Gabby memeluk tas ranselnya dan mengawasi punggung laki-laki yang ditutupi oleh jaket jeans. Saat ia sudah mengikuti laki-laki itu lebih dari 10 menit, ia menjadi yakin kalau tujuan Michael sekarang bukanlah ke Bogor.
Dia mau kemana?
"Pak, aduh, aduh," Gabby duduk dengan tegak, "Tolong jangan terlalu ngebut. Gimana kalau misalnya dia tahu kalau kita ngikutin dia?"
Mendengar itu membuat sopir taksi menginjak pedal gas dengan halus. Dia mengerutkan keningnya sebentar lalu menjawab, "....Baik."
Sekitar setengah jam kemudian, Michael belok ke area yang khas dengan bar, lounge, dan kafe kelas atas. Seumur hidupnya, Gabby belum pernah menginjakkan kakinya di area situ. Dia hanya sering mendengar cerita dari teman-temannya kalau area itu merupakan kawasan elit.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com