webnovel

PANGERAN YANG DIKUTUK

Setelah kematian Raja Iblis 500 tahun yang lalu , 10 petinggi bawahan Raja Iblis masih terus menginvasi manusia di Benua Grace. Dillon adalah anak dari Raja Benua Grace berasal dari Klan Phoenix , klan terkuat dari 7 klan master ,namun setelah kebangkitan kekuatan nya, dia di buang oleh Raja dan klan, dibenci oleh manusia yang lain. karena kekuatannya, dia disebut Iblis dan Pangeran yang dikutuk. Dillon bercita - cita menjadi manusia terkuat melebihi Ayahnya dan menjadi Raja Benua Grace agar di akui oleh Ayah dan Ibunya.

Reski_Ramadhan_2454 · Fantasi
Peringkat tidak cukup
8 Chs

CAHAYA YANG REDUP

Di luar Istana Joseph Phoenix sedang terkapar di tanah dengan tubuh yang penuh luka dan darah, sebuah tempat yang menjadi medan tempur di antara Joseph dan Leon berantakan dan hancur , di hadapan Joseph berdiri seseorang yang membuatnya tak berdaya.

" Kau membuang banyak waktuku " Kata Leon sambil menyipitkan matanya dengan pakaian yang robek dan rusak , namun tak ada luka berarti di tubuhnya.

" Kau me..-mang mo..-nster ! " Jawab Joseph dengan nafas yang sesak ,lalu pandangannya mulai kabur di sebabkan kehilangan terlalu banyak darah, lalu batin Joseph ," Paling tidak aku berhasil mengulur waktu" lalu matanya terpejam dan pingsan.

Leon lalu berbalik sembari memasang raut muka kesal meskipun telah mengalahkan Joseph ,

" Aku tak bisa menggunakan Teleportasi sekarang, karena terlalu banyak menggunakannya di pertarungan barusan, aku bisa menggunakan nya lagi setelah menunggu sepuluh menit , dasar manusia kacamata sialan " Gumam Leon sembari mengertakkan giginya dengan raut muka kesal.

sedangkan di dalam Singgasana, Mikael dan seorang wanita dari bangsawan masih bertarung di udara menggunakan kekuatan lahir mereka, cahaya dan kegelapan saling berbenturan saat mereka bertarung , banyak pasukan kerajaan dan keluarga bangsawan Valonia terkapar , di ruangan yang besar itu tersebar puing - puing menimbulkan debu menghias udara di singgasana .

Raja yang dari tadi duduk dan menunggu Mikael, mulai kesal dengan keadaan, lalu beranjak bangkit dan berdiri , aura merah memenuhi seluruh tubuhnya lalu berkata ,

" Apa rencana kalian bangsawan Valonia ? melakukan serangan saat ini ? , aku tidak yakin itu hanya untuk membantu Dillon " teriak Raja bertanya lalu dari tangan kanannya muncul sebuah pedang panjang di lapisi api yang sangat panas

" Kau akan tau sebentar lagi ! , yang pasti hari ini adalah awal untuk membuka tirai yang akan mengubah masa depan dunia !! " Jawab Wanita itu sembari memejamkan matanya lalu tertawa tipis, sambil menutupi bibirnya dengan tangan kanannya , namun tiba - tiba Raja mengayunkan pedangnya dari kejauhan dan lintasan sebuah tebasan api yang sangat besar mengarah ke wanita itu ,

Wanita itu mencoba menahannya dengan perisai yang dibentuk dari aura kegelapan , namun perisai itu hancur seakan meleleh , dan tebasan api itu mengenai tubuhnya, lalu api seakan meledak dan menyebar di seluruh ruangan , udara di sekitar seketika menjadi sangat panas .

" Inilah kekuatan orang terkuat di Benua Grace, sungguh menakutkan hanya menerima satu tebasan pedangnya , " Kata wanita itu dengan raut muka kesakitan yang terkapar di lantai dengan tubuh yang terkoyak bersibak darah dan dipenuhi luka bakar , lalu aura kegelapan menyelimuti seluruh tubuhnya ,

" Mikael, kau susul dan bunuh Dillon ! " teriak Raja , sembari menebaskan pedangnya yang di balut api sekali lagi ke wanita itu yang sedang diselimuti aura kegelapan , tebasan itu menimbulkan ledakan yang membuat singgasana semakin berantakan lalu asap menyebar di singgasana.

" Baik Yang Mulia ! , Jawab Mikael sembari membungkuk, lalu seluruh tubuhnya berubah menjadi cahaya dan kilatan cahaya itu dengan cepat keluar singgasana..

Lalu asap perlahan menghilang dan lubang terbentuk di lantai tempat wanita itu terkapar ,sepertinya wanita itu meleleh tanpa sisa jejak tubuhnya .

