung melangkahkan kaki nya keruang CEO. Sesampainya didepan pintu ia masih ragu untuk mengetuk nya, ia memastikan bahwa tidak ada orang didalam, ia berharap semoga Kayla sedang pergi dan ia akan selamat untuk hari ini saja. Dengan keberanian yang telah ia kumpulan kan ia langsung membuka pintu nya setelah mengetuk nya tadi. Benar saja, ternyata tidak ada orang didalam, Devin merasa sangat lega, dan langsung saja berlari ke arah meja Kayla lalu meletakkan dengan cepat. Namun saat ia ingin kembali dan sudah diambang pintu ia dicegat oleh 3 manusia dihadapannya. Dengan hanya melihat raut wajah mereka, Devin sudah tau apa yang akan menimpa dirinya.

"Selesai gue disini" batinnya

~~~~~~~~~~~~~~~

Rendi kini berada didepan rumah Alesa, ia sudah mengetuk pintunya berkali-kali namun tetap saja tidak ada yang menyahut bahkan sudah beberapa kali menekan tombol nya, namun tetap tidak ada yang merespon. Akhirnya Rendi menyerah karena ia sudah menunggu nya hampir 1 jam, ia pikir mungkin semua orang rumah sedang keluar.

Rendi pun berbalik dari pintu dan berjalan menuju kearah mobilnya.

Niatnya tadi ingin bertemu dengan mamah Alesa, dan ingin menanyakan hal yang sangat penting padanya, namun mungkin waktunya tidak tepat. Rendi memutuskan untuk keluar dari halaman rumah Alesa dan berjalan ke arah mana saja, karena saat ini ia hanya ingin menenangkan pikirannya dan menemukan jalan keluar agar adiknya bisa kembali menerimanya.

Jalan raya tidak terlalu padat hari ini, diperjalanan pikiran Rendi terus dipenuhi dengan Kayla, bagaimana tidak.. Kayla satu-satunya harta yang sangat berharga baginya. Rendi harus mendapatkan kembali kepercayaan Kayla terhadap dirinya, dan kembali tinggal bersama seperti dulu lagi. Pikiran Rendi pun buyar, karena hp nya berdering dengan nada khusus yang ia pasang. Ia menepikan mobilnya lalu mengangkat panggilan tersebut.

"Halo"

"Gimana hasilnya?"

"Kirimin alamat nya sekarang gue langsung berangkat"

"Makasih"

Rendi langsung melemparkan hp nya ke kursi sebelah kemudi ia tak peduli hp nya akan rusak atau tidak. Pikirannya sudah kalang kabut dan dipenuhi dengan emosi.

"Tunggu pembalasan gue" monolog nya disertai dengan smirk yang tercetak di wajah nya.

°to be continue

Halloo readers ✨✨

Akhirnya author update lagi..

Maaf ya jadwal update nya blom bisa teratur, lagi banyak banget tugas yang dikasih dari dosen nya..

Maaf kalo jalan cerita nya agak nggak nyambung atau nggak sesuai ekspektasi

Tapi makasih banget buat yang selalu suport cerita aku ini, makasih banget buat yang udah mau comment n vote 😊😊

Jangan bosen ya nunggu next chapter nya..

Stay healthy all✨✨