Di lain sisi, Dillon sedang berjalan menuruni tangga menuju ruang bawah tanah ke tempat Pedang Pahlawan disimpan , Stella sudah terlebih dahulu ke ruangan bawa tanah .

Dillon masih berjalan menuruni tangga namun tiba - tiba dia menjadi pusing , kepalanya kesakitan dan pandangannya menjadi kabur nafasnya pun sesak namun dia terus berjalan pelan sembari telapak tangan kanannya memegang dinding agar tidak terjatuh , Dillon berjalan sempoyongan dan beberapa kali hampir terjatuh.

' Ini adalah efek samping memaksakan otak bekerja dari sepuluh persen menjadi 30 persen , aku harus mulai terbiasa untuk ke depannya " batin Dillon sembari berjalan sempoyongan dengan nafas tersengal.

Akhirnya dia melihat sekilas cahaya dengan padangan yang buram di hadapannya , itu adalah ruangan bawah tanah .

Dillon memasuki tempat cahaya itu bersinar , lalu seketika pandangan semakin kabur , Dillon menutupi matanya dengan menyilang kan tangan kanannya untuk melindungi matanya dari sinar cahaya yang menyilaukan , lalu setelah membiasakan matanya dia membuka matanya dan mengedipkan matanya , terlihat seseorang sedang berdiri mengangkat sebilah pedang ke atas dengan tangan kanannya .

" Itu sepertinya Stella , aku akan mengungkapkan kalo aku mencintainya, dia adalah cahaya yang menyelamatkanku dari kegelapan " batin Dillon sembari mengedipkan matanya beberapa kali untuk melihatnya lebih jelas .

Secara perlahan pandangannya mulai membaik namun belum terlalu jelas , dia melihat sekali lagi ke arah Stella dari ujung kaki sampai ke tubuh bagian atas , sekilas dia melihat sesuatu di kepala Stella ,

Apa itu , mataku makin memburuk kayanya, batin dillon, lalu dillon berhenti dari langkahnya , Dillon berjarak sekitar lima meter dari Stella.

" Akhirnya kamu sampai juga Dillon " Kata Stella .

" Stella , a- ,a-k,-Aku mencintaimu , maukah kamu hidup bersamaku untuk selamanya ? " ungkap Dillon tergagap gugup dengan raut muka memerah malu.

pandangan Dillon masih kabur , Dillon lalu menggosok kedua matanya menggunakan telapak tangan kanannya lalu menatap Stella lagi pandangannya pun mulai membaik , secara perlahan mata Dillon terbuka lebar karena terkejut ,

Di depannya terlihat sesosok wanita yang tidak asing baginya , namun terlihat berbeda. di kepalanya terdapat dua tanduk dan tubuhnya memancarkan aura merah dibalut hitam pekat , matanya yang merah terlihat menyala .

"Manusia sepertimu , ingin hidup bersamaku Putri dari Raja iblis ? , sungguh membuatku ingin tertawa , tapi bercanda pun ada batasannya manusia !!! " Jawab Stella sembari memalingkan wajahnya .

Deg !!!

' Apa yang di katakan nya ? , apa yang terjadi ? , Stella putri raja iblis ? , tapi raja iblis sudah mati lima ratus tahun yang lalu ? , lalu kenapa dia menyelamatkanku saat itu ? ' batin Dillon sembari menggertakan giginya dan mengepalkan tangannya , lalu menyipitkan matanya menatap Stella, merasa tak percaya dengan apa yang terjadi tepat di depan matanya, Dillon mengingat saat-saat bersamanya yang indah bersama Stella meskipun itu waktu yang sangat singkat.

' Kenapa kau berbohong ? ' , batin Dillon

" Ara.. sepertinya kau hanya bisa terdiam dan tak bisa membaca situasinya dengan baik ! , baiklah aku akan menjelaskannya sebagai permintaan maaf sebelum aku pergi,

jadi aku harus mulai dari mana ya ? , Kata Stella sembari melangkah ke belakang Dillon .

Dillon hanya bisa terdiam mendengarkan dengan raut muka Yang sangat kesal dengan air mata yang mengalir di kedua pipinya.

' kenapa kau terus berbohong ', batin Dillon

Stella mendekatkan bibirnya ke telinga Dillon lalu menjelaskan,

" Tabrakan tak sengaja di depan gerbang masuk akademi ! , mendekatimu di kelas ! , menyelamatkanmu dari kepala Akademi Apollo Phonix , semua itu adalah bagian dari rencana yang aku buat untuk mendekatimu agar aku bisa mendapatkan pedang Ayahku sang Raja Iblis yang disembunyikan disini , sebenarnya aku berencana melakukannya setelah turnamen berakhir tapi ini lebih cepat dari rencana, jadi apa kamu sudah memahami situasinya wahai manusia ? .

.

.

.

Bersambung .